Chapter 15

29.8K 2.1K 111
                                    

5 YEARS LATER

.

.

.

Lima tahun...

Bukanlah waktu yang singkat untuk Yunho.

Namja tampan itu lagi-lagi menatap layar ponselnya seperti orang bodoh. Sudah menjadi kebiasaannya menatap layar ponselnya hanya demi melihat wajah namja yang masih sangat ia cintai.

Sedang apa dia disana?

Apa kah dia baik-baik saja?

Ia tidak tahu.

"Masih merindukannya, hm?"

Yunho, yang masih sibuk memandang foto namja kesayangannya, tersentak saat mendengar suara Yoochun yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu ruangan kerjanya.

"Ah, Yoochun-ah."

Berjalan masuk dan memberikan sebuah undangan di meja kerjanya. "Ini, undangan peresmian apartment di Gyeonggi-do."

Yunho mengangguk paham. Memainkan undangan itu; memutar-mutar sambil membaca deretan kata yang tercetak disana. Tak lama kemudian, muncul seorang bocah kecil yang berlari dengan sepatunya yang berdecit nyaring.

"APPA!!" bocah bertubuh kecil itu langsung terhempas ke arah Yoochun. Namja yang dipanggil appa itu segera memeluk erat bocah kesayangannya kemudian memberikan kecupan sayang bertubi-tubi.

"Hihihi, geyi appaaa..."

"Baby, sudah appa bilang jangan lari-lari, eoh?"

"Uhm." Mengangguk paham dan segera menenggelamkan kepalanya di antara perpotongan leher Yoochun.

Sebahagia itu kah mempunyai anak? Eomma, baby, appa...

Bukankah itu terlihat sangat bahagia?

Hidup bersama orang yang kalian cintai dan merawat buah hati bersama...

Bukankah itu terdengar sangat bahagia?

Mendengarkan celotehan lucu sang anak... bermain bersama di akhir pekan, membacakan dongeng dan tidur bersama...

Bukankah itu hal menyenangkan?

Merindukannya...

Sangat.

"Sudah 5 tahun terlewat, Yun."

Yoochun sambil meniman-nimang Yoogeun lalu melemparkan senyum tipis ke arah Yunho. Namja bermata musang itu hanya tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya ke jendela kaca yang menampilkan bangunan-bangunan megah di Seoul.

"Aku tahu."

"Kau masih memikirkannya?"

Lagi-lagi ia bertanya dalam hati.

Masih kah?

Masih kah ia memikirkan semua itu?

Penyesalan itu masih ada.

Masih membekas hingga detik ini.

Mungkin jika ia tidak melakukan hal bodoh itu, semua tidak akan serumit ini.

"Molla, aku sedang mencoba melupakan semua itu."

"Baguslah. Aku akan mengunjungi Junsu dan membawa Yoogeun padanya, annyeong."

Bahagia.

Saat Yoochun menggendong Yoogeun dan tertawa riang bersama Junsu.

Bukankah harusnya ia merasakan hal yang sama?

Snowy SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang