Kala itu gerimis terjadi tepatnya di Jalan Flamboyan. Kalian tau lah bagaimana suasana Bandung ketika udara begitu sejuk-sejuknya. Mungkin kalian berpikir untuk tidur menutupi seluruh tubuh dengan selimut. Ya benar sekali, pasti seluruh orang memilih hal demikian.
Tapi berbeda dengan Senja. Dia tengah berjalan kaki menuju pemakaman ?. Untuk apa coba ?. Dia terus berjalan langkah demi langkah ia telusuri. Pelan-pelan dengan muka datar ia teduhkan muka tanpa melihat kanan kiri.
Pasti di benak kalian ?, aneh sekali gadis ini. Kenapa di saat udara dingin menyergap ia malah menuju pemakaman dengan berjalan kaki tanpa memakai payung ataupun jas hujan. Di tambah lagi dengan muka masam suram tak berarti Senja yang begitu menonjol.
Orang sekitarnya hanya melihat senja dengan geleng kepala. Ada juga yang tidak menggubrisnya sama sekali. Bahkan ada yang pengendara mobil yang seenaknya melaju cepat di pinggir Senja hingga menumpahkan air got jalanan ke tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
General FictionSaat ranting pohon yang telah beeguguran di musim semi. Di sebuah perdestrian jalan flamboyan, tepatnya di kota Bandung. Ada seorang gadis lugu yang sedang berjalan sendiri mengiringi langkah sepatu lusuhnya menuju pemakaman. Dia bernama Senja. Senj...