Raizei telah berkeliling dan memeriksa setiap ruang kelas sambil menghindari kontak dengan mahluk-mahluk berotak mengerikan yang berjalan seperti kumpulan mayat hidup. Namun dia sama sekali tidak menemukan sumber teriakan sebelum dia berpisah dengan Danzel.
"Sial, apa aku terlambat? Jangan-jangan murid-murid yang aku dengar barusan telah berubah menjadi salah satu dari mahluk ini. Atau mereka telah dimangsa?" sambil menampar-nampar pipinya, dia berhenti memikirkan hal yang aneh-aneh.
Ditengah hayalannya, sayup-sayup dia mendengar suara seorang murid perempuan yang berasal dari koridor kelas paling ujung tempat dia bersembunyi.
"aku takut, siapapun tolong aku, aku tidak ingin mati."
Sontak Raizei secara perlahan menuju ke sumber suara tersebut dan menemukan seorang murid perempuan yang tengah duduk dengan penuh rasa takut sambil memegang kedua kakinya yang dilipat.
"ssssstt" Raizei menaikan jari telunjuknya untuk memberi isyarat untuk tidak bersuara dan tetap tenang sambil merangkak pelan ke arahnya agar tidak terlihat oleh mahluk-mahluk berotak aneh melalui jendela di atas kepala mereka.
Gadis tersebut perlahan bisa merasa tenang karena ada murid lain yang datang menyelamatkannya dan perlahan merangkak ke arah Raizei yang mencoba merentangkan tangannya.
Di saat gadis tersebut hampir menggapai tangan Raizei, tiba-tiba Para mahluk berotak aneh melompat keluar dari jendela dan mendarat tepat di atas tubuh gadis tersebut.
Raizei mencoba menolongnya dengan memukul mahluk-mahluk tersebut namun sayang jumlah mereka terlalu banyak sehingga membuatnya kewalahan dan membuat gadis tersebut harus menjadi mangsa mereka tepat di depan matanya.
Dengan panik dan penuh penyesalan, Raizei berlari dari tempat itu karena tahu kalau gadis tersebut sudah tidak tertolong lagi.
"Brengsek, kenapa aku tidak menggunakannya? Aku benar-benar bodoh. Sebaiknya aku keluar dari tempat ini"
Ketika dia melewati ruang olah raga, untuk kedua kalinya dia mendengar teriakan murid perempuan yang sebelumnya didengarnya
"SIAPAPUUUNNN, TOLONG KAMIIIIII"
Saat itu juga dia sadar kalau murid-murid tersebut masih bertahan hidup dan gadis yang tidak sempat diselamatkannya hanyalah kebetulan bertemu dengannya. Namun tetap saja dia merasa sangat menyesal karena tidak bisa menyelamatkan gadis tersebut.
"Itu mereka, syukurlah mereka masih selamat" sambil berlari dan masuk ke ruang olahraga.
"3 orang? Aku bisa menyelamatkan mereka, tidak akan kubiarkan mereka mati di sini. Tidak setelah aku membiarkan gadis tadi mati di depanku. Aku akan menggunakannya. Aku tidak peduli jika mereka melihatku menggunakannya. "
Dia menemukan 2 orang siswa laki-laki yang sedang berhadapan dengan mahluk-mahluk berotak aneh menggunakan pipa yang entah dari mana mereka temukan untuk melindungi teman perempuan mereka yang hanya bisa terduduk sambil menangis ketakutan
**
"Hans, kita harus melindungi Manda dan keluar dengan selamat dari tempat ini."
"Ini tidak semudah yang kau katakan, aku mulai merasa lelah karena dari tadi mereka tetap bangkit dan terus menyerang kita. Rick, aku akan membuka jalan dan menahan mereka di sini. Saat aku berhasil membuka jalan, bawa Manda keluar dari tempat ini."
Sambil terus menghajar mahluk tersebut, Rick mulai tertawa ditengah kelelahannya
"Hahahahaha.... Dasar dungu, kau mau mengorbankan dirimu agar kau bisa jadi pahlawan di mata Manda ya?"

YOU ARE READING
PLUTONIUM
FantasyKata jenius menjadi dipertanyakan ketika IQ yang dimiliki manusia golongan tertentu melampaui batas normal yang membuat mereka mampu mengakses "Blank Spot" dalam otak mereka sehingga mereka mampu memaksimalkan kemampuan mereka melampaui manusia bias...