Last?

432 38 6
                                    

Hari demi hari berganti, begitu juga dengan bulan. Hari ini, Sunggyu menyerahkan skripsinya kepada dosennya. Ya, akhirnya sunggyu dapat menyelesaikan skripsi buatannya atas bantuan woohyun.

"Woohyuuun!!!!" sunggyu berlari tergesa gesa mendekati woohyun dan langsung memeluknya, "woohyun, aku berhasil, aku akan wisuda!!!" kata sunggyu senang dan semakin mempererat pelukannya. Woohyun yang menerima perlakuan ini dari sunggyu hanya tersenyum kecil dan membalas pelukan hyungnya ini.

"ya hyung selamat ya, aku ikut senang." jawab woohyun dengan suara pelan, "itu artinya pertemuan kita juga berakhir hyung." lanjut woohyun dalam hati.

Sunggyu melepas pelukannya, "Woohyun, kamu mau kan nanti malam keluar bersama ku? ada suatu hal yang mau aku beritahu." tanya sunggu sambil menatap mata woohyun. Woohyun hanya membalas dengan anggukan.

"Assa!! kajja kita pulang hyun, hari sudah semakin sore, aku juga mau siap siap untuk nanti malam hehe" lanjut sunggyu dengan senyumannya yang membuat mata sipitnya makin tak terlihat kkk~

-------------------------

Malam harinya, Sunggyu bergegas turun dari kamarnya dan melihat myungsoo yang sedang duduk santai di sofanya.

"Myung, aku keluar sebentar ya, kamu tidak apa apa kan di rumah sendiri?" tanya sunggyu.

"Mau ke mana hyung, ini sudah hampir larut." balas myungsoo bingung.

"Kamu tidak perlu khawatir, aku akan pergi menemui woohyun, aku akan baik baik saja, aku pergi dulu ya." sunggyu pergi meninggalkan myungsoo yang bergumam di belakangnya.

Di sepanjang perjalanan, sunggyu terus memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti benar atau tidak.

"Apa sebaiknya aku batalkan saja niat ku untuk memberitahu perasaanku." batin sunggyu. Tidak terasa sunggyu sampai di cafe yang di maksud. Ia melangkahkan kakinya masuk ke cafe dan duduk di dekat jendela. Tidak lama kemudian pelayan datang dan menanyakan pesanan yang akan ia pesan, namun sunggyu menolak. Ia mau menunggu woohyun sampai dia datang.

Sudah hampir satu jam sunggyu menunggu woohyun dan dia juga sudah memesan minuman untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Apa woohyun lupa? tapi rasanya tidak mungkin." sunggyu menghela nafas dan melihat kendaraan yang melintas, sampai matanya melihat mobil woohyun terparkir di seberang cafenya. Seulas senyum di bibir sunggyu mengembang namun tidak lama kemudian tergantikan dengan wajah shock.

"WOOHYUN!!!!" 

--------------------------

"sunggyu-ssi?" seorang dokter mendatangi sunggyu.

"Hoya, bagaimana keadaan woohyun?" tanya sunggyu kepada dokter yang bernama hoya, dia adalah temen sunggyu sewaktu sekolah.

"Keadaannya sudah membaik, namun dia masih belum sadar. tapi kamu tidak usah khawatir dia baik baik saja." jawab hoya sambil menepuk pundak sunggyu. "ah iya sepertinya ini punya woohyun dan ada foto kalian juga di dalamnya." hoya memberikan amplop coklat ke sunggyu, sunggyu menerima dengan bingung.

"Terima kasih hoya." balas sunggyu kemudian membungkukkan badannya.

Selepas kepergian hoya, sunggyu masuk ke kamar rawat woohyun dan melihat woohyun tertidur dengan bantuan alat pernafasan di badannya. Sunggyu melangkah mendekata woohyun dan menggenggam tangannya erat.

"Nam ireona, jebal.." sunggyu sudah tidak kuat membendung air matanya lagi, air mata itu mengalir di kedua pipi sunggyu. Sunggyu terus menerus memanggil nama woohyun, sunggyu berfikir bahwa woohyun bisa mendengarnya.

Perhatian sunggyu teralihkan ke amplop yang ada di tangannya, dia membuka amplop itu perlahan dan mengeluarkan isi yang berada di dalamnya yang ternyata beberapa foto dan surat. Namun ada yang aneh, foto nya berwarna hitam putih dan surat surat itu pun sudah lusuh.

Sunggyu memperhatikan foto itu satu persatu dengan muka bingung, sunggyu melihat foto dirinya dan woohyun namun dia yakin dia tidak pernah melakukan kegiatan di dalam foto itu, seperti berkebun bersama, pergi kehutan, menelusuri gua, sunggyu sama sekali tidak pernah pergi ke sana karena myungsoo pasti sudah melarangnya.

Sunggyu kemudian membuka surat surat yang ada di sana sampai dia melihat sebuah surat yang sepertinya ada bercak darah yang sudah mengering.

To : Nam, my nampyeon

from : Gyuie Hyung

"nampyeon?" sunggyu terkejut bukan main.

-Nam, mungkin ini surat terakhir yang aku berikan ke kamu, aku tidak tau sampai kapan aku bisa bertahan, aku sudah tidak kuat nam, aku harap setelah kamu mau membaca ini kamu mau memaafkan semua kesalahanku ya. Aku sayang kamu nam woohyun, saranghae, jeongmal saranghae. Kamu tidak perlu bertanya aku ke mana, aku akan baik baik saja nam. Aku harap suatu saat kita akan bertemu lagi, entah kapan itu, karena aku yakin dan percaya kalau kamu memang satu satunya seseorang yang tuhan ciptakan untukku. Jangan lupakan aku karena kamu kamu akan selalu ada di hatiku nam. Haha, sepertinya aku terlalu banyak menulis, sudah ya nam, intinya, Saranghae, Mianhae, Gomawo Nam Woohyun.-

Tanpa sunggyu sadari air matanya mengalir semakin deras setelah membaca surat itu. Dadanya sesak seakan oksigen yang berada di sekitarnya habis.

"Nam... " sunggyu mengalihkan perhatiannya untuk melihat woohyun dan menggenggamnya erat. "Apa ini balasan untukku dari masa lalu?" sunggyu menangis sesegukan dan menenggelamkan kepalanya di tangan woohyun yang di genggamnya.

"Nam ireona!!!!" sunggyu berteriak frustasi, ia harus menanyakan ini saat woohyun bangun.

-----------end or tbc?---------------

RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang