CHAPTER 1 - Phase 1 (Begin, Began, Begun)

91 6 13
                                    

"Cari di seluruh ruangan. Jangan sampai dia kabur. Kalau perlu kita musnahkan dia"

"Tuan Barsch, setengah dari fasilitas crater 54 telah dihancurkan oleh subject "Psycho Ω."

BOOM!! Ledakan besar menghantam gerbang depan fasilitas tersebut hingga membunuh ratusan pasukan penjaga. Disusul dengan kaburnya sesosok mahluk seperti monster bermata hitam legam dengan senyumnya yang menyeramkan

"Kumpulkan seluruh petinggi CEREBRUM. Kita harus segera menangkap Psycho Ω sebelum mahluk seperti dia menemukan jenisnya di luar sana." Barsch menatap ke bagian fasilitas yang telah hancur dengan kecemasan di wajahnya.

**6 bulan berlalu sejak subjek Psycho Ω melarikan diri dari fasilitas crater 54**

~Lokasi: SMA Violet Orchid, Kota Stjärna~

Aktifitas sekolah berjalan seperti biasa. Siswa-siswi bergegas menuju ruang kelas setelah bel berbunyi. Beberapa murid terlihat menunggu di depan gerbang dan memohon kepada penjaga gerbang untuk membiarkan mereka masuk. Namun seorang siswa terlihat memanjat gerbang lalu melompat masuk ke dalam dan segera berlari ke dalam sekolah sambil meledek penjaga gerbang.

"Kurang ajar kamu ya. Hei jika aku menemukanmu akan kuikat tubuhmu di pohon belakang sekolah" teriak si penjaga pagar

Tiba-tiba murid lain yang masih berada di luar gerbang mengikuti tindakan anak tersebut dengan memanjat gerbang lalu melompat masuk.

"Apa kalian juga ingin diikat di pohon belakang sekolah?" gertak si penjaga gerbang.

Sambil saling menatap, beberapa siswa tersenyum dan salah seorang dari mereka mengeluarkan tali. Beberapa siswa menahan tubuh si penjaga gerbang sedangkan seorang siswa mengikat tubuh si penjaga gerbang tersebut dengan tali yang barusan diambil dari tasnya.

"Akan kubunuh kalian dasar anak-anak berandal" teriak si penjaga dengan tubuh yang terikat.

Murid-murid tersebut lalu mengangkat tubuh si penjaga gerbang dan meletakkannya di pos penjaga.

"Maafkan kami pak Aston, tapi kami tidak ingin ketinggalan ujian Kimia pagi ini" ucap murid-murid tersebut sambil sedikit meledek.

"Jika aku bisa lepas dari ikatan ini, akan ku aniaya mereka satu persatu hingga mereka bersujud di kakiku" gerutu si penjaga dengan nada kesal.

Setelah berhasil kabur dari si penjaga gerbang, murid yang pertama kali memanjat gerbang tadi berjalan menuju kelas hingga dia dicegat oleh 5 orang siswa bertubuh tinggi.

"Hei bangsat" sambil mengangkat kerah baju murid tersebut.

"Murid pindahan sepertimu ternyata punya nyali juga untuk membuat masalah di sekolah ini."

"Asal tahu saja, kami muak dengan tingkahmu yang berlagak seperti seorang jagoan di sekolah ini. Karena hari ini kami sedang kesal, maka kamu harus menanggung perasaan kesal kami"

Sebuah pukulan yang sangat keras menghantam wajah murid itu hingga terlempar yang disusul dengan keroyokan dari lima siswa tersebut.

"Mati saja kau!" seru si murid yang memukulnya bertubi-tubi.

Ditengah perkelahian di pagi hari tersebut, sesat sebelum murid bertubuh tinggi itu melayangkan pukulannya yang terakhir, tiba-tiba murid tersebut menerima pukulan tepat di wajahnya yang juga membuatnya terlempar disusul dengan pukulan lainnya ke arah keempat murid yang ikut menganiaya murid yang sudah dari tadi menerima pukulan dan tendangan mereka.

Segera mereka berlima bangkit dan hendak membalas. Namun saat melihat wajah murid yang memukul mereka, mereka malah ketakutan seperti kumpulan pecundang.

PLUTONIUMWhere stories live. Discover now