ㅡ Jangan melulu terpaku. Cukup kerjakan. Lakukan.
ㅡㅡ✨ㅡㅡ
Kyulkyung bersikap sebiasa mungkin disekolah. Sudah dua hari dia tidak membalas ataupun menggubris chat atau panggilan telfon dari Minhyun. Sebenarnya hatinya benar benar-benar tak sanggup tapi ia harus melakukannya. Dia sudah tak mau lagi menghadapi Minhyun yang selalu ingin menang sendiri. Tapi entah kenapa setiap ketikan Minhyun bahkan mampu meluluhkannya. Ingin menangis, tapi rasanya air matanya sudah kering sekarang.
"Kyul, masa nih kak Wonwoo dihubungin susah banget." Gumam Eunwoo masih dengan mata yang menatap kearah layar ponselnya. Tak mendapat jawaban, Eunwoo akhirnya menengok kearah Kyulkyung. Gadis bersurai hitam itu tengah mengamati lapangan. Entah objek apa yang ada disana.
"Lo liatin apa sih?" Eunwoo akhirnya ikut mengamati lapangan yang memang tengah ramai. Manusia berjenis kelamin laki laki memang lebih suka menghabiskan waktu istirahatnya di lapangan, bermain bola. Kantin? Mereka lebih suka mencuri waktu saat pelajaran dengan modus ke toilet daripada menggunakan waktu istirahatnya ke kantin.
Eunwoo mengamati setiap manusia dilapangan, sudah seperti radar saja. Dan ia langsung tahu objek pengamatan Kyulkyung saat melihat lima orang dipojok sana tengah duduk santai mengamati sekitar. Dan satu orang yang mencuri pehatian Eunwoo adalah Minhyun. Dan yang membuat perempuan berambut pirang itu kesal adalah Minhyun terlihat baik baik saja. Berbeda dengan Kyulkyung yang terlihat benar benar tertekan.
Tirai gorden menghalangi objek pandang Kyulkyung sekarang. Tapi matanya masih tak mau berpaling. Enggan mendengarkan suara Eunwoo pula. Gadis bermanik coklat itu sudah misuh misuh pada Kyulkyung setlah menutup tirai. Tapi tak satupun kata kata yang di cernanya. Omelan Eunwoo lewat begitu saja enggan sekedar mampir di pikirannya.
"Bentar deh, lo ga bakal mempan sama omelan gue." Seperti bisa mengerti situasi Kyulkyung, akhirnya Eunwoo memilih untuk meninggalkan Kyulkyung dan berlari menuju kelas sebelah dimana manusia bernama Rena berada.
ㅡㅡ♡ㅡㅡ
Riuh anak-anak di lapangan sedikit membuat telinga Minhyun jenuh. Sesuatu mengganjal dihatinya, tapi ia sendiri tak tau apa. Ia masih merasa baik-baik saja, jadi resah dihatinya itu tak digubris sama sekali. Tepukan Jonghyun pada bahunya menyadarkan Minhyun dari pikiran yang mulai terbang entah kemana. Lelaki itu tersenyum seperti biasa. Jonghyun jadi gemas sendiri. Bukan gemas dalam artian suka, tapi gemas dalam artian kesal dan ingin memaki saja. Kalau bukan karena jabatannya mungkin dia sudah memaki Minhyun saat ini.
"Hyun, lo sama Kyulkyung gimana?" Tanya Jonghyun membuka sesi interogasinya. Ia tahu persis, pasti terjadi sesuatu. Lihat saja Minhyun yang kembali menganggurkan ponselnya. Padahal beberapa minggu belakangan ia tak terlepas dari ponselnya.
"Biasa aja sih." Singkat, padat dan mengesalkan. Perhatian Dongho, Minky, Jonghan, Seungcheol, dan Jonghyun kini tertuju pada jawaban Minhyun yang entah mengapa terdengar mencurigakan.
Minhyun memutar bola matanya jengah. Lama lama dia bosan dengan tatapan curiga itu. Kenapa selalu saja dia yang disalahkan? Padahal mereka tak tau cerita yang sebenarnya. Dan bahkan jika mereka tau pun dia pada akhirnya akan disalahkan. Mungkin kata kata bahwa wanita selalu benar itu memang fakta. Buktinya Minhyun selalu saja dipojokkan.
"Dia ga bales chat gue. Ga angkat telfon gue. Bosen kali." Minhyun menghela nafas berat. Akhirnya beban dihatinya ia ungkapkan juga.
"Lo keliatan baik baik aja tanpa dia." Seungcheol nyerocos tanpa filter, tapi diamini oleh keempat lainnya. Minhyun memang terlihat baik baik saja. Lihat saja dia masih bisa hang out tanpa beban seperti biasa.
Minhyun memang tipe orang yang acuh, bahkan dia kelewat acuh. Harusnya dia berjuang sedikit lebih keras untuk meminta Kyulkyung memaafkannya. Tapi dia malah ikut mengabaikan kekasihnya itu.
"Hyun, lo masih baca... " Ucapan Seungcheol dipotong begitu saja oleh Minhyun. Sedikit geram tapi Seungcheol hanya diam. Tau persis tabiat Minhyun.
"Bullshit. Panduan macam itu ga akan berhasil juga kalo dia nya malah ngehindar." Minhyun beranjak, jenuh sudah mendengarkan nasehat yang lebih kearah menggurui. Kadang dia juga butuh support, dia di posisi yang tidak 100% salah, walaupun dia ikut andil dalam perang dingin dihubungannya, tapi tetap dia tak mau mengalah.
"Panduan? Omong kosong!" Minhyun menghapus pdf file di ponselnya lalu kembali memasukkannya kedalam saku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET HER GO ㅡ Minhyun x Kyulkyung
Historia Cortaㄴ only know you love her when you let her go, and you let her go; ㅡ passenger ㄱ kisah seorang Hwang Minhyun dan segenap kasih sayangnya pada Joo Kyulkyung. "..... but sometimes; we have to let go." ㅡ minhyun. ⓒ2017 bbywind. [ some chapter are priva...