Setelah membunuh habis semua anggota Cartel dengan kejam, Edgard sama sekali tak merasa bersalah. Ia malah senang sekali setelah membunuh lalat tak berguna.
Malam ini Edgard dan ketiga orang setianya pergi menuju sebuah tempat untuk melakukan transaksi jual beli obat-obatan terlarang dengan sebuah cartel dari San Mario. Ini bukan pertama kalinya cartel dari negara lain membeli obat-obatan terlarang darinya.Edgard akan turun langsung jika transaksi itu dengan cartel luar negari agar transaksi berjalan mulus. Mobil yang dikendarainya berhenti disebuah gang sepi di antara bangunan tua di pinggiran kota.
Di gang tersebut sudah menunggu perwakilan dari cartel White Cobra, sambil menenteng sebuah tas koper besar yang berisi uang pembayaran transaksi. Ramiro maju sambil membawa sebuah koper berukuran sedang kearah orang tersebut.
“Buka koper!” perintah Edgard sambil berseandar pada mobilnya.
Ramiro dan perwakilan dari cartel tersebut membuka kopernya, Ramiro maju memeriksa keaslian uang dan orang tersebut memeriksa keaslian obat-obatan.
“Oke, barang asli.” Ucap orang tersebut.
“Uangmu juga asli dan jumlahnya sesuai dengan perjanjian kita.” Balas Ramiro, mereka berdua berjabat tangan.
“Senang bekerja sama dengan cartel mu.” Pria dari White Cobra tersebut menutup koper yang baru didapatkannya.
“Tentu saja.” sahut Edgard
Mereka lalu berpisah, Edgard dan ketiga anak buahnya kembali ke kediaman mereka. Sayang sekali saat hendak meninggalkan kota tua itu, ada beberapa mobil polisi yang mengejar mobilnya.
Adu tembak pun tak terelakkan, hingga salah satu tembakan polisi mengenai ban mobil Edgard. Membuat Arland yang mengemudikan mobil kehilangan kendali sehingga menghentikan mobil itu.
“Ayo kita keluar dan habisi mereka.” Perintah Edgard pada Arland, Ramiro, dan Ezio yang ada didalam mobil. Edgard segera keluar dari pintu sebelah kiri kemudi. Edgard dengan tenang berjalan keluar tanpa memperdulikan mobil polisi yang semakin mendekat kearahnya.
Ketiga orang setianya pun segera mengikuti edgard yang telah keluar dari mobil terlebih dahulu. Edgard mengeluarkan sebuah pistol Desert Eagle dari saku celananya.
Tiga buah peluru ditembakkannya kearah 3 mobil polisi yang hampir mendekatinya dan sebuah bunyi ledakan bergema dijalanan itu.
Bummm!
Ketiga mobil itu meledak, menciptakan asap yang sangat pekat.
“Berpencar dan habisi mereka lalu bertemu kembali di markas.” Seru Edgard pada ketiganya. Mereka semua mengangguk dan segera berpencar. Namun sebelumnya, Edgard meledakkan mobilnya sendiri hingga tak tersisa satu jejakpun yang mengarahkan kepadanya.
Edgard berjalan cepat bersembunyi disebuah tembok dan melihat beberapa polisi yang mencari keberadaanya. Edgard menembaki polisi tersebut dan tiga orang dari mereka mati, sedangkan kawannya yang selamat membalas tembakan Edgard.
Edgard membalas tembakan sambil mencari sebuah tempat persembunyian yang bagus untuk membunuh polisi yang tersisa.
Hingga sebuah tangan kecil menarik tubuhnya ke sebuah lorong sepi dan gelap. Edgard menoleh kearah tangan yang menariknya tadi, namun di depannya hanya ada seseorang yang menutupi tubuhnya dengan jubah dan separuh wajahnya tertutup tudung jubahnya.
Saat tangannya hendak membuka tudung jubah itu, beberapa polisi yang tersisa tadi berjalan ketempatnya. Edgard mengintip sedikit lalu menembak polisi yang tersisa dan mereka pun mati.
Edgard kembali menoleh kearah seseorang yang masih disampingnya. Orang itu masih diam hingga tangan Edgard yang hendak menyibak tudung orang tersebut yang menurut Edgard adalah seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Dark, and Love
RomanceEdgard tak pernah besar dengan kasih sayang. Tidak pula besar untuk mengasihani. Dia ditempa untuk hidup dalam dunia paling kelam. Rachel adalah perempuan yang menyukai kegelapan. Ia lebih suka duduk dalam rumahnya yang temaran. Saat takdir memperte...