chap (14) my parent's ideal son in law

754 82 23
                                    

"krys? Ada apa? Kenapa kau menanggis lagi? apa yang kau lihat?" tanya amber yang entah sudah sejak kapan disampingnya itu, tatapannya tajam, manatap lurus ke arah krystal yang masih memegang ponsel miliknya. Buru-buru krystal menekan tombol kembali di ponsel amber.

"ini oppa hanphone-mu. Aku kesal karena aku tak bisa memainkan semua permainan di ponsemu. Lalu aku tak sengaja memilih permainan criminal case, ternyata itu permainana teka-teki menyikap takbir pembunuhan. Aku kasihan dengan salah mayat korban, jadi aku menangis" ucap krystal yang berbohong. Untung saja dia sudah melihat permainan criminal case jadi dia bisa berbohong dengan lancar, selancar air.

Amber mendesah lega mendengar penuturan krsytal itu, ia tak merasa bahwa yeoja itu sedang berkilah "aku kira kau menangsi karena teringat kai dan sahabtmu itu, kry" amber berkata dengan tangannya sibuk menusukkan ikan kesebuah ranting pohon yang sudah ia bentuk seperti tusuk ikan.

"kry, bisa tolong ambil kayu disebelahmu itu? Dan tolong taruh kaunya di atas api ini. agar lebih besar apinya, jadi kita bis lebih hangat lagi" perintah amber. karena ia masih sibuk dengan ikan ditangannya untuk makan mereka sore ini. entahlah makan mereka itu bisa dianggap makan apa, siang? Sore atau bahkan malam. Tapi setidaknya mereka bisa mengisi perut mereka yang kosong itu.

"baik oppa" tangan krystal segera menggapai kayu-kayu yang amber minta itu dan menaruhnya di kobaran api. Api semakin menyala lebih besar lagi. semakin menghangatkan tubuh keduanya.

"tak apa kan,hanya makan ikan ini? maaf tak bisa memberimu makanan yang lebih enak. Tak ada warung terdekat disini" ucap amber dengan nada bersalah. Ia bersalah karena mengajak krystal membolos, dan pergi ke daerah yang jauh dari pemukiman warga.

"tidak masalah oppa, malah aku senang. Bisa memakan ikan tangkapan sendiri. Biasanya appa ketika memancing ikan selalu tak dapat, kalau dapatpun pasti kecil. Malah sejak tadi ketika aku mendapatkan ikan untuk pertama kali aku ingin langsung membakarnya" ucap krystal jujur

Amber tersenyum, ikan yag sudah ditusuk sudah semuanya. Ia memanggang ikan itu di atas api itu dengan hati-hati agar ikan tersebut tak gosong.

"oppa, aku mau ikut membakar ikan juga. sepertinya asik" pinta krystal antusias

"baiklah, ini" amber menyeret daun yang diatasnya berisi ikan-ikan hasil tangkapan mereka itu.

Krsytal mengambil dua buah ikan sekaligus dan membakarnya beberangen dengan amber. ia melihat ke arah depan dimana pemandangan kota yang masih terguyur hujan. Mungkin jika tak hujan, ia bisa melihat betapa indahnya kota seoul dari sana. Sungguh beruntung yang memiliki rumah ini nanti, bisa secara gratis menikmati pemandangan indah dari ketinggian beberapa ratus mdpl ini. ia sedikit iri tapi juga senang, senang karena ia adalah salah satu orang beruntung yang bisa melihat pemandangan kota seoul dari ketinggian dan bersama seseorang pemilik hatinya selain kai.

"hujannya masih turun, malah semakin lebat ya oppa" ucap krystal pasrah. Ia sudah tak berminat jika akan pulang diguyur hujan.

Ia memandang arah yang sama dengan krystal "ia benar, sepertinya hujan sangat betah menaungi kita. Dan sepertinya pula kita akan bermalam di sini. Maaf ya, kalau tahu begini aku tak akan mengajakmu ke sini. Lebih baik tadi kita ke pusat kota saja"

"ahh oppa, berapa kali kata maaf yang kau ucapakan hari ini untukku? apa kau tak bosan dan lelah mengucapkan kata maaf melulu? Aku saja sangat bosan mendengarnya. Sekeli lagi kau mengucapkan kata itu aku gigit kau!" krystal sedikit pura-pura geram, tapi amber mendengarnya sangat lucu.

"tapi meski kita harus bermalam disini, aku sangat senang sebab ini pengalaman pertamaku ke suatu tempat yang indah seperti daerah ini tanpa kedua orang tuaku. Ini yang namanya travelling oppa, bukan liburan. Travelling itu sesuatu sekali, kita tak akan bisa menebak bagaimana proses travelling berjalan. Tarvelling itu selalu penuh tebakan dan sifanya tiba-tiba dan tanpa rencana. Maka dari itu oppa, nikmati prosesnya bukan dimana tempat yang kita kunjungi" lanjut krystal bangga

regret loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang