Part III

7.8K 348 3
                                    

Papaaahhhh?" Acha langsung terbangun dan melihat ke sekeliling dimana ia sekarang.

Acha merasakan ada tangan yang memegangi tangannya. Dan itu adalah tangan Rio.

Sedangkan Rio merasa tangan yang ia genggam bergerak, Rio langsung mengangkat kepalanya dan mendapati Acha yang terdiam duduk melihat wajah Rio.

"Cha.. Kamu udah sadar?"

Sebenarnya Acha masih sangat marah sama Rio. Akan tetapi, mimpi yang bertemu papanya menjadi pertimbangan oleh Acha. Acha tahu, papanya pasti selalu berkata dengan jujur. Dan Acha percaya itu.

"Cha... Masih marah sama aku?" tanya Rio.
"Ngga ko.."
"Cha, maafin aku ya.. Aku bener-bener gak tau kalau kamu punya penyakit magh"

Acha sedikit terkejut dengan pernyataan Rio.
"Hah? Magh?"
"Udah gak usah di pikirin.. Aku beliin makanan buat kamu dulu ya, Kamu kan belum makan dari jam istirahat"

Rio langsung meninggalkan Acha di UKS sendirian. Acha kebingungan dengan sikap Rio yang melunak, tidak seperti tadi. Kasar.

■■■

Rio mengantarkan Acha sampai ke rumah Acha. Acha sangat senang dengan sikap Rio yang perhatian. Membuat Acha merasakan kalau Rio benar-benar tulus.

"Acha masuk dulu ya.."

Rio turun dari motornya dan membuka pelindung kepala yang berhitam pekat itu.

"Cha.. Maafin aku ya? Aku bener-bener minta maaf cha.. Aku udah kasar, udah egois.. Maafin aku cha"

Acha hanya diam terpaku. Perkataan Rio membuat Acha mengingat kejadian tadi yang bikin ia tidak sadarkan diri.

Acha hanya tersenyum simpul dan menganggukan kepalanya.

"Serius kamu maafin aku? Makasih cha.." Rio memeluk Acha sebagai terima kasihnya, yang membuat Acha mengangkat tangannya dan melingkarkan di pinggang Rio.

Dengan seperti ini, Acha merasa bebannya berkurang sedikit. Dilepaskanlah tangan Rio dari pundak Acha.

"Yaudah aku pulang dulu ya? Kamu jangan lupa makan sama istirahat"
"Iya yo.."
"Inget. Jangan telat makan.. Nanti magh nya kambuh lagi"
Acha langsung mengerutkan keningnya. Sejak kapan Acha mempunyai riwayat penyakit magh.

"Aku pamit ya.. Love you.." mendengar itu Acha langsung memutarkan bola matanya.
"Kok gak di jawab? Udah gak sayang sama aku?"
"Eh gak gitu ngga.."
"Terus kenapa gak langsung di jawab?"
"Oke oke.. Love you to.." Acha memaksakan senyumnya dan melambaikan tangannya.

Melihat motor Rio menjauh, Acha hanya dapat menghelakan nafasnya.

"Ternyata Rio masih sama aja"

Acha berjalan memasuki rumahnya. Dan tidak lama bunyi klakson motor, yang membuat Acha memutarkan badannya.

"Kenapa lagi sih yo?"

Acha merasa malu karna yang datang bukan Rio melainkan tukang pos.

"Loh mba tahu nama saya?
"Emang nama mas siapa?"
"Tyo mba.. Wah pasti mba bisa baca pikiran orang ya?"
"Eh.. Ngga bisa mas"
"Masa sih mba.. Oh iya, ini ada surat dari rumah sakit Tadika Pertiwi mba"

Acha langsung mengambilnya dan buru-buru ia masukkan ke dalam tas. Karna Acha sangat Tahu isi dari surat tersebut.

"Yaudah mba.. Saya pamit dulu ya" Acha hanya melihat dengan alis terangkat sedikit.

"Jangan di liatin saya terus mba.. Ntar pikiran saya kebaca sama mba.."
"Emang mas lagi mikirin apa?"
"Jangan ah.. Ntar mba nya kesel sama saya"

Acha lagi-lagi menghelakan nafasnya. Acha memilih langsung meninggalkan tukang pos tersebut. Berbeda dengan tukang posnya, ia tertawa jahil melihat tingkah Acha.

"Di pikiran saya.. Mba manis banget.." dengan sedikit teriak.

Acha yang mendengar langsung menengok ke belakang, akan tetapi tukang pos tersebut sudah pergi. Acha sedikit terhibur dengan tukang pos tersebut.

"Acha pulang.."

Drrtt drttt...

Merasakan hpnya bergetar Acha langsung mengambilnya dan melihat notification nya.

From : Rio
Ngapain tadi ngobrol lama banget sama tukang pos?

Acha tidak habis pikir. Tahu dari mana kalau Rio?

Drrtt drtttt

From : Rio
Gue tadi mampir sebentar ke warung di ujung blok. Dan pas gue liat ke arah rumah lo. Gue liat lo lagi sama tukang pos.

Mampus. Batin Acha.

To : Rio
Dia ngasih surat buat mama, dan dia tadi nanya blok H4 dimana. Itu doang ko

Drrtt drttt

Tidak butuh waktu lama Rio langsung membalasnya.

From : Rio
Yaudah. Bohong awas lo!

Acha melihat pesan terakhir dari Rio. Ia langsung memasukan hpnya lagi ke saku dan Acha berjalan menuju kamarnya. Sesampai di kamar Acha langsung melihat surat dari Rumah Sakit Tadika Pertiwi. Acha membaca dengan sangat serius.

Acha merasa cape dan bosan tapi ini harus ia lakukan. Isi surat memberitahu untuk control pada esok hari.

"Acha..."
Acha langsung meremas surat tersebut dan menyembunyikannya.
"Sudah pulang nak? Ganti baju, makan, istirahat ya"
"Iya ma.. Oh iya ma.."
"Besok aku pulang agak sorean ya ma.. Besok ada kerja kelompok di rumah Tania"
"Oh.... Yaudah sayang"
"Makasih ma.."

Selepasnya mamanya pergi. Acha langsung jatuhkan diri di kasur.

"Maafin acha ma.. Acha gak mau ngerepotin mama"











Update lagiiii yuhuuuuu😍😍😍😍
Maaf yaaaa, idenya agak kesumbat jadi lama banget updatenya😢

Jangan lupa di vote ya guysss thank youuuuu💞💞💞💞💞

Over PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang