CHAPTER 19 : Information is Power

250 25 14
                                    







Di pintu gerbang masuk, singgasana lantai 3. Aldridge yang sedang mengamat-amati sekelompok bandit dari balik pintu gerbang, tiba-tiba ditemukan satu orang bandit lain yang berada di belakangnya.

"Hei! Siapa kamu!"

"Ohh sial," Kata Aldridge dengan perasaan was-was. Namun dengan cepat ia mengumpulkan angin di pedangnya. Dan...

"Wind Caliber !!"

"Sihir!!?" Bandit itu terdorong jauh hingga membentur tembok di ujungnya. "UAGHHH !!"

BRRUUUAGGHH !!

"Huh!?" Segera suara keras dari benturan terdengar jelas oleh para bandit itu. "Penyunsup! Penyunsup! Cepat ambil senjata kalian!" Perintah ketuanya dengan lantang.

Di saat yang sama ia sendiri mengambil sebuah Warhammer sebagai senjatanya dan ujung palunya ia benamkam di atas api unggun. "Archer! Bersiap di posisi!"

Kelima bandit yang lain masing-masing mengambil senjatanya di rak. Ada 3 orang bandit menggunakan Bow sebagai senjatanya. 2 diantara pemanah itu adalah wanita dan di tengah-tengahnya adalah seorang bandit pria. Mereka semua mengenakan pakaian dari kulit dan bulu binatang dan busurnya juga terlihat seperti buatan sendiri. 2 orang bandit yang lain adalah seorang pria. Mereka menggunakan pedang dan perisai Buckler yang terbuat dari kayu. Berjaga di sisi kiri dan kanan ketiga pemanah. Sedang ketuanya berdiri di belakang si pemanah, mengkomando mereka secara langsung.

"Untuk ukuran sekelompok bandit, mereka lumayan terorganisir juga." Kata Aldridge yang masih menimbang-nimbang di balik pintu gerbang dengan perasaan jantung berdebar-debar. "Tapi mereka berlima, dan aku hanya sendiri. Kesalahan tidak dapat di toleransi untuk saat ini."

"Tembak!" Perintah ketuanya sambil mengacungkan tangan kanan ke depan.

Ketiga panah melesat cepat dan menembus gerbang istana yang terbuat dari kayu.

TUKKK! TUKKK! TUKKK!

"...!!?" Aldridge terperanjat panik, melihat panah-panah itu menembus gerbang dan nyaris mengenainya. "Sial! Aku harus bagaimana nih?!"

"Tarik!" Perintah ketuanya, sambil tanpa bersuara memerintah kedua pengguna pedang dan perisai untuk maju secara diam-diam.

"Kabur juga bukan pilihan, mau melawan juga penuh pertaruhan. Apa salah satu dari mereka ada yang bisa sihir? Kalau ada, aku dalam bahaya." Aldridge masih menunggu kesempatan di balik gerbang. Sambil dengan tergesa-gesa mencari cara yang efektif untuk melawan, ia melihat sekililingnya, hanya ada bangunan usang dan gelap yang sudah tak dirawat bertahun-tahun lamanya. Sampai akhirnya ia menoleh ke atas dan...

Ketua mereka memberi instruksi dengan gestur tangan, dan meminta para petarung tipe jarak dekat untuk menyingkir kesamping. Lalu...

"Archer! Tembak!"

Tembakan panah berikutnya, melesat sekali lagi.

TUKKK! TUKKK! TUKKK!

"Belum mau keluar juga rupanya." Kemudian ketuanya memerintahkan para petarung jarak dekat untuk menangkapnya langsung. Dan mereka bergerak perlahan untuk berjalan keluar gerbang. "Archer! Tarik!"

Spirit Weapon II - Dark EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang