Seorang wanita nampak berjalan tanpa arah menyusuri sepanjang jalan trotoar, pakaian yang dipakainya begitu mini. Dress berwarna merah maroon pas badan sehingga menimbulkan lekuk tubuhnya yang tercetak sempurna.
Waktu menunjukkan pukul 11 pm kst, udara semakin dingin tapi wanita itu seperti mati rasa tak merasakan kedinginan sama sekali dengan pakaiannya yang kurang bahan itu.
Jalanan mulai sepi dan sekali lagi, hal itu seperti bukanlah suatu gangguan untuknya. Biasanya dimalam hari begini rawan sekali terjadi tindak kejahatan, terlebih lagi para wanita pada umumnya tak akan berani keluar malam sendiri namun hal itu seperti tak berlaku untuknya.
Wanita itu berjalan menunduk, tiba-tiba entah mendapat dorongan darimana wanita itu berteriak keras.
"Aaaaaaaaaa.......!!!!!!"
Dadanya naik turun menarik nafas dalam-dalam setelah berteriak kencang, tak berapa lama wanita itu kembali melangkahkan kakinya setelah berhenti beberapa saat.
"Hwang sinb, mengapa hidupmu begini eoh?.." cicitnya.
Wanita itu mengacak rambutnya sampai berantakan.
"Hari ini aku hanya mendapat persenan sedikit sekali, padahal aku sudah melayani dua pengunjung. Arghhh! Napeun ahjumma!!!!!! Teganya dia merampas penghasilanku!!!" wanita itu menendang sebuah kaleng minuman bekas dengan high heelsnya.
Kaleng bekas itu hanya terlempar beberapa inci dari kakinya dan hal itu semakin membuatnya geram.
"Aish! Dasar kaleng tak tahu diri!!! Kau tahu? Seharusnya kau terlempar jauh dari sini supaya aku merasa lebih baik. Iss....tak bergu----
Malangnya wanita yang bernama hwang sinb itu. Kaleng bekas yang seharusnya terlempar jauh setelah ditendangnya lagi, malah membuatnya terpleset jatuh diatas trotoar yang sepi.
" aawwwww!!!!...." ringisnya setelah pantatnya mencium lantai.
"Malangnya nasibku..."
Sinb bangun dari tempatnya terjatuh tadi dan memutuskan kembali ke apartemennya.
Sekitar 15 menitan berjalan, sinb sampai didepan apartemennya. Disaat akan masuk, kepalanya menegok kesegala arah untuk memastikan tak ada pemilik apartemen ini.
Wanita itu sedang menghindari sang pemilik apartemen ini karena sudah dua bulan menunggak.
Iya, selama dua bulan itu dirinya harus bermain kucing-kucingan dengan jungyeon ahjumma, Pemilik apartemen yang ditempatinya selama 6 bulan ini. Dirinya hanyalah seorang wanita biasa yang berasal dari desa terpencil pinggir kota seoul.
Keluarganya hanya seorang petani yang hidup sederhana dan menghasilkan uang dari buruh tani sawi putih didesanya. Awal kehidupannya didesa begitu tentram dan damai dengan keluarga kecilnya, tetapi semua itu berubah setelah eomma-nya mengidap sebuah penyakit kanker dan harus dioperasi. Karena keluarga kami tak memiliki cukup biaya dan ditambah biaya operasi dan inap dirumah sakit begitu sangat mahal, akhirnya appa-ku berinisiatif berhutang ke seorang pemilik ladang sawi putih terkaya didesaku.
Dengan mudahnya, appa-ku diberi hutangan dari orang itu dan kami pun akhirnya bisa membayar tunjangan rumah sakit. Namun, setelah eomma-ku sembuh dan waktu membayar hutang tiba, orang yang menghutangkan uangnya pada appa memberi bunga yang sangat tinggi.
Appa yang hanya seorang buruh tani harus bekerja dengan keras, aku yang mengetahui itu tak tega dengan beban yang ditempanya.
Akhirnya, dengan segenap keberanian yang kumiliki. Aku menghampiri anaknya yang notabenenya adalah pacarku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
(COMPLETED)My Slut(Sinkook)
FanfictionKarena beban kehidupan, Hwang sinb harus bekerja menjadi wanita malam disebuah klub malam terkenal. Suatu hari, dirinya mendapat pelanggan seorang pengusaha terkenal yaitu jeon jungkook. pria itu terkenal sangat dingin dan angkuh.