Jungkook memandangi gadis di hadapannya dengan tatapan sendunya. Ia tak habis pikir bagaimana bisa seorang suami memukuli isterinya sampai jatuh pingsan seperti ini. Apalagi sang istri tengah mengandung. Melihat Aleah seperti ini membuat Jungkook merasakan perih -- ia teringat Lisa.
Hanya suara mesin di samping ranjang Aleah yang memenuhi indera pendengarannya selama beberapa jam, dan hal itu membuat rasa khawatir Jungkook bertambah.
Dokter yang menangani saudari sepupunya itu mengatakan bahwa Aleah akan tersadar sebentar lagi, namun tetap ia khawatir.
Tangan lelaki itu terulur untuk mengusap punggung tangan saudari sepupunya -- seolah menyalurkan energinya -- dan matanya sibuk menganalisa wajah lebam si perempuan.
Manik Jungkook membulat begitu merasakan adanya pergerakan dari sosok yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu. Dengan sigap ia menekan bel kamar -- memanggil perawat disana.
Derap langkah yang semakin mendekat membuat Jungkook semakin bersemangat. "Her hand is moving!" Jelasnya pada para perawat dan dokter muda itu.
Dan detik berikutnya dengan terpaksa Jungkook harus menjauhi ranjang rawat itu, membiarkan para petugas medis mengecek kesehatan Aleah. Matanya tak teralih dari gadis itu sepersekian detik pun.
---
"Akh..." Gadis dengan rambut yang diikat keatas itu merintih dengan tangan yang menumpukan badannya di lantai.
Lalisa mengernyit menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang perutnya. Nafasnya tercekat dengan peluh yang membasahi pelipisnya. Pandangannya mengabur dan kesadarannya hampir menghilang saat tepat pintu rumahnya terbuka.
"B-bam..." Bersamaan dengan berakhirnya kata yang keluar dari mulutnya, Lisa lunglai.
"Lalice!" Bambam yang baru saja selesai berlarian dari rumahnya kembali harus berlari menuju tempat Lisa. Dengan sigap ia membopong tubuh Lisa dan menidurkannya di sofa terdekat.
Bambam panik. Beberapa kali ia mengerang kesal saat otaknya tak mampu bekerja dengan baik. Sampai akhirnya ia melihat ponsel genggam Lisa dan dengan cepat ia menelepon ambulans.
---
Aleah tersenyum tipis menatap Jungkook yang tengah memegang nampan makanan miliknya. Saudaranya itu terlihat kucel luar biasa, dan itu membuat hatinya sedikit terenyuh. "K-kau tak mau makan?" Tanyanya lirih.
Jungkook menggeleng, "Aku akan makan setelah makananmu habis."
Senyuman manis tercipta di wajah Aleah walaupun hanya sepersekian detik karena rasa nyeri yang menyerangnya begitu rahangnya digerakan.
"Aku benci melihatmu begini," Ucap Jungkook yang mulai kembali menyuapinya. "Tak ada lagi yang menggangguku jika kau terbaring lemah seperti ini."
"Bukannya aku semakin menganggumu jika seperti ini?" Jelas Aleah dengan nada yang sedikit menggoda.
"Kau ini," Jungkook berdecak, lalu kembali menyuapi Aleah. "Cepat habiskan makanmu, aku harus pulang cepat dan membuatkan makan malam untuk calon istriku."
Aleah memicingkan matanya dan sedikit menampakan smirknya, "Dasar pria yang dimabuk asmara."
"Hahaha, aku akan sering-sering mengunjungimu. Istirahat yang banyak, dan jika perlu apa-apa telepon saja aku," Ucap Jungkook pada suapan terakhirnya.
Aleah mengangguk, "Thanks. Aku senang kau ada disini."
"Berhentilah bicara seolah-olah kau bukan saudaraku. Ini sudah tugas oppa, okay?" Jungkook membusungkan dadanya, disusul dengan tawa renyah yang dipaksakan milik Aleah.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXI (jjk.lmb) ✔
ФанфикUlang tahun yang ke dua puluh satu menjadi moment paling berkesan dalam hidup seorang Lisa. Hari itu, ia dikhianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. Di hari yang sama pula, ia pertama kali bertemu dengan seorang idol Korea papan atas, Jeon Jungkoo...