14.

255 25 7
                                    

Jackson tersenyum geli saat melihat Hyojin yang sibuk memilih minuman mana yang akan ia beli di antara berderet-deret minuman dalam kemasan botol dan kaleng yang terpajang dengan rapi di hadapan mereka.

Sepuluh menit nyaris terlewat dan gadis itu sama sekali belum menunjukan indikasi bahwa ia sudah menemukan minuman yang ia cari.

Mereka baru saja keluar dari gerai ponsel terkemuka di sebuah mall di daerah Cheongdamdong. Jackson cukup senang berbelanja dengan gadis itu, karena dia tidak banyak pilih dan setuju apapun jenis ponsel yang Jackson pilihkan untuknya.

Beruntung Sena bisa membujuk Jaebum untuk pergi kencan berdua saja, Jackson tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika laki-laki single sepertinya harus pergi bersama pasangan paling 'mesra' abad ini.

Setelah membeli ponsel mereka juga memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan yang sudah menipis di apartemen. Jackson sibuk dengan sayur dan buah-buahan, sementara Hyojin yang tidak terbiasa dengan kegiatan bernama memasak lebih mengutamakan membeli bahan makanan instan.

"Kau yakin hanya butuh itu?" tanya Jackson memandang barang belanjaan di troli yang tengah didorong gadis itu.

"Hm, lagipula aku tidak bisa memasak." Hyojin memandang iri pada tumpukan sayuran yang mengisi sebagian besar troli milik Jackson.

"Aku tidak akan kaget jika mendengar kabar dirimu mati kapan-kapan kalau begitu," ujar Jackson santai. Membuat Hyojin mendelik kesal.

"Aku kan memang tidak bisa masak," keluh Hyojin.

"Kau bisa mengganti makananmu dengan makanan yang bergizi dan membawanya ke apartemenku. Mark hyung itu pintar dengan urusan dapur, tahu."

"Aku jadi penasaran apa yang tidak bisa dia lakukan di dunia ini," gumam Hyojin tak percaya.

"Kau bisa makan dengan kami mulai sekarang." Hyojin hendak memprotes tindakan Jackson yang menarik troli miliknya dan mengembalikan semua makanan instan yang telah ia pilih tadi kembali ke tempatnya semula. Namun, urung ia lakukan. Sepertinya lebih baik ia memang harus memakan makanan sehat mulai sekarang.

Jackson menyingkirkan troli yang digunakan Hyojin tadi dan mendorong satu troli miliknya dengan satu tangan dan tangan lain yang menggandeng kelima jemari gadis itu erat.

Namun, Hyojin justru mematung dengan wajah pucat dan pupil mata yang mengecil ketakutan. Jackson mulai cemas dengan kelakuan gadis itu. Ekspresinya sangat mirip saat pertama kali ia berkenalan dengan Mark dan saat ia mengalami sedikit kecelakaan kecil di dalam bus dengan Jackson beberapa waktu yang lalu.

"Hyojin-ah," panggil Jackson.

Hyojin terkejut. Benar-benar tidak menyangka bahwa seorang Jackson Wang akan menggandeng jemarinya seperti barusan dan membuatnya melihat masa depan pemuda itu dengan lebih jelas.

"Ya! kau baik-baik saja?" Jackson melepaskan tautan jemarinya dan menggoyang-goyangkan bahu gadis itu perlahan.

Tapi yang terjadi justru diluar dugaannya. Hyojin menangis tanpa suara sembari menggigit bibir dalam-dalam. "O–oppa..." lirihnya.

Jackson trenyuh. Ia menarik kepala gadis itu dalam pelukannya sembari mengelus kepala dengan rambut ekor kuda itu perlahan. "Ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba menangis?"

"A–apa yang harus aku lakukan," ucapnya ditengah isak tangis yang tiba-tiba itu.

"Kenapa? Ada apa?" Jackson masih kebingungan.

"Mark Oppa—" Hyojin melepaskan pelukan Jackson dan memandang tepat ke manik mata Jackson dengan takut, "—apa yang harus kulakukan agar bisa menyelamatkannya?"

SWEET  NIGHTMARE  (a GOT7 FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang