Tuh kan beneran telat apdet. Maap.
Aku abis sakit soalnya. Kecapean ngurus acara agustusan.
Nih satu part dulu aja.
Enjoy!
~Firda~
________
Layar televisi menyala sejak tadi. Namun bukannya ditonton, melainkan menonton orang yang menyalakannya.
Alden sedang duduk di sofa ruang keluarga, membiarkan layar kaca besar itu menyala sementara dia asik dengan ponselnya sendiri.
Tadi dia tidak menemukan satu pun yang menarik dari yang ditontonnya. Karena itu, dia lebih tertarik untuk membuka aplikasi instagram miliknya.
Kemudian, ia melirik ke samping dari ekor matanya begitu dirasa ada orang lain yang datang.
Seorang Alno tanpa diundang tiba-tiba duduk di sampingnya dengan membawa sebungkus snack kentang berukuran besar.
Pasti dia baru saja dari dapur rumah Alden sebelum kesini. Dasar perampok kecil.
"Gabut gue"
Alden meliriknya lagi. Lelaki di sampingnya itu giat sekali menguras isi kemasan makanan ringan yang sedang dipeluknya.
"Alden", panggil Alno.
"Hm", Alden berdehem singkat.
Menyelami dunia maya lebih menarik dari pada menyaksikan aksi makan Alno dengan makanan curiannya itu.
"Menurut lo, si kembar bisa akur nggak sih?"
Kali ini Alden menghentikan segala aktivitasnya dengan ponsel dan beralih pada Alno.
"Soal tadi siang, gue suka liat mereka akrab gitu", ucap Alno begitu dirasa Alden tak akan bersuara.
"Mungkin bisa", jawab Alden nampak berpikir sebentar.
"Gue penasaran sama mereka. Gimana awal mula mereka bisa tawuran kaya gitu? Gue pengen tau"
"Kenapa lo nggak tanya ke Siska aja?", usul Alden.
Benar juga. Kenapa harus repot-repot berpikir tentang masalah padahal tidak tahu akar permasalahan itu sendiri? Akan lebih mudah memahaminya jika tahu intinya.
Bukankah akan lebih mudah lagi kalau mereka tanya saja kepada salah satu orang yang menjadi sorotan utama di sini?
Alno memposisikan dirinya lebih bersandar di sofa. Hingga kepalanya kini sedikit mendongak ke atas namun pandangannya terarah lurus kedepan.
Dan juga masih dalam posisi memeluk makanan ringan yang dibawanya tadi.
"Ya kali. Gue nggak punya hak ikut campur lebih dalam urusan hidupnya dia. Lagian, dia nggak mungkin terbuka gitu aja sama gue yang bukan siapa-siapanya"
Terlihat lesu pada raut muka Alno. Bahkan, snack yang dipeluknya dari tadi sudah tak lagi menarik untuk dimakannya. Dia kehilangan selera begitu saja. Ditambah Alden yang terlihat tak akan merespon keluhan Alno itu.
"Lo suka dia kan?", tanya Alden setelah lama dia terdiam memandangi iklan yang tayang bergantian di layar kaca.
"Menurut lo?"
"Tembak dia", ucap Alden masih tetap tak memandang Alno di sampingnya.
"Dia udah tau perasaan gue"
Alno mendesah pelan. Seakan dirinya tak punya harapan untuk membuat Siska punya perasaan lebih padanya.
"Kemaren gue ... ya... nggak nembak sih. Tapi gue bilang suka dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar yang Dikembar-kembarkan
Fiksi Remaja. Alih-alih saudara kembar yang biasanya selalu akur kemana-mana berdua, Siska dan Sinta adalah kembar yang akan cakar-cakaran jika disandingkan. Kembar dengan segala perbedaan bumi dan langit, ditambah lagi dengan sikap semua orang yang sel...