oo6 ;

5.8K 683 15
                                    


"Yang mutusin si Hayi?"

Hanbin menoleh pada Bobby. Mereka baru saja tiba di lapangan futsal sekolah karena Hanbin sempat mengantar Bobby pulang untuk mengambil sepatu. Kedua tim dari masing-masing kelas kini sedang pemanasan di pinggir lapangan.

"Bukan. Gue," sahut Hanbin.

Bobby mengerutkan dahi. Bingung. "Tapi kok kayaknya malah lo yang gamon?"

Hanbin tidak menjawab. "Pemanasan tuh." Ia berlari ke gerombolan teman-temannya yang sedang pemanasan, meninggalkan Bobby di sisi lapangan yang lain.

&&

Hayi menatap layar ponselnya. Ada notifikasi chat LINE dari grup yang beranggotakan dirinya, Jennie, dan Lalisa. Grup chat itu sebenarnya semacam grup untuk rumpi soal apa pun. Biasalah, cewek. Hayi membuka grup tersebut.

Jennie: Gengs
Jennie: Bunda bikin kue nih
Jennie: Yang mau, fast ya ke rumah. Keburu gue abisin wkwkw

Lalisa: BundAAA BIKIN YANG BANYAK YAA
Lalisa: LALISA MAUUUU

Jennie: Hayi?
Jennie: My baby, manisku, cintaku, sayangku?

Hayi: Oittt
Hayi: Sorryyy
Hayi: Ada sparing futsal kelas gue sama kelas sebelah
Hayi: Sungkan kalo ga ikut liat
Hayi: Masa ga pada liat snapgram gue si

Lalisa: Barusan liat
Lalisa: Ipa2 sama Ipa3 ya?
Lalisa: Ada hanbin dong hehe

Hayi tidak membalas lagi. "Apaan," gumamnya.

Pertandingan dimulai. Selama pertandingan berlangsung, Hayi tidak tahu apakah dirinya fokus ke pertandingan atau justru fokus ke salah satu striker kelas 12 IPA 2—Hanbin.

Ada saat di mana lelaki itu mengarahkan pandangannya ke pinggir lapangan di mana ada anak-anak kelas 12 IPA 2 dan IPA 3 duduk bercampur jadi satu, kemudian keduanya saling bertatapan untuk sekian milisekon.

Rasa itu masih ada, Hanbin.

Ponselnya kembali bergetar, menandakan ada notifikasi masuk. Hayi mengeceknya. Ternyata chat dari Jennie di grup.

Jennie: Hayi, lo masih utang cerita ya sama kita berdua
Jennie: Tapi kita ngga maksa
Jennie: Kita tau lo masih butuh waktu

"Hus, kok gitu banget ngeliatin aku," Hanbin mengibaskan tangannya di hadapan Hayi yang bengong.

"A- hmm- nggak," yang diajak bicara buru-buru melihat ke arah lain.

Hanbin menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajah Hayi yang melihat ke tempat lain. "Kenapa, hm?" Ada seulas senyum jahil di wajahnya.

Hayi kembali memperhatikan lelaki itu. Ada peluh yang meluncur dari pelipis Hanbin, ke pipi. "Kalo habis futsal terus keringetan gini, jadi lebih ganteng aja," sahutnya, menahan senyum.

PRIIIIT-!

Peluit panjang tanda berakhirnya permainan pun terdengar. Hayi tersadar dari lamunannya, lalu menghela napas. Hari itu, kelas 12 IPA 2 menang 3-1.    

  ✦ ✦✦ 

pulang ✦ hanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang