Nb. di sarankan sembari mendengar lagu Cold Cherry - Growing pains (Ost.The Heirs) *kali aja feelnya daper :D Happy reading...dont forget for VOMENT!!
***
Gadis itu memejamkan matanya ketika angin dingin menerpa wajah cantiknya memainkan anak rambut yang tak ikut terikat olehnya. Matanya kembali terbuka ketika sayup-sayup ia mendengar teriakan anak laki-laki yang tengah sibuk merebut bola bundar bewarna orange itu yang terletak tak jauh dari rumahnya. Kang Hana—gadis itu tersenyum tipis saat mengingat kenangan yang menyelinap masuk di benaknya.
"Hana-ya" panggil seseorang di belakangnya membuat Hana mau tak mau menoleh ke sumber suara. Nampak seorang laki-laki tampan dengan baju santainya menghampiri Hana yang tengah duduk bersantai di halaman rumahnya.
"Apa yang tengah kau perhatikan ?" tanya laki-laki itu setelah ia duduk di samping Hana.
"Aku tengah melihat anak-anak komplek bermain bola basket" jawab Hana dengan tatapan yang sudah kembali ke lapangan bola basket itu. Seong Woo—laki-laki itu ikut melihat kearah dimana Hana menatap.
"Dulu aku sering menemanimu bermain basket, kau sangat lihai memainkan bola bundar itu" sambung Hana lagi tanpa melihat lawan bicaranya. Seong Woo yang mendengar penuturan gadis itu menatap Hana dengan tatapan yang sulit di artikan "Aku bisa bermain basket ?" tanya Seong Woo yang berhasil menarik perhatian Hana.
Hana tak langsung menjawab, melainkan ia menatap intens ke arah laki-laki tampan yang tengah duduk di sampingnya ini. Hana pun akhirnya menganggukkan kepalanya "Kau pandai bermain basket" tegasnya.
"Ah begitu" jawab Seong Woo singkat lalu matanya kembali ke arah sekerumunan anak yang masih setia memperebutkan bola bundar itu. Sedangkan Hana tatapan gadis itu masih terpaku kepada Seong Woo yang sudah mengalihkan tatapannya.
***
"Biar aku bantu" ujar Seong Woo yang tiba-tiba merebut dua buah kotak yang hendak Hana pindahkan ke gudangnya. "Aku bisa sendiri—".
"Bagaimana mungkin gadis bertubuh mungil sepertimu bisa membawa dua kotak seperti ini" potong Seong Woo cepat lalu segera bergegas menuju gudang yang terletak di belakang. Hana terpaku ketika mendengar ucapan yang di lontarkan Seong Woo, matanya pun tak sengaja menangkap figur seorang laki-laki yang nampak tersenyum cerah kearah kamera itu.
"Kalian sama tapi perbedaan itu tetap ada. Tapi terkadang aku melihat sosokmu di dalam dirinya. Aku bingung sekarang Seong Woo-ya, apa perbuatanku ini salah?" gumam Hana lirih sembari mengelus figur foto itu yang tak lain adalah foto Seong Woo.
***
"Hana-ya apa kau ingin makan sesuatu ?" tanya Seong Woo mendekati Hana yang tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
"Kenapa? Apa kau ingin memasakkanku?" tanya Hana tanpa mengalihkan pandangannya. "Hmm..." jawab Seong Woo cepat yang berhasil menarik perhatian Hana kepadanya.
"Kau yakin ingin memasak? Kau ingat minggu lalu kau hampir membakar dapurku" ujar Hana melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap Seong Woo.
"Ah itu..." Seong Woo menggaruk kepalanya tak gatal menahan malu. Sedangkan Hana hanya tersenyum tipis lalu tanpa ia sadari tangannya mulai mengusap kepala Seong Woo "Jika kau lapar pesanlah makanan, mengerti" ujar Hana setengah gemas. Saat Hana hendak menarik tangannya dari kepala Seong Woo, Seong Woo menahannya membuat Hana sedikit terkejut "Kenapa?" tanya Hana, ketika Seong Woo menatapnya tidak seperti tatapan yang sebelumnya.
"Tidak bisakah kau menatapku seperti Ong Seong Woo?" ujar Seong Woo membuat Hana terkesiap "A...apa maksudmu" tanya Hana yang mulai tergagap. Seong Woo menatapnya tajam "Aku tahu pemilik asli nama ini, tubuh ini sudah meninggal empat tahun yang lalu" Hana terdiam.
"Aku tahu jika aku hanya sebuah cloning-an".
"Aku tahu aku di buat agar kau bisa terus melihatnya karna kau sangat menyukainya".
"Aku tahu walaupun aku Ong Seong Woo tapi aku tetap bukan Ong Seong Woo" ujar Seong Woo bertubi-tubi dengan nada kecewa terdengar di setiap kalimatnya.
"Bagaimana kau—".
"Kau pikir aku tidak memperhatikan sikapmu? Kau pikir aku tidak melihatmu menangis dan berbicara lirih ketika menatap foto dengan wajah yang sama sepertiku? Kau pikir...aku tidak tahu bahwa alasanmu pergi setiap tanggal 6 September untuk mengunjungi makamnya" Hana kembali terkesiap ketika mendengar ucapan laki-laki yang nampak menahan emosi di hadapannya ini terlebih ketika liquid bening itu berhasil jatuh menyusuri pipi Seong Woo.
"Seong Woo-ya..." panggil Hana lirih yang ntah mengapa ia merasa sesak saat ini di dadanya.
"Jika kau membuatku seperti Ong Seong Woo. Setidaknya perlakukan aku seperti Ong Seong Woo, bukan hanya sebagai penggantinya. Aku tahu jika aku serakah. Tapi aku tidak mungkin terus diam jika aku diperlakukan hanya seperti pengganti saja. Kau lupa jika ingatan dan perasaanku milik orang itu (Ong Seong Woo) walaupun tidak sepenuhnya tapi aku memilikinya. Menurutmu bagaimana perasaanku?" sambung Seong Woo lagi. Sedangkan Hana masih diam dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.
"Mianhae" ujar Hana akhirnya setelah cukup lama diam. Seong Woo yang awalnya menundukkan kepalanya kini mendongakkan kepalanya menatap gadis yang kini menatapnya dengan penuh penyesalan itu.
"Mianhae Seong Woo-ya".
"Maaf jika aku tidak memperlakukanmu sebagaimana mestinya. Maaf jika aku egois dan malah mengabaikan perasaanmu. Mianhae Seong Woo-ya jeongmal mianhae" ujar Hana yang mulai menangis dengan keras. Seong Woo yang melihat itu pun segera memeluk gadis itu dan mengusap kepala dan punggung Hana dengan lembut.
"Uljima Hana-ya".
"Mianhae jeongma mianhae".
"Tidak, jangan katakan itu dan jangan menangis. Aku benci melihatmu menangis, kumohon hentikan Hana. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis seperti ini. Jangan menangis karna kau merasa bersalah dengan makhluk cloning-an sepertiku" ujar Seong Woo mencoba menghentikan tangisan gadis itu. Namun nyatanya Hana semakin menangis tersedu-sedu. Ia merasa sedih ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Seong Woo barusan.
"Tidak...bukan...kau bukan makhluk cloning-an. Kau Ong Seong Woo. Laki-laki yang aku cintai sejak lama, kau Ong Seong Woo" ujar Hana sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya kau benar. Aku Ong Seong Woo, maka dari itu jangan menangis lagi kumohon" ujar Seong Woo sembari melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang membasahi pipi Hana.
"Mianhae" ujar Hana lagi. Seong Woo menggeleng "Aku yang seharusnya minta maaf".
Cup.
Seong Woo mencium dahi Hana membuat gadis itu memejamkan matanya ketika material lembut itu menyapa dahinya.
"Saranghae Kang Hana" ujar Seong Woo menatap tepat kemanik mata coklat itu. Hana tersenyum tipis "Nado saranghae Ong Seong Woo" ujarnya lalu segera melingkarkan tangannya ke tengkuk Seong Woo mempersatukan kedua material lembut itu untuk pertama kalinya.
Seong Woo tersenyum di balik ciuman mereka, tangannya pun tak tinggal diam. Tangan kirinya mulai menggapai pinggang Hana untuk lebih dekat dengannya sedangkan tangan kirinya mulai menekan tengkuk Hana untuk memperdalam ciuman mereka.
THE END