Cafe dengan suasana hangat bernuansa taman dengan musik klasik yang mengalun lembut menjadi saksi dua pasang insan yang terdiam dengan fikirannya masing-masing. Sang pria tampak gugup, sementara si wanita menunduk sambil sesekali memainkan jari-jarinya. Wanita itu sebenarnya memiliki firasat atas apa yang akan disampaikan kekasihnya itu, namun dia berusaha untuk menepis apapun kemungkinan yang difikirkannya. Setelah cukup lama berfikir, sang pria pun akhirnya mencoba membuka suara.
"Nuna.." panggilnya lirih.
Sang wanita tersentak. Dia mencoba mengangkat wajah dan menatap pria tinggi dihadapannya.
"Emm?" Gumammnya menjawab.
Si pria meneguk salivanya dengan susah payah. Entah kenapa bibirnya sangat sulit untuk bicara. Melihat hal itu, si wanita mencoba tersenyum ceria. Dia berpura-pura memandang langit diluar jendela yang tampak cerah.
"Woah, bukankah cuaca terlihat cerah?" Tanyanya sok ceria.Si pria mengalihkan pandangannya keluar jendela. Dia menghela nafas berat dan kembali memandang wajah kekasihnya yang hari ini tampak sangat cantik dengan rambut panjang yang diurai. Setelah dirasa cukup yakin dia kembali mencoba bicara.
"Nuna. Ada yang ingin kusampaikan padamu. Sebenarnya aku..""Apa kau memakai baju baru?" Tanya kekasihnya tiba-tiba.
Pria itu tahu. Tahu sekali. Dia mengerti mengapa tiba-tiba wanitanya menanyakan hal ini. Dia ingin mengalihkan pembicaraan. Apakah wanita itu tahu apa yang akan dikatakannya?
"Nuna. Dengarkan aku, jebal.." lirihnya.Si wanita tersenyum getir. "Aku sudah tahu, kurasa. Kau tidak perlu mengatakan apapun."
"Tapi aku harus. Aku ingin menyelesaikan semua ini. Memangnya apa yang kau tahu? Apa kau tidak ingin mendengar penjelasanku dahulu? "
"Baiklah." Si wanita menghela nafas. "Aku tahu bahwa beberapa waktu yang lalu kau pergi berlibur. Pasti disana terjadi sesuatu sehingga akhir-akhir ini kau menghilang dan selalu menghindariku. Dan aku tahu kenapa kau mengajakku bertemu. Kau ingin kita putus kan?" Katanya blak-blakan.
Si pria tertegun. Matanya tidak berkedip menatap si wanita yang tampak tegar mengatakan hal tersebut. Pria itu memejamkan mata sejenak.
"Ya kau benar. Beberapa waktu yang lalu aku memang pergi keluar kota tanpa mengabarimu. Tapi aku bukan berlibur. Aku membantu ayahku untuk bertemu klien di pulau Jeju."Si wanita tertawa sinis. "Bukan berlibur? Tapi kenapa si wanita Bae itu mengunggah video berdua denganmu dipantai? Kau tampak bahagia disana. Apakah wanita itu juga ikut denganmu bertemu klien? Bahkan ketika dia bukanlah sekretarismu atau rekan kerjamu?"
"Nuna, dia hanya kebetulan berada disana." Jawab si pria gugup.
"Kebetulan katamu?" Tanya si wanita mulai emosi. "Dia itu bukan wanita biasa. Dia tunanganmu. Tidak mungkin itu hanya kebetulan. Tidak mungkin juga dia ikut denganmu karena pekerjaan. Huh, setiap kali memikirkan dia adalah tunanganmu hatiku rasanya perih. Kau tidak mengabariku sama sekali tapi dia malah mengunggah video bersamamu."
Mata wanita itu mulai berkaca-kaca. "Aku tahu aku hanya kekasih gelapmu. Kekasih yang tidak pernah kau akui di depan umum. Kekasih yang sama sekali tidak akan disetujui orang tuamu. Seharusnya aku menyadari ini dari awal. Sebelum hubungan kita mulai berkembang. Sebelum kita banyak mengukir kenangan. Sebelum semuanya terlambat.." sebulir air mata jatuh dari mata wanita itu.Si pria terdiam. Dia bingung harus mengatakan apalagi. Sementara itu si wanita menghapus air matanya. Dia menatap prianya langsung dimata.
"Sekarang jelaskan padaku. Kau ingin putus kan?" Tanya si wanita to the point.
Melihat si pria hanya terdiam, dia melanjutkan. "Apa alasannya? Ayo kita coba dengar penjelasanmu dulu. Apa kalian sudah akan menikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fairy Guard
FanfictionCast: -Im Yoon A (Snsd) -Oh Se Hun (EXO) -Park Chan Yeol (EXO) -Byun Baek Hyun (EXO) -Kim Tae Yeon (Snsd) -Bae Irene /Bae Joo Hyun (Redvelvet) Synopsis: "Maukah kau menikah denganku?" Im Yoona, seorang gadis biasa dengan kehidupan yang biasa memili...