+Eighteen; Decision.

357 83 6
                                    

Daniel mencoba mendobrak sekali, tapi gagal.

Percobaan kedua, gagal.

Percobaan ketiga, juga gagal.

Sampai akhirnya percobaan keempat, pintu itu kedobrak sempurna.

Memperlihatkan Sejeong yang lagi dicekek dengan makhluk aneh tersebut, dan mulutnya dimasukkin sebuah kain, alasan kenapa Sejeong tidak menjawab Daniel daritadi.

Tak hanya itu, makhluk itu juga terlihat menangkat pisau, berencana untuk membunuh Sejeong, tapi Sejeong menahannya. Ia terlihat seperti ingin menangis.

Daniel langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, mencari barang untuk memukul makhluk itu.

Sampai akhirnya Ia menemukan sebuah kayu panjang yang disimpan disebelah bilik akhir.

Ia memegang tongkat itu dengan dengan cepat langsung melayangkan pukulan kepada makhluk itu.

Makhluk itu jatuh tersungkur, membuat Ia yang awalnya berusaha menahan Sejeong, akhirnya terlepas.

Daniel langsung menarik Sejeong dan melepas kain yang berada dimulutnya.

"UHUK UHUK!!!"

Terlihat sebuah luka cukup besar pelipis Sejeong.

"Gue udah bilang, mendingan gue ikut masuk ke toilet, biar lo ga kaya gini. Pembangkak sih lo,"

"Ah, anjing!"

Engga, engga. Bukan Sejeong yang bilang.

















Melainkan makhluk yang tersungkur itu.










Sejeong dan Daniel dengan cepat langsung menoleh kearah makhluk tersebut, membelalak.

Mereka gak tau makhluk itu bisa berbicara, maksudnya, berbicara kotor seperti itu?

Menyadari Ia ditatap, makhluk itu langsung merapatkan jas yang menutup area mukanya dan berlari.

"Eh,"

Baru aja Sejeong mau menyusul, tapi ditahan oleh Daniel.

"Lo lagi sakit masih aja mau ngejar," omel Daniel lagi, membuat Sejeong mencibir.

Daniel kemudian mengambil posisi jongkok didepan Sejeong, membuat Sejeong mengernyit. "Apa-apaan?"

"Naik,"

"Gak mau, gue berat,"

"Naik atau gue tinggal?"

"Tinggal aja."

Daniel langsung berdecak kesal.









"Naik atau gue cium?"

Sejeong menganga menatap punggung Daniel.

"1,"

"2,"

"Iya iya! Gue naik!" Sejeong dengan cepat langsung melingkar kedua tangannya dileher Daniel, membuat Ia sekarang berada di punggung Daniel.


Daniel diam-diam tersenyum, lalu mulai berdiri dan berjalan kearah tempat persembunyian mereka yang awal.

+ + +

"Kak, menurut gue, mending kita cari siapa pelakunya dulu, jangan sembunyi gini terus. We won't survive if we continue to hide without doing anything. Hasilnya tetep akhirnya kita mati, Kak?"

Rosé, yang bersembunyi disamping Daehwi berusaha mencerna perkataan Daehwi.

Yang Daehwi ngomong ada benarnya juga.

Tapi, baru aja Rosé mau membalas perkataan Daehwi, barang itu langsung berbunyi.

Rosé terlalu takut untuk membukanya, Daehwi takut tak takut harus membukanya.











'Hi, losers. It's 2 A.M. already, yet y'all haven't found the culprit? It seems I'm not wrong to call you guys with 'losers.' It suits you very well.

Because it's 2 A.M. already, then your play hours will be added till 3 A.M., because you even haven't found out who is the culprit, and also the stuff to kill the culprit, isn't it?

If you guys can't finish the game until the hours that have been specified, sorry not sorry, You all will die.

Here's the clue:

The stuff that you'll use to kill the culprit is an ancient item.



Last but not least because you guys are so slow,












































The culprit didn't get this message.

I can't wait to meet you all.

Good luck, losers?'





































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DOR! WKWKWKKWKWKWKKW.

Outlast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang