[#10] I Will Wait

3.4K 264 50
                                    

Berkali-kali Soonyoung harus menghentikan aktifitas makanya, karena ia terus-terusan bersin, hidungnya terus keluar ingus.

Ini semua karena pria di depanya. Seokmin benar-benar gila dalam urusan sex, tak ada kata ampun untuk lawan mainya, walaupun Soonyoung sudah tak berdaya tapi Seokmin tetap memaksanya, mereka bermain sampai 5 ronde. Soonyoung benar-benar kewalahan meladeni permainan Seokmin, dia begitu kuat. Harus Soonyoung akui kalau pria ini sangat hebat, tahan lama dan sangat gila.

Soonyoung kembali menarik tissue dari kotaknya, mengelap ingus yang terus keluar dari hidungnya. Mereka bermain dibawah guyuran air dingin, berapa lamanya Soonyoung tak tau pasti, tapi itu lebih dari tiga jam. Itu sangat lama, Seokmin tidak mau berhenti dia bilang adik kecilnya belum puas masih ingin terus bermain. Dia memang sudah tidak waras. Seharusnya Soonyoung tak mempercayainya begitu saja saat Seokmin bilang ingin bermain sebentar. Dia bilang hanya 'Sebentar' tapi kenyataanya mereka bermain sampai setengah hari.

Sembari menyantap makanan yang tadi pagi dimasak Soonyoung, Seokmin terus tersenyum seperti penghuni baru rumah sakit jiwa. Hari ini dia terlihat begitu bahagia.. tak peduli dengan tatapan tajam dari pria manis didepanya.

Soonyoung sengaja melemparkan tissue kotor kearah Seokmin yang duduk berseberangan denganya.

"YAK!! Kau ini jorok sekali! Bagaimana kalau masuk ke mangkuk nasiku?!"
Teriak Seokmin, menutupi mangkuk nasinya dengan kedua tangan.

"Seharusnya aku melaporkanmu atas tindakan pemerkosaan."
Gumam Soonyoung sembari melemparkan tatapan tajamnya.

"Ck, mana ada korban pemerkosaan yang sangat menikmatinya.."
Kata Seokmin dengan senyum mesumnya.

"Ah, seharusnya aku merekamnya. kau harus dengar desahanmu yang sangat sexy itu, itu seperti mantra ajaib yang membuat penisku berdiri..."

"Tutup mulutmu atau mangkuk ini terbang ke wajah mesummu itu."
Soonyoung bersiap melemparkan mangkuk nasinya kearah Seokmin.

Seokmin hanya tersenyum lebar memamerkan deretan giginya.
Ia kembali melanjutkan makan dengan lahap. Energinya terkuras setelah permainan yang memakan waktu panjang, sekarang ia benar-benar lapar. Salahnya sendiri yang terlalu bernafsu hingga lupa waktu.

"Cepat habiskan makananmu, setelah makan kau harus pergi."
Kata Soonyoung tanpa melihat lawan bicaranya, ia sibuk dengan mangkuk nasinya.

"Jadi, kau mengusirku begitu?"

"Seokmin, aku serius..."

"..kau harus pulang ke rumah, orang tuamu pasti khawatir. Kau tidak bisa terus tinggal disini."
Kata Soonyoung serius.

Seokmin punya rumah, keluarganya pasti mengkhawatirkannya. Beberapa hari dia tidak pulang dan tidak memberi kabar ke rumah, mengabaikan segalanya termasuk kuliah. Walaupun Soonyoung ingin terus bersama pria ini, tapi dia tidak bisa terus membiarkanya tinggal. Seokmin punya tanggung jawab sebagai mahasiswa, Soonyoung tidak mau karena dirinya Seokmin jadi mengabaikan kehidupanya.

Air muka Seokmin berubah ketika Soonyoung menyinggung soal keluarga. Ia tak mau menatap kearah Soonyoung, senyuman yang setia terukir di bibirnya hilang begitu saja.

Merasa ada yang salah dengan kata-katanya barusan Soonyoung kembali berbicara dengan senyum mengembang. Ia menyesal telah menyinggung soal keluarga, Seokmin tampak sangat tidak suka membahasnya.

"Kita kan masih bisa bertemu setiap hari di kampus.. "
Katanya, mencoba mengembalikan suasana hati Seokmin.

"Aku sudah beberapa hari tidak masuk kelas.. pria tua itu pasti akan menceramahiku habis-habisan."
Cicit Soonyoung, kembali melanjutkan makan. Ia berbicara dengan mulut penuh makanan, saat ia bicara nasi berhamburan dari mulutnya membuat Seokmin yang melihatnya tidak bisa untuk tidak tersenyum. Pria manis ini selalu sukses membuat suasana hatinya membaik.

Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang