Alia serobek lem pada amplop biru yang sedari tadi ia genggam hingga terlihat lusuh, ia mulai membaca kata demi kata yang ada pada surat tersebut, surat terakhir dari cinta pertamanya yang sudah 3 tahun peri meninggalkannya untuk selamanya.
Alia..
Jika kamu tau bahwa sebenarnya aku berusaha dan akan selalu berusaha untuk mampu mengingat kamu, aku ingin mampu mengingat setiap inci wajah kamu Alia
Aku sempat rasakan pahitnya hdup saat kita saling berjauhan dipisah jarak, namun itu lebih baik daripada aku harus berjauhan ingatan dengan kamu
Alia, aku tau kamu akan marah dengan kebohongan yaang telah aku buat supaya kamu mampu melupakan aku dan meneruskan hidup kamu, tapi aku lebih baik melihat kamu marah daripada melihat kamu sedih dan menangis..
Alia.. setiap kali aku menjalani terapi, menjalani apapun untuk mengembalikan ingatan aku tentang kamu.. namun usaha itu tisak sepenuhnya berhasil Al, aku hanya mampu mengingat kamu dari foto dan cerita yang disampaikan oleh Adit
Alia, aku menemukan seorang bernama Reina.. dia mirip kamu.. ucapan dan setiap kalimatnya mengingatkan aku akan kamu.. tetapi dia tidak akan bisa menjadi Alia yang saya kenal 3-4 tahun yang lalu
Alia, aku menderita menjalani terapi tapi tak seberapa menderita dibanding ketika saya kehilangan kamu dalam hidup dan ingatan aku..
Alia, dalam ada ataupun tiada, dalam tidur ataupun bangun, siang ataupun malam, apapun itu.. aku masih mencintai kamu hingga saat terakhirku nanti.. aku akan selalu ada di dalam hati kamu dan tidak akan pernah hilang Alia, aku akan menemani kamu. Alia jika nanti aku dan kamu sudah tidak bisa bertemu lagi.. aku titipkan kamu sama Adit,
Adit yang menyukai kamu dalam diam tapi dia rela mengalah untuk kebahagiaanku.. rela memberikan cintanya demi kebahagiaan aku.. sekarang bagikanAdit kebahagiaan yang dulu sempat kamu bagikan sama aku..
Jika kamu mau..
Alia aku mencintaimu sangat mencintaimu.. Jika suatu saat aku dapat kembali melihat wajahmu.. aku hanya ingin mengatakan jika aku akan berada bersamamu di dalam hatimu.. menyatu bersama jiwamu dan seluruh kenangan masa remaja kita yang singkat..
Alia terima kasih atas seluruh kebahagiaan, semangat dan kasih sayang yang pernah kamu berikan..
Aku mencintaimu selamanya...
Alia menangis, tubuhnya bergetar membaca surat yang ternyata sudah sangat lama sekali di buat oleh Dhika.. dan saat Alia membaca tulisan tangan Dhika kini, Dhika sudah tenang di alam yang berbeda dan Alia sudah tak mampu melihat wajah cinta pertamanya itu..
Alia tersungkur di sudut kamarnya, ia menutup wajahnya dengan surat yang kini basah karena air matanya.. dadanya sesak, tak mampu menahan tangis dan perih yang ada di dadanya, Alia menyesal ia tak mampu melihat dan mengetahui persis kepergian Dhika..
Ia memngingat kembali saat pertama mereka bertemu di jalan pintas menuju komplek rumahnya, ia mengingat jika Dhika adalah laki-laki pertama yang memberi dirinya persahabatan dan cinta yang begitu mutlak yang tak bisa diberikan oleh laki-laki manapun bahkan Vino sekalipun..
--
Alia menyusuri tangga kampus... matanya tertuju pada Rara yang sedang keluar dari ruang praktikum
"Raraa... sini sini" Alia menggerakan tangannya, hari ini ia memakai baju serba hitam dengan masker yang menutupi wajahnya
"Kenapa nih?" Rara menunjuk masker dan mata Alia

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan, ketika cinta memilih
Fiksi Remaja[berganti judul dari december love to alia] Alia baru saja kehilangan cinta pertamanya ketika ia beranjak remaja, Dhika kecelakaan dan menderita amnesia Vino, hanyalah teman masa kecil Alia yang mencintainya dan ingin membuat Alia bahagia Adit, ada...