YEP! Hello everyone, aku kembali.
maaf buat temen temen yang merasa kecewa karena aku yang menghilang begitu aja. Aku punya satu dua urusan yang benar benar gak bisa aku tinggalkan. jadi ya ini dia, Aku memutuskan untuk melanjutkan cerita ku yang satu ini. dan sebelumnya Aku pernah bilang cerita ini akan berakhir di chapter 10 (sepuluh) dan untuk sekuel aku masih mikirin apa aku akan bikin sekuelnya atau ngga.
so, lets enjoy this.
don't you dare copy paste this story.
jangan lupa vote, comment, dan share
***
"RIZKY!" Teriakan Anisa menggema tepat setelah pukulan keras mendarat tepat di pelipis kiri Davin. Pukulan keras Rizky berhasil membuat Davin terjatuh kebawah dan merintih kesakitan, mata Anisa saat ini pun sudah di hujani dengan air matanya sendiri.
"How dare you!" Davin dengan cepat berdiri dan mendorong dada Rizky keras, Rizky terdiam dalam kebingunannya. Rizky terdiam dan fikirannya pun melayang ke arah lain, memikirkan bagaimana bisa Ia berusaha melindungi Anisa dan memukul adiknya sendiri.
Dengan hitungan detik Rizky pun kembali ke kenyataan, Ia menoleh ke arah Anisa yg menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Rizky pun kembali mengarahkan tatapannya kearah Davin. "Pergi!" kata kata Rizky membuat Davin membulatkan matanya.
"Pergi? Lo bilang apa? Pergi?! Ck!" Davin berdecak dan menggeleng kepalanya perlahan, tatapannya mengarah ke arah Anisa dan beralih lagi ke arah Rizky. "Seriously Rizky? Lo gak bisa tiba tiba dateng, mukul gue, dan nyuruh gue pergi gitu aja. Lo lupa? Apa perlu gue ingetin apa sebenernya tujua—" BUG! Sebelum kata kata Davin selesai, Rizky kembali memukul Davin dan membuat Anisa kali ini menahan tangan Rizky.
"Rizky. Cukup Ky!"
Rizky menghempas tangan Anisa dari lengannya, menghiraukan Anisa dan kembali menatap Davin. "GUE BILANG PERGI!" kali ini bentakan Rizky menggema diruangan Anisa. Davin dengan susah payah kembali mencoba berdiri. Dan menatap tajam kearah Rizky lalu Anisa, dan setelah itu Ia pun berjalan kearah keluar pintu ruangan Anisa itu. Setelah bantingan suara pintu terdengar. Rizky menghembuskan nafasnya kasar lalu membalikkan tubuhnya menghadap kearah Anisa.
Wajah Anisa terlihat bahas dengan air mata, pipi dan hidungnya terlihat merah akibat tangisannya, Rizky pun berjalan mendekat ke arah Anisa. Setelah ia sampai didepan Anisa ia pun menyeka air mata Anisa dengan ibu jarinya dan membawa Anisa kedalam pelukannya.
"Ky.."
"ssttt.. semuanya akan baik baik aja"
***
Sementara itu didalam mansion Anisa. Ariana baru saja turun dari lantai atas mansion sahabatnya dan berjalan kearah ruang keluarga berniat untuk menonton TV. Ia pun dengan cepat berjalan kearah sofa dan menyandarkan tubuhnya di sofa tersebut.seketika Ariana mendengus saat menyadari bahwa Ia belum menemukan remote control untuk menyalakan TV nya. Ariana kembali berdiri dan mencari remote itu. Ia memindahkan bantal bantal yang ada di atas sofa tersebut sampai akhirnya ia melihat sebuah handphone berwarna hitam tergeletak. Punya Anisa ketinggalan kali ya? Pikirnya saat itu.
Ariana mengambil handphone tersebut dan melihat layar handphone tersebut. Ia mengkerutkan keningnya, dan menyalakan handphone itu. Sambil kembali duduk di sofa kembali, sebelum Ariana menaruhhandphone tersebut keatas meja yang ada didepannya tiba tiba benda itu berdering tanda ada panggilan masuk, Ariana pun kembali melihat kearah handphone itu dan matanya mendadak terbelalak. Davin. Ariana yakin Davin yang menelepon ke handphone yg ia genggam setelah foto Davin lah yang terpampang di layar itu.
Dengan ragu Ariana menekan tombol berwarna hijau dan mengarahkan telepon genggam itu kearah telinganya.
"Rizky! Gue gak mau tau, pokoknya sekarang temuin gue diparkiran kantor Anisa sekarang juga! Gue gak ngerti sama jalan pikiran lo sekarang kak! Kenapa lo bisa mukul gue didepan Anisa dan ngancurin rencana yang udah kita buat untuk nyakitin dia! APA LO LUPA JANJI LO BUAT BELA ADIK LO SENDIRI!? Pokoknya lo sek—" TUT!
Ariana menutup sambungan tersebut dan dengan cepat berlari ke lantai atas untuk mengambil telepon genggam miliknya sendiri dan mengubungi Anisa.
***
Rizky mengusap wajahnya perlahan, Ia berjalan ke luar gedung milik Anisa dan berjalan kearah mobilnya, ia bermaksud untuk menenangkan fikirannya yang dilanda kebingunan dengan memberi alasan kepada Anisa bahwa Ia akan pergi sebentar untuk membelikan Anisa makanan. Dengan langkah yang sangat perlahan dan tatapannya yang kosong Rizky terus berjalan sampai akhirnya tubuhnya ditarik paksa kearah samping sebuah mobil yang ia kenali.
"apaan sih lo!?" dengan nada jengkel Rizky menoleh malas kearah adiknya itu, Davin.
"apaan? Are you kidding me? Kak! Gue yang seharausnya nanya ke elo! Lo harusnya bela gue bukan bela Anisa. Lo lupa rencana kita?! Apa bener yang gue bilang kalo lo udah cinta beneran sama dia!?"
"lo ngomong apa sih hah!? Oke maaf gue mukul lo didepan Anisa!"
"Gue bingung sama lo, kita udah rencanain semua ini, gue udah kasih detail nya ke elo lewat message yang udah gue kirim ke elo pagi ini dan tiba tiba lo mukul gue!? Adik lo sendiri!?" Davin memijat pelipisnya kasar.
"handphone gue ketinggalan di mansion Anisa. Maaf oke! Maaf!" jawaban Rizky membuat Davin terpaku.
"Apa lo bilang? Ketinggalan? Tapi tadi...." kata kata Davin membuat Rizky lalu mengarahkan tatapannya ke arah Davin dengan cepat.
"Tapi apa Dave!?" Rizky dengan panik memegang pundak adiknya itu
"Gue nelfon lo, gue marah ke elo lewat telfon ngungkapin semua rencana yang seharusnya lo inget buat ancurin anisa bukannya malah mukul gue. Dan, telfon gue diangkat"
Rizky membelalakan matanya sekita dan dengan kepanikkannya Ia berlari dengan cepat masuk kembali ke dalam gedung perusahaan milik Anisa.
Setelah akhirnya ia keluar dari dalam lift kelantai dimana ruangan Anisa berada. Dengan cepat Rizky berlari dan masuk keruangan Anisa, lagi lagi mata Rizky kembali terbelalak. Anisa tidak ada didalam ruangannya. Rizky pun kembali keluar ruangan Anisa bermaksud mencari Anisa yang mungkin sedang mengerjakan sesuata sampai pada akhirnya.
"Sir, everything alright??" Suara karyawan Anisa membuat Rizky menoleh kebelakang.
"hah? Nggak gapapa. Em...Kamu lihat Ms. Anisa?"
"Ms. Anisa beberapa menit yang lalu terlihat terburu buru keluar dari ruangannya, saat saya tanya Ms. Anisa hanya menjawab Ia pulang ke mansion nya karena ada urusan mendadak yang harus ia selesaikan Sir" dengan jawaban karyawan Anisa itu, tanpa pikir panjang Rizky dengan cepat berlari kearah lift.
***
yap! apa yang akan terjadi selanjutnya? tunggu di dua chapter terakhir yang akan aku update. kapannya aku belum tau.
maaf kalo masih ada typo dan maaf juga kalo cara penulisan ku jelek, etc.
vote comment share jangan lupa
- insomdreamers xx
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is What You Came For [c. AR] (REALLY SLOW UPDATE)
Fanfiction"Semua bukan sekedar hanya mencari yang bisa melengkapi, tapi mencari seseorang yang bisa saling menguatkan. Aku gak bisa jadi seseorang yang bisa membuat kekurangan Kamu menjadi hilang begitu aja, Tapi Aku bisa menjadi seseorang yang menguatkan Kam...