4

3K 132 0
                                    

Ketika sepulang dari nonton bersama Ani, aku kembali melihat bang Raffa dengannya, kali ini aku sudah tidak bisa menahan lagi, aku tidak peduli lagi ada Ani disampingku, walaupun Ani terlihat bingung dengan langkahku yang seperti melayang karena cepatnya.

"Ra, kita mau kemana sih, tanganku sakit Ra, lepasin Ra, ga usah buru-buru kenapa sih ?"
Omel Ani.

Aku ga peduli dengan omelan Ani aku terus saja menarik tangannya sambil berlari hingga akhirnya aku sampai ditempat bang Raffa dan dia.

"Abang" Teriakku

" Iiiiiiraaa" jawab bang Raffa yang terbata-bata.

"Se se sedang apa kamu Ra disini" Tanya Bang Raffa dengan gagapnya dan pucat pasinya serta keringat yang terus bercucuran dan mukanya bagaikan mayat sedang dimandikan, pucat sekali.

"Abang tanya sedang apa aku disini, bukannya aku sudah bilang kalu aku akan menonton dengan Ani disini, sedang abang, apa yang abang perbuat disini bukankah tadi abang bilang kalAu abang akan kerumah teman? Dan semalam abang tanya kenapa aku berubah, Ini bang yang membuat aku berubah, aku tau abang seperti ini tapi aku berusaha diam, tapi sekarang aku sudah tidak mungkin lagi untuk diam bang, aku sudah tak tahan bang. PLAK"

Aku terus memberondongnya dengan racauanku sampai akhirnya aku harus mendaratkan tangan kananku di pipinya.

"Ra" Bang raffa menyebut namaku sambil memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Ira yang sangat kencang.

Aku langsung lari meninggalkan mereka, Ani terus mengejarku, aku tak peduli orang-orang menonton kami dari tadi, aku tidak peduli jika nanti Ani akan membongkar semuanya ddikantor, yang aku ingin sekarang hanya menangis dan menangis.

Bersambung

Suamiku Gay (cerpen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang