Tidak selamanya setelah badai akan muncul pelangi, namun yang pasti besok matahari akan terbit, kamu hanya perlu menunggu sampai besok. Bersabar lah!!! --BINTANG--
Pukul 02.00 subuh Rena masih terjaga, dia duduk di sudut ruangan Oma Ratna sudah tertidur pulas. Ini lah alasan Rena kenapa harus mabuk dulu baru bisa tidur, jika bukan karena alkohol dia tidak akan bisa tidur nyenyak.
Terlebih saat ini, Memikirkan permintaan oma Ratna bukan lah sesuatu yang dapat di toleransi oleh ketenangan hatinya. Belum lagi rasa sepi yang selalu datang menyapa bersama kenangan tragis kedua orang tua nya, semua itu seakan menarik nya masuk ke dalam kegelapan yang selalu menjadi mimpi buruk nya.
Rena mencoba membuka jendela ruangan untuk mencari udara segar dan berharap darah membawa lebih banyak oksigen ke otaknya. Tapi sayang nya udara dingin dan kegelapan justru terasa semakin mencekam.
Sedalam apapun nafas yang Rena tarik dan hembuskan benang-benang syarafnya justru terasa semakin kusut, Dia semakin tidak bisa membuat fikiran dan hatinya tenang. Seperti biasa hanya satu hal yang mampu membuat nya colling down dan tertidur pulas,dan itu adalah alcohol.
Rena memeriksa tas channel ukuran jumbo milik nya dan mendapati satu kaleng bir. Untung nya dia memang selalu menyetok minuman di dalam tasnya, itu karena saat dia merasa tiba-tiba begitu butuh sandaran tapi tidak ada siapapun di sampingnya hanya minuman beralkohol yang dapat mengerti dia.
Hanya dengan mabuk-mabukan Rena dapat lupa sejenak dengan semua dendamnya, rasa rindunya, rasa kehilangannya, dan rasa kesepiannya. Perasaan kejam ini.
"Untung masih ada satu di tas" Ujar nya lega sambil membuka kaleng bir itu.
Belum sempat dia meneguknya seseorang langsung merebut kaleng bir itu dari tangan nya dan membuangnya lewat jendela.
Rena tersentak dan langsung menatap tajam kepada orang yang sudah membuang kesenangnya itu. Dia baru akan memulai makian seribu bahasanya tapi Bintang langsung menutup mulut nya, dan menariknya keluar dari ruangan oma.
Bintang tau Rena pasti akan protes keras terhadapnya, dan dia tidak ingin suara cempreng milik nya menganggu istirahat oma.
"Om apa-apaan sih" Geram Rena saat Bintang sudah melepaskan tangan dari mulut nya.
"Kamu yang apa-apaan, oma itu sedang sakit dan kamu malah minum bir sambil menjaga nya, kamu benar-benar tidak peduli dengan oma? Kamu mau oma semakin kolaps melihat kelakuan kamu yang selalu mabuk-mabukan dalam keadaan apa pun. Apa kamu fikir rumah sakit ini tempat clubbing" Bintang lebih kesal dari nya, dan sial nya Bintang berada di posisi yang benar.
"Tapi itu kan cuma bir, gak akan memabukkan kalau cuma sekalen. Yaelah" Rena mencoba membela dirinya mengusir rasa bersalah yang di todongkan pada nya.
Cuma bir dia bilang
Bintang menghela panjang, timbul keinginan kuat untuk mengoperasi otak Rena dan memperbaki syaraf nya yang koslet.
"Sekaleng bir ini yang kamu minum setiap hari seperti air putih bisa menyebabkan kamu terkena congestive heart failure, abces hepar, Alzheimer's disease, nefritis sampai kerusakan rahim"
Rena memutar mata, dia bahkan tidak mengerti bahasa apa yang sedang di gunakan Bintang pada nya.
Melihat ekpresi bingung Rena membuat Bintang sadar, tidak ada guna nya berdebat dengan Rena yang saat ini hanya membawa separuh otak nya di kepala, separuh nya lagi ada di bar minuman.
"Kamu pulang lah, biar saya yang jaga oma? " Bintang melemahkan nada suara nya.
Apa dia baru saja menurunkan nada suara nya? kenapa dia berhenti memarahi gue? Rena tidak mengerti itu padahal dia sudah bersiap untuk perdebatan panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
JELAGA HATI (REVISI)
RomanceRena itu troublemaker banget, belum lagi kebiasaan nya yang suka dugem, mabuk-mabukan, temperament dan terlibat dalam masalah. Pokok nya dia adalah paket complete pemberontakan anak remaja. Wajar jika oma nya memaksa dia menikah untuk bisa memperba...