9

3.8K 128 6
                                    

"Aku akan menceritakan semua sama kamu Ra mengapa aku bisa seperti ini, dan aku berharap kamu akan tetap mencintaiku dan tidak minta bercerai dariku karena aku begitu mencintaimu Ra"

Perkataan bang Raffa terdengar seperti permohonan penuh harap padaku tetapi aku belum bisa memberikan komentarapapun aku hanya bisa menarik nafas panjang mendengarnya dan tak terasa air mata ini menetes, apakah ini pertanda masih ada cinta untuk bang Raffa Tuhan?










***








Semua kenangan indah bersamanya melintas begitu saja, mulai dari awal kenal, pacaran, bulan madu sampai akhirnya kami memutuskan menikah dan setelah itu hari-hari dilalui dengan penuh cinta.

Bisa dibilang jarang sekali ada pertengkaran yang hebat. Makanya aku sungguh tidak percaya jika bang Raffa bisa melakukan hal itu.

Air mataku terus mengalir, hingga tak sadar jika bang Raffa memperhatikanku sedari tadi, sambil menyeka airmata, dan sesekali memperhatikan sosok yang ada disampingku.

Dadanya nan bidang yang selama ini menjadi tempatku bersandar, tangannya yang selalu ada untuk membelai dan menyentuhku dengan lembut, tatapan matanya membuatku ingin menjadi seseorang yang selalu dalam bola matanya.

"Ra, aku benar-benar mencintaimu Ra, dan aku tidak mau berpisah denganmu Ra, takkan pernah"

Bang Raffa tiba-tiba berteriak sambil mengguncang tubuhku dan menangis sampai akhirnya memelukku dengan sangat erat.

"Sebenarnya aku dan dia tidak seperti yang kamu fikirkan Ra, aku belum pernah melakukan hubungan badan dengan dia Ra" Bang Raffa mulai menjelaskan.

" Bagaimana mungkin bang, aku melihat dengan mataku sendiri abang bisa begitu mesra dengannya"

Aku mulai memotong penjelasan bang Raffa dengan nafas terengah-engah.

Bang Raffa kembali medekapku begitu melihat aku bicara dengan cepat dengan napas yang terengah-engah sambil berusaha membisikkan kata-kata yang akhirnya menenangkanku

" Ra, aku baru seperti ini Ra, ketika kamu tugas keluar kota beberapa bulan kemarin, aku kesepian Ra. Tak sengaja temanku yang homo tahu jika aku sedang butuh kamu. Awalnya aku tidak mau Ra, dia terus membujuk tapi setiap dia meminta aku melakukan hubungan intim aku selalu ingat kamu Ra, makanya hingga kini kami belum pernah melakukannya, maafkan aku Ra"

Bang Raffa menangis dipelukanku.
Aku lega karena bang Raffa telah menjelaskan semuanya dan berharap suamiku itu tidak akan pernah menemuinya lagi.

Walaupun sebenarnya sulit untuk memaafkan bang Raffa tapi karena cinta dan dia berjanji tidak akan menemuinya lagi, aku memaafkannya, karena ternyata cinta itu masih ada untuknya.

T a m a t

Suamiku Gay (cerpen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang