#DHITO (2009)

20 1 0
                                    

"cinta pertama di bangku SMA berlabuh pada sosok laki-laki berkulit agak putih, bermata agak sipit, pemalu, sederhana, baik, sedikit cuek dan seorang gamers" 


Namaku Febrina panggil saja "peppy", teman semasa aku SMP yaitu Nandike yang memberikan nama panggilan itu. Tahun 2009 adalah awal aku baru memasuki bangku sekolah menengah atas dan rasanya biasa saja. Nem ku tidak cukup untuk masuk ke sekolah yang aku inginkan yaitu SMA 3 dan SMA 5. Dan saat aku masuk SMA orangtua ku sempat berdebat.

"Bi kamu masuk MY aja yah", mamaku berkata

"Jangan! Kamu masuk SMA negeri aja dek", papaku manyahuti perkataan mamaku.

"Yaudah kalo aku gak masuk SMA negeri aku masuk MY aja" tegas ku

Pada saat itu jika ingin masuk SMA Negeri harus memilih 3 sekolah pilihan. Dan ternyata aku diterima di sekolah pilihan ku yang ketiga, yaitu SMA 6. Karena aku tidak begitu suka masuk SMA 6 yang saat itu bukan SMA favorite di kota tempat tinggal ku, tapi aku mencoba untuk menikmati masa-masa SMA ku di SMA 6. Aku berada di kelas X-7, kelas terakhir dengan anak-anak yang kebanyakan suka bercanda dan bertingkah konyol, tapi sangatlah menghibur dikala penat belajar.

Aku mempunyai sahabat yang bernama Tania dan Gege. Tania itu perempuan berambut pendek dan agak tomboy dia terpilih menjadi pasukan pengibar bendera untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di sekolahku. Dan Gege, perempuan berparas china, berkulit putih dan dia tidak begitu aktif di ekskul. Dan mereka berdua adalah sahabat dekatku sekaligus sahabat pertama yang aku miliki di SMA.

Oh ya... aku mempunyai teman sekelas laki-laki yang agak kemayu yaitu "Marshal" sebut saja Ical dia sangat humble, hiperaktif dan aktif disekolah. Ical memperkenalkan ku dengan teman satu kompleknya yaitu Dhito. Saat itu aku tidak mempunyai pacar atau disebut juga "Jomblo".

Pada saat itu malam minggu, Dhito, Ical dan teman-temannya sedang berkumpul. Dan Dhito iseng menanyakan soal cewek ke Ical karena saat itu Dhito sedang jomblo, lalu Ical memberitahukan tentang aku ke Dhito. Dhito itu orangnya pemalu dan belum pernah sama sekali untuk pacaran atau dekat sama cewek.

Dan malam itu juga Ical mengirimkan ku SMS, memberitahukan kalau ada temannya yang Jomblo dan ganteng, dan Ical memberikan nomerku ke Dhito. Katanya Dhito mau kenalan tapi malu dan tidak berani menyapaku duluan. Aku pun sebenarnya juga malu, tapi pada akhirnya aku duluan yang memulai perkenalan dengan Dhito melalui SMS. Ketika aku mengirimkan pesan pertama kalinya ke Dhito, hati Dhito deg-degan karena pertama kalinya PDKT. Dan Ical pun menjadi makcomblang antara aku dan Dhito.

Hari demi hari berlalu, melalui perkenalan saat malam minggu itu, aku dan Dhito intens berkomunikasi. Dan akhirnya Dhito memintaku untuk menjadi pacarnya (atau istilah anak abg tuh "Di Tembak") melalui SMS, karena dia tidak berani untuk mangatakannya langsung kepada ku. Hatiku saat itu sangatlah bahagia, aku mempunyai pacar pertama di SMA, dan itu pun menjadi awal permulaan kisah cinta ku di masa putih abu-abu.

Selama aku dan Dhito pacaran, entah kenapa kita jarang sekali bertemu, mungkin sama-sama malu untuk bertemu. Sekalinya kita bertemu hanya di dekat gang rumah Dhito dan itu pun sebentar, setelah itu aku pun pulang. Gaya pacaran yang sangat aneh menurut Dhito, tapi aku dan Dhito senang-senang aja dengan gaya pacaran seperti itu, mungkin karena sama-sama pemalu.

Terkadang setiap pulang sekolah aku menyempatkan diri untuk bertemu Dhito. Dan kita bertemu di gang rumahnya Dhito, dan temanku Andirosa yang menemaniku kesana. Atau ketika aku sedang main kerumah Ical aku pasti menyempatkan waktu bertemu Dhito walaupun cuma sebentar. Dan setiap bertemu, Dhito selalu membujuk ku untuk kerumah dan bertemu mamanya tapi aku menolaknya karena aku malu. Aku malu, karena itu pertama kalinya aku diajak main kerumah pacarku dan bertemu mamanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVE IS WORTH TO WAITWhere stories live. Discover now