[1] Awal (Tidak) Seluruhnya

6 0 0
                                    

2011

Teeeettt teeeetttt teeettt - -

Alarm itu membangunkan ku. Aku pun bersiap untuk menjalani aktivitas hari ini, mandi, sholat, sarapan, dan tenis.

Sabtu pagi ini cukup berkabut, membuat malas untuk beraktivitas.

"Teteh berangkat." pamitku

Namaku Tasa, aku duduk dibangku kelas 7 Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung. Hobiku tentu saja, bermain tenis!

"Pak belum ada yang dateng?" tanyaku pada salah satu guru tenisku.

"Kamu kepagian Sa, masih jam 6 ini." protes Pak Mus, guru tenisku.

"Kepagian kok malah dimarahin sih pak hehe." candaku.

"Yaudah pemanasan habis itu main sama bapak."

"Siap pak."

Pemanasan pun dimulai, aku memulai dengan menarik tanganku ke atas, memutar kepala, dan memanaskan kaki. Kemudian dilanjut dengan berlari-lari kecil memutari lapangan.

"Udah beres? Yuk bapak servis duluan." kata Pak Mus

"Kalau kamu kalah, lari ya ngelilingin lapangan semuanya!" tantang Pak Mus

"Bapak sadis, siap!" jawabku kecut.

Permainan pun dimulai, permainan awal dimenangkan oleh Pak Mus, aku memberi alasan karena sudah lama tidak main dengannya. Lalu permainan dilanjutkan, akhirnya Pak Mus yang memenangkan permainan ini.

"Sok lari yah, inget semuanya loh!" Kata Pak Mus meledek.

"Huh." jawabku kesal.

Aku pun mulai berlari. Pada saat hendak turun menuju lapangan bawah, tidak sengaja aku berpas-pas-an dengan seorang lelaki yang tidak asing. Pria itu adalah Kak Dede, ballboy di lapang tenis ini.( Ballboy yang dimaksud adalah orang yang suka ngambilin bola pas lagi main tenis. )

" Kemana aja ka? Baru keliatan." tanyaku

"Eh Tasa, lagi ada urusan jadi jarang kesini." jawab Kak Dede.

"Kenapa lari-larian? Lagi di hukum?" tanyanya lagi.

"Iya nih biasa hehe duluan ya." jawabku sambil melanjutkan lari.

Saat melihatnya, imajinasiku akhirnya buyar ketika Kak Dede pergi melewati ku. Seperti biasa tidak ada percakapan yang bisa kita mulai duluan.

'Akhirnya .' batinku.

*Flashback*

2008
Lapang Tenis

"Tasaa! Lari 5 keliling ayo!" teriak Pak Lili.

" Yaaaaah." keluhku.

Aku pun mulai berlari menyusuri semua lapangan. Pada saat putaran terakhir, aku melihat ada seorang laki - laki asing sedang berbicara dengan guruku, aku pun mengacuhkannya dan mulai berlari.

"Udah selesai? Capek gak? Makanya kalau latihan itu yang sungguh - sungguh." kata Pak Lili menasehati.

"Iya pak gak akan main - main lagi." jawabku kesal.

"Pak tadi siapa?" tanyaku kemudian.

"Oh, itu ballboy baru disini namanya Dede, dia lebih tua dari kamu ya jadi panggilnya kakak." jawab Pak Lili.

"Iya." jawabku tidak bersemangat.

"Ayo main sekali lagi habis ini boleh pulang." kata Pak Lili.

Mendengar kata 'pulang' aku langsung bersemangat kembali.

"De sini pang jagain." teriak Pak Lili.
Kak Dede pun berlari menuju ke arah kami dengan membawa alat tempurnya 'pengki dan keranjang'.

Kami pun menyelesaikan permainan dengan kemenangan telak Pak Lili.

"Bapak lagi baik jadi gausah lari yah." kata bapak menyombongkan diri.

"Huh sombong pak." kataku kesal.

Aku pun bersiap-siap untuk pulang. Saat menuju keluar lapangan aku berpas-pas-an dengab Kak Dede, akhirnya aku memberikan uang 10 ribu sebagai tanda terimakasih.

" ini dari mama." kataku beralasan.

"Oh, makasih yah." jawabnya sambil tersenyum

Dan itu merupakan kali pertama kita berinteraksi. Dan kali pertama, aku terkagum pada senyuman seseorang.

Tidak berselang lama setelah kedatangannya, aku jarang bertemu dengannya lagi. Hanya sesekali bertemu dan hanya bisa melihatnya dari jauh saja tanpa mengobrol.

*Flashback End*

'Dari mana lagi dia? Kenapa baru muncul? Ah bodo amat emang dia mikirin aku?' batin ku sambil melanjutkan berlari.

Siswa lain pun berdatangan dan akhirnya kami memulai latihan dengan serius.


****
Hai terimakasih sudah membaca.
Silahkan beri komentar, saran, dan kritikan supaya hilife bisa terus membenahi cerita - cerita selanjutnya!!
Graciaas

Love,
Hilife

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Can Wait ! Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang