Chani tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Ia tak mengerti sejak kapan rasa itu menggerogoti hatinya. Padahal rasanya baru kemarin ia tertawa puas melihat hyungnya yang begitu memelas. Namun kali ini rasanya ada yang salah dengan kerja otaknya.
Ini hanyalah sebuah permainan yang mereka lakukan berdelapan, minus Zuho yang saat itu memiliki kesibukan di luar sana. Padahal ia sendiri yang menyebutnya tanpa keraguan sekalipun. Yang ada di pikiran Chani saat itu adalah balas dendam, melihat bagaimana wajah Rowoon yang nampak bersemangat saat ia dicium oleh Dawon membuatnya berpikir untuk membalas Rowoon nanti.
Tapi Chani hanya bisa menahan rasa sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya saat melihat Rowoon dan Hwiyoung melakukan Pepero Game. Ia benar-benar tak mengerti apa yang sedang ia rasakan saat ini, tak mungkin kan ia memiliki rasa pada hyung kelebihan kalsiumnya itu?
"Maknae, ayo keluar. Makan malam."
Youngbin berucap seraya menyentuh bahunya, menyadarkan Chani dati lamunannya. Chani, lelaki itu hanya memgangguk pelan dan mengekori Youngbin menuju meja makan.
> > >
Chani memperhatikan Hwiyoung sedari tadi, pantas saja Rowoon hyung betah dengan Hwiyoung, ia baik dan bahkan tak pernah marah sama sekali jika Chani tak memanggilnya 'Hyung'. Sedangkan ia amat sangat kurang ajar pada hyung-hyungnya. Benar-benar berbeda. Bagaikan langit dan bumi.
"Kau memperhatikanku dari tadi, ada apa?"
"Ani, aku hanya berpikir. Mengapa kau lebih tua dariku sedangkan kau lebih lemah dariku."
"Kau melawak ya, itu sama sekali tak ada hubungannya."
Ledakan tawa Hwiyoung membuat Chani tersenyum kecil. See, bahkan tawa Hwiyoung aaja begitu enak di dengar.
"Kau selalu saja seperti itu, cobalah bicara yang lebih sopan pada Hwiyoung."
Entah darimana Rowoon tiba-tiba muncul dan duduk di samping Chani, merangkul pundak maknaenya dan membuat Chani hanya bisa menggigit kecil bibir bawahnya. "Biar bagaimana pun, Hwiyoung itu lebih tua darimu."
"H...hwiyoung saja tak keberatan."
Oke, rasanya Chani ingin mengutuk dirinya sendiri yang tiba-tiba saja gugup. Padahal Rowoon sering sekali merangkulnya, tapi mengapa rasanya kali ini berbeda. Ah, sudahlah. Chani tak mau ambil pusing dan memilih untuk bangkit menuju kamarnya. Mungkin saja ia sangat lelah hingga membuatnya seperti itu. Ya, ini hanya efek dari kelelahan, Chani meyakinkan hatinya.
> > >
"Maknae, kau sudah tidur?"
Chani hampir saja masuk dalam dunia mimpi ketika panggilan itu membuatnya membuka mata, ia masih tak bergeming sampai beberapa detik kemudian ia memilih bangkit dari posisi tidurnya dan menatap Rowoon yang mendudukkan badannya di sampingnya.
"Dua hari ini, kau sepertinya mengabaikanku."
"Aku.... tidak."
"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan padamu?" Lagi-lagi Rowoon bertanya.
"Tidak hyung, kau tak melakukan kesalahan padaku."
"Apa gara-gaea game kemarin ya?" Pertanyaan itu sukses membuat Chani tersentak beberapa detik lalu ia berusaha mengontrol dirinya. Tapi Rowoon telah melihat perubahan itu. "Kau membenciku ya Chan?"
"Astaga hyung, aku sama sekali tidak membencimu." Seru Chani, bisa-bisanya hyungnya itu berpikir seperti itu.
"Jadi, jika kau tak membenciku, berarti kau menyukaiku?"
"Iya hyung, aku me... APA?"
Rowoon tertawa kecil melihat Chani yang seketika bungkam dengan wajah yang memerah. Ia mengusap surai hitam maknaenya. Sedangkan Chani hanya bisa merutuki mulutnya yang sedikit keceplosan itu.
"Aku juga menyukaimu, lebih tepatnya mencintaimu."
"EH?"
Chani refleks berseru, menatap Rowoon yang ternyata menatapinya sedari tadi. Membuat pipinya bersemu merah dan lagi-lagi ia hanya bisa menunduk seraya mengumpat dalam hati.
"Aku mencintaimu Kang Chan Hee. Sudah sejak lama, asal kau tahu. So, Would you be mine?"
"A...aku.. itu... hyung..."
"Yaya, tak perlu kau jawab. Aku sudah tau jawabannya." Rowoon berucap seraya membawa Chani ke dalam pelukannya, menciumi surai maknaenya yang entah kenapa sudah menjadi kebiasaannya bahkan di depan kamera sekalipun. "Feelingku mengatakan kau juga mencintaiku kan, aku tahu itu."
Chani berdecih pelan namun tetap membalas pelukan Rowoon. Chani menyukai pelukan Rowoon, sangat menyukainya. Pelukan Rowoon hangat dan ia akan selalu merasa aman jika berada dalam pelukan hyungnya itu.
"Aku tak suka melihat mu di cium oleh Dawon hyung." Ucap Rowoon ketika pelukan mereka terlepas.
"Kau pikir hyung saja, aku juga tak suka di cium oleh hyung-hyung lain."
"Termasuk aku?" Tanya Rowoon langsung. Chani membuat gestur berpikir, sedangkan Rowoon menunggu jawaban.
"Kau mungkin pengecualian." Seru Chani cepat, lalu menendang Rowoon hingga jatuh ke lantai dan segera menutupi seluruh badannya dengan selimut.
"Awww...." Rowoon mengaduh kesakitan membuat Chani membuka selimutnya dan menatap Rowoon yang masih terduduk di lantai.
"Sakit sekali ya hyung, mian."
"Kau harus bertanggung jawab Chani." Rowoon berucap sememelas mungkin membuat Chani hanya mengangguk pasrah. Rowoon bangkit dan kembali duduk di samping Chani. "Nah, di sini."
Rowoon menunjuk bibirnya membuat Chani mengernyit bingung, namun hanya beberapa detik ketika Chani kembali berseru. "Shireo!"
CUP
Chani tertegun, otaknya tak bisa bekerja dengan baik. Ia memegangi bibirnya yang baru saja di cium hyungnya itu. Rowoon kembali terkekeh dan menarik Chani ke dalam pelukannya.
"Aku tahu responmu akan seperti itu."
"Hyung mesum."
"Aku tak mesum, aku hanya mencintaimu." Rowoon membela dirinya sendiri. Ia mengecup kening Chani sebelum memberikan senyum manis pada kekasihnya itu.
"Aku mencintaimu Kang Chan Hee, sangat."
"Aku juga mencintaimu hyung."
.
.
.END ~
.
.
.
Ff Rochan pertama milikku...
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
FanfictionHanya tentang Chani yang tak mengerti apa yang ia rasakan pada hyung kelebihan kalsiumnya itu. Rochan Yaoi Rated : T OneShoot