Aku tak pulang malam itu, aku menginap dirumah Ani, Bang Raffa terus-menerus menelepon dan sms tapi tak ada satu pun yang aku tanggapi, Ani pun belum berani bertanya apa-apa sampai saat ini.
"Ni, maafin aku ya?" aku berusaha berhenti menangis dan bicara pada Ani.
"Kenapa minta maaf Ra?" Ani kembali bertanya.
"Aku sudah merepotkanmu Ni, tidak seharusnya kamu terlibat dalam masalah ini Ni"
"Ra, kita sahabat khan?" Sambil memeluk diriku.
"Iya Ni" aku mengangguk.
" Jadi kenapa harus meminta maaf Ra, aku pun tidak akan menceritakan masalah ini kepada siapapun Ra, terlebih lagi kepada teman kantor Ra" Ani menjawab dengan lembut dan senyum yang tulus.
Aku lega karena dibalik Ani yang cerewet, rame, bocor ternyata dia sangat menjunjung tinggi nilai persahabatan, aku salut walaupun dia belum berumah tangga tapi terkadang dia lebih dewasa dan bijak dalam menghadapi masalah, mungkin karena dia adalah anak bungsu dan semua kakaknya telah menikah jadi dia telah menyerap apa yang pernah dialami oleh orang lain dan mungkin oleh kakak-kakaknya dalam masalah rumah tangga.
Sedang asyik-asyiknya kami bercurhat ria, karena Ani mampu menghentikan air mataku karena memang dia aslinya kocak dan rame, sesaat aku melupakan masalahku dengan bang Raffa tapi hp Ani berbunyi terus, hingga akhirnya Ani meraih Hp nya.
"Bang Raffa calling"
Nama seseorang yang tidak mau kudengar yang terlihat dilayar hp Ani," Gimana Ra angkat ga?" Tanya Ani dengan gugup.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Gay (cerpen)
RomanceKetika Istri Mendapati Suaminya Ternyata GAY Apakah tetap Bersama atau Berpisah?? Vote dan komen ;)