Warna kesukaannya adalah merah darah.
Kebahagiannya adalah ketika ia membunuh seseorang dengan tangannya sendiri.
Tangannya selalu berlumuran darah.
~Blood, Dark and Love~
Itulah yang dapat digambarkan dari sosok Edgard Dante Angelo seorang ketua mafia yang paling berkuasa di Italia. Tampan, kaya raya, dingin, dan kejam bisa dikatakan ia adalah sosok dewa namun berhati iblis.Edgard tersenyum puas melihat musuhnya sudah tak bernyawa di depannya, tangannya masih memegang pisau berlumuran darah yang tadi digunakannya untuk menusuk tubuh musuhnya berkali-kali hingga tak bernyawa.
Edgard tidak merasa kasihan sama sekali kepada orang yang telah dibunuhnya. Edgard berkeyakinan lelaki itulah yang bersalah membuat masalah dengannya. Tak ada satu seorang pun yang tidak mengenal Edgard. Orang paling berkuasa di dunia penuh dosa ini.
"Bereskan mayatnya!" Perintahnya kepada anak buahnya yang berdiri tak jauh darinya.
Edgard berjalan dengan angkuh menuju kursi keagungannya. Membiarkan langkahnya sebagai pertanda detik-detik terakhir sebuah tubuh masih bisa terlihat di bumi atau di dengar lagi setelah sebelumnya disiksa perlahan-lahan sebelum akhirnya nyawanya dicabut secara paksa.
Edgard tak membersihkan tangan yang masih berlumuran darah, ia membiarkannya begitu saja. Sebuah kebanggaan ketika tangannya masih berwarna merah tanda hasil karyanya.
Edgard bukan dilahirkan dari seorang keluarga kaya raya, ia dilahirkan dari keluarga miskin yang tinggal di rumah kumuh di pinggiran kota Italia. Untuk mendapatkan makanan setiap harinya, sang ayah harus mencuri makanan dari pedagang pasar.
Terkadang ayahnya membunuh seseorang untuk diambil harta berharganya dan ditukar sebagai makanan.Edgard tidak dibesarkan dengan kasih sayang dan tidak pula besar untuk mengasihani. Ia tidak pula kenal dengan kasih sayang, karena sosok yang harusnya di panggil Ibu oleh Edgard, yang menurut orang-orang adalah orang yang punya kasih sayang abadi meninggal saat ia bahkan belum segenap sehari dilahirkan.
Tapi Edgard meyakini bahwa jika Ibunya adapun, Edgard tak akan berubah menjadi orang yang lebih baik. Karena kenyataanya, Ibunya bukan orang yang lebih baik dari ayahnya. Ibunya adalah seorang pelacur di klub malam. Ayahnya sendiri malah selalu memperlakukan Edgard dengan kasar.
Hingga suatu ketika ayahnya meninggal dunia karna ditembak mati seorang polisi karena ketahuan setelah membunuh korbannya, Edgard tidak pernah menitikkan air mata.
Menurut orang-orang ia mati rasa, dingin dan tak tersentuh. Suatu ketika ia tertawa bukan karena cinta. Namun tertawa atas hilangnya nyawa seseorang ditangannya, mungkin itu adalah kebahagiannya atau mungkinitu adalah cintanya. Atau mungkin keduanya.
Edgard kecil hidup dengan keras. Ia tak memilih hidup keras ini. Takdirlah yang memilihnya dari milyaran orang didunia. Ia harus belajar mencuri makanan tanpa tertangkap, ia harus bisa melindungi diri agar tidak ditindas.
Di umur dua belas ia harus membunuh seorang tanpa kasihan untuk bertahan hidup. Saat pertama kali melakukannya ia tersenyum puas. Pertama kali dalam hidupnya ia merasa senang begitu luar biasa.
Edgard kecil yang lusuh berubah menjadi Edgard dewasa yang tampan, entah darimana ketampanan itu dimilikinya. Ayahnya tak tampan, Edgard bahkan tak yakin lelaki itu ayahnya mengingat sejarah Ibunya.
Tapi edgard tak pernah memikirkan itu ia terus hidup tanpa memikirkan masa lalunya. Ia bekerja keras untuk membuat sebuah cartel mafia kecil menjadi cartel yang paling berkuasa di Italia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Dark, and Love
RomanceEdgard tak pernah besar dengan kasih sayang. Tidak pula besar untuk mengasihani. Dia ditempa untuk hidup dalam dunia paling kelam. Rachel adalah perempuan yang menyukai kegelapan. Ia lebih suka duduk dalam rumahnya yang temaran. Saat takdir memperte...