The Music of the Heart

14.7K 1.7K 127
                                    

"Konyol!", geram Anne saat mendapati Jamie yang mendadak menjadi salah satu penghuni perpustakaan hari ini. Sedari pagi yang di lakukan Jamie adalah mengikutinya kemanapun dia pergi. Anne yakin, Jamie tidak ada kelas hari ini. Tadi dia sempat mendengar bisik-bisik segerombolan gadis terkenal di kelasnya tentang betapa tidak ber gairahnya karena Jamie libur hari ini.

Bergairah?

Anne mencebik pelan.

Perpustakaan yang biasanya adalah tempat paling sunyi di area kampus mendadak menjadi bising karena kedatangan Jamie yang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya menjadi biang keladi dari memanasnya suasana di sekitarnya.

Anne mendudukkan bokongnya pelan. Begitu juga dengan Jamie yang duduk di sampingnya. Anne selalu memilih tempat duduk di bawah tangga menuju lantai dua. Tak terlalu nyaman karena hanya ada sebuah meja kecil dengan dua kursi. Tapi bagi Anne ini adalah tempat keramatnya.

Jamie segera saja menekuri ponselnya. Begitu juga dengan Anne yang langsung terhanyut dengan buku di hadapannya. Beberapa mahasiswi yang kebetulan melintas di dekat mereka sejak tadi berbisik-bisik. Namun sebuah pengabaian di lakukan Jamie pada mereka.

Dalam gerakan yang tak kentara atau Anne yang terlalu tenggelam dalam bacaannya, Jamie mengambil beberapa foto dari sisinya. Foto yang memperlihatkan dirinya dan Anne duduk bersisian.

Jamie mengirimkan foto itu pada William, yang langsung di balas dengan William yang mengirimkan fotonya dengan Autumn. Mereka sedang sarapan dengan wajah Autumn yang cemberut.

Jamie menoleh ke samping. Meletakkan ponselnya ke atas meja. Apa kata dunia seandainya dunia tahu bahwa Jamie dan Liam yang terkenal dingin dan di gilai para gadis, melakukan hal konyol seperti bertukar foto konyol seperti tadi?

Anne masih terdiam.

Jamie menghela napasnya pelan. Semalam dia menerima informasi dari teman kelas Anne yang di sewanya dengan banyak dollar. Teman Anne itu memberikan informasi bahwa Anne adalah sosok pendiam sejak dia masuk kampus hingga saat ini. Anne adalah gadis yang berbicara bila perlu. Lebih suka menyendiri dan jarang sekali bersosialisasi dengan teman-temannya kalau bukan untuk tugas kuliah. Dan Anne...akan kembali ke asrama kurang dari dua minggu lagi, itu informasi pentingnya. Hal itu membuat Jamie berpikir keras, bagaimana dia bisa bersama Anne setiap hari sedang asrama adalah tempat yang sulit dikunjungi?

Pandangan Jamie jatuh pada rambut Anne yang di ikat rapi. Ingin rasanya mengurai rambut itu sambil mencium bibirnya keras, dengan resiko Anne akan mengamuk...atau diam saja tanpa ekspresi? Well...itu sama buruknya bagi Jamie.

Sejak semalam di mansion, Jamie memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa tetap bersama Anne sementara gadis itu akan kembali ke asrama?

Jamie tersenyum miring. Terkadang...kalau sudah menemui jalan buntu...Kakeknya akan sangat membantu. Mau bagaimana lagi? Dia tidak ingin mengambil resiko dengan membuat kegaduhan di asrama kampus yang akan membuat Anne tak nyaman.

Sejak kapan kenyamanan Anne adalah prioritasnya?

Sejak Jamie tahu bahwa dia tak sekedar bermain-main dengan perasaannya. Sejak Jamie meyakinkan hatinya bahwa dia sungguh mencintai Annelise Elizabeth Wensley.

Jamie tersenyum sesaat setelah dia mengirimkan pesan pada kakeknya membuat sebuah janji temu. Pembicaraan pria dengan pria.

Jamie menoleh. Menatap Anne yang juga tengah menatapnya.

"Aku pergi dulu. Aku akan menjemputmu setelah kelasmu selesai", ujar Jamie. Tangannya terulur mengusap pipi Anne lembut.

Tidak ada jawaban apapun.

JAMES ARTHUR (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang