Chapter 6

1K 172 14
                                    

Chapter 6 : Marcel gila

Veranda berangkat sekolah dengan wajah lesu. Bagaimana tidak? Kinal masih belum sadar sampai saat ini.

Bahkan dia berangkat lebih siang daripada ketiga temannya. Hal itu membuat Ketiga temannya heran.

"Ve, lo kenapa?" tanya Frieska.

Veranda langsung duduk di bangkunya. Dalam dirinya jelas sama sekali tidak ada semangat sedikitpun.

"Muka lo kusut banget kayak baju belum di setrika," celetuk Naomi.

Veranda menghela nafas. "Gue, gue hhh."

"Lo kenapa?" tanya Sendy ikut menimpali.

"Gue se---"

Tett tett tett

Suara bel masuk membuat Veranda menghentikan ucapannya. Veranda memilih kembali diam dan menelungkupkan wajahnya ke meja.

"Dih ini anak, lagi pms kali ya?" tanya Frieska kemudian menatap Naomi dan Sendy bergantian.

"Gue gak tau," "Gak tau." jawab Naomi dan Sendy berbarengan.

"Selamat pagi anak-anak." sapa seorang guru yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Pagi pak!" koor seluruh siswa.

"Ah iya hari ini Kinal tidak masuk ya." ujar guru itu.

"Loh kenapa pak?" tanya seorang siswi yang duduk di belakang.

"Dia lagi ngurus berkas kepindahan yang kurang,"

Deg!

Veranda terdiam mendengar jawaban pak Bani, guru matematika mereka. Dia menghela nafas, untung saja tadi dia belum sempat berbicara mengenai Kinal. Pasti ada yang tidak beres mengenai hal ini.

Drrttt drrttt drrttt

Veranda yang merasakan ponselnya bergetar segera melihatnya.

From : 081234567xxx

Tolong rahasiakan soal penembakan Kinal, ini penting.
Galih Dirghantara

Veranda mengerjapkan matanya beberapa kali. Galih Dirghantara, bukannya itu nama ayahnya Kinal? Batinnya.

"Kenapa Ve?" tanya Sendy.

"Gak, gak apa-apa Sen,"

"Baik anak-anak mari kita mulai pelajaran hari ini..."

●●●

Veranda terlihat buru-buru membereskan bukunya. Bahkan dia mengabaikan keberadaan ketiga sahabatnya.

"Lo kenapa buru-buru banget?" tanya Frieska.

"Iya, gue ada urusan." jawab Veranda.

"Gue duluan ya," ujar Veranda kemudian meninggalkan ketiga temannya yang hanya bisa menatap heran padanya.

"Dia kenapa deh?" tanya Naomi.

"Gak tau gue, tumben banget gitu." jawab Sendy yang mendapat anggukan setuju dari Frieska.

"Ya udah ayo kita cabut aja!" ajak Naomi kemudian ketiganya pergi meninggalkan kelas.

.

.

.

Veranda yang sedang berjalan terburu-buru tidak menyadari bahwa Marcel mengikutinya dari belakang.

Ketika Veranda membuka pintu belakang mobilnya untuk menaruh tas Marcel malah mendorongnya sehingga Ve jatuh ke jok belakang.

Marcel menyeringai, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dia langsung menindih Veranda.

Tell Me, What is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang