Satu

39.8K 964 6
                                    

"Lepas!! Aku tidak mau!" Gadis itu terus meronta dan berteriak minta tolong namun nihil,tidak ada yang berani untuk menolongnya dari amukan seorang Alex,bila ada yang berani menolongnya atau mencampuri urusan mereka maka tak segan segan Alex akan menghancurkan hidup orang tersebut.

"Diam!!! Ikut saja denganku!" Suara bariton itu menggelegar ketika membentak gadis itu dan tetap menyeretnya menuju kamarnya.

Alex membuka pintu kamar gadis itu dan menutupnya secara kasar dan tak lupa menguncinya.
Kini amarah sudah memuncak di kepalanya,ia mendorong gadis itu hingga tersungkur ke lantai.

Alex mencengkram rahang gadis itu dengan kuat,"Berani-berani nya kau bertemu dengan pria itu lagi?! Sudah ku katakan berapa kali agar kau tidak bertemu dengannya tapi tetap saja kau menemuinya!"

Gadis itu sesenggukan,ia menahan rasa sakit di wajahnya.

"Bu...bukan aku,ta..tapi dia yang menemuiku."

Alex tersenyum mengejek,"Tapi kau menikmatinya bukan?"

Gadis itu menggeleng lemah. Emosi yang sudah ditahan sejak tadi oleh Alex kini sudah tidak bisa ia tahan,ia mencengkram bahu gadis itu kuat-kuat dan membuatnya berdiri dari lantai kemudian mendorongnya ke atas ranjang. Ia kemudian menindih gadis itu dan merobek bajunya secara kasar.

"Jangan Alex,aku mohon." Pinta gadis itu masih sesenggukan sambil terus meronta namun percuma semakin ia meronta semakin Alex menggila. Karena gadis itu terus memukul-mukul dada Alex akhirnya ia mengikat kedua tangan gadis itu ke sisi kanan dan kiri ranjang menggunakan dasinya dan juga bekas robekan baju tadi.

Kini tinggal bra dan celana dalam yang masih melekat di tubuhnya."ini adalah hukuman untukmu karena sudah berani melawanku."

Alex melumat bibir gadis itu dengan kasar kemudian turun ke lehernya yang jenjang,tak lupa ia meninggalkan tanda kepemilikkan disana. Terus turun hingga mencapai dua gundukkan yang masih terbungkus rapi oleh bra,ia mencium dan meremas gundukkan itu dengan kasar hingga tanpa disadari membuat gadis itu mendesah. Desahan yang dikeluarkan dari bibir mungil dan tipis itu membuat gairah semakin menjalar di tubuhnya.

Alex menarik bra dan celana dalam gadis itu dengan tidak sabar,ia begitu takjub dengan keindahan yang ada di hadapannya saat ini. Ia tersenyum miring,"Pretty girl"

Ia melepaskan kemeja dan celananya,dan tampak juniornya sudah mengeras,gadis dihadapannya yang melihat itu semakin menangis tersedu-sedu,gadis itu tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Alex kembali menaiki ranjang,ia melumat kembali bibir dan payudara gadis itu kemudian mencium dan bermain serta menjelajah setiap inci dari selangkangan gadis itu dengan lidahnya yang semakin membuat gadis itu mendesah tak karuan.

Alex membuka lebar-lebar kedua kaki gadisnya itu dan mengambil posisi yang pas untuk aktivitas intinya tersebut. Gadis itu hanya bisa pasrah menerima perlakuan Alex karena ia sudah tidak bisa memberontak lagi.

"Kau siap sayang? Mungkin ini akan sedikit sakit namun setelah itu aku akan membuat kau kenikmatan dan menyebutkan namaku disela-sela desahanmu."

Alex mengarahkan juniornya pada pusat kenikmatan gadis itu dan dalam sekali hentakan ia berhasil memasukkan juniornya.
Ia tersenyum kemenangan melihat gadis dihadapannya ini berteriak keras karena menahan sakit saat ia memasukkan juniornya karena itulah hukuman yang diberikan oleh Alex pada gadis itu.

Setelah itu yang mengiringi kegiatan mereka berdua hanyalah desahan dan seruan gadis itu ketika menyebut nama Alex.

"Ya,benar begitu sayang,teruslah memanggil namaku."

Mereka melenguh kencang setelah mencapai puncak kenikmatan,Alex langsung melepaskan ikatan dari tangan gadis itu dan tak lupa mencium keningnya sebelum ia berbaring disisi gadis yang kini sudah ia anggap miliknya.

"Jika kau tak mau hukuman dariku maka kau jangan pernah membantahku,Kenya." Ujar Alex sebelum ia terlelap dan meninggalkan Kenya dengan isak tangis di ruangan itu.

My Stepsister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang