SEPULUH

23.8K 855 38
                                    

"Tidak.. maksudku...kunci rumahku, aku menaruhnya di tas pakaianku yang tertinggal di Skotlandia. Tidak di clutch ini, ada kunci cadangannya tapi aku letakkan di dalam rak buku di lorong itu...." ucap Maggie panik.

Derick lega sekali mendengarnya. Itulah kenapa aku jatuh cinta denganmu Maggie, perilakumu sangat nyentrik dan gila, pikir Derick geli. "Soal tas besarmu dan semua perlengkapan yang tertinggal di sana, kau bisa minta tolong Ibumu atau sekarang aku bisa menyuruh anak buahku mengambilnya. Dan ini, lihatlah!" Derick merogoh saku celananya dan memperlihatkan sebuah gantungan kunci jeepnya dengan rangkaian dua kunci yang tergantung menyatu. "Ya, aku tahu...ketika aku bersih-bersih makanan sampahmu di semua sudut rumahmu, aku tak sengaja menemukan kunci ini, lalu aku gabungkan dengan kunci jeepku. Waktu itu kupikir hanya untuk mengamankannya saja, karena kau itu orangnya ceroboh...lalu kau mengusirku, aku lupa mengembalikan padamu..." ucap Derick antara nada kesal dan geli.

"Oh, Derick..." Maggie tersipu malu dan ia benamkan wajahnya ke dada Derick. Derick mengerang senang.

Setelah membuka pintu dan menutupnya kembali, kedua manusia yang sedang di mabuk asmara ini tak bisa menahan diri lagi. Gairah mereka sudah tak bisa di bendung.

"Kita ke atas sekarang..." suara Maggie bergetar.

Derick tak menjawab, tangannya langsung meraih tubuh gadisnya dan secara mengejutkan merebahkan tubuh Maggie di sofa, merentangkan kaki gadis itu dan menindih Maggie dengan cepat.

Gerakan itu mengagetkan Maggie. "Derick, aa..apaa yang akan kau lakukan?" Jantung Maggie seakan mau melompat.

"Ssshhh.. Lebih baik kau diam, sayang.." ucap Derick parau.

Derick menopang tubuhnya dengan kedua sikunya dan menahan dada bidangnya beberapa centi di atas payudara Maggie. Gerakan Derick yang tiba-tiba membuat gaun gadis itu tersingkap ke atas perutnya melebihi batas kesopanan, dan bagian bawah tubuh pria itu menekan bagian intim tubuh Maggie. Pinggulnya yang ramping mendesak di antara pangkal paha Maggie, membuat pusat gairahnya mengeras, menekan bagian bawah tubuh Maggie yang lembut.

"Jangan kau pikir, kau tak bisa memberikan kenikmatan padaku..." geram Derick. "Kau membuatku gila selama berminggu-minggu karena aku harus menahan hasratku. Nah gadis keras kepala, kau akan aku tunjukkan seberapa gilanya diriku."

Lalu ia mulai mencium bibir Maggie, melesakkan lidahnya dengan ahli. Ciumannya kini lebih dalam, lebih panas, lebih bergelora, dan lebih haus ketimbang ciuman yang pernah mereka lakukan. Maggie tanpa ragu membalas ciuman itu dengan gairah yang sama. Napas mereka terengah saat ciuman mereka berakhir karena mereka butuh asupan oksigen.

Namun Derick tak membutuhkan jeda terlalu lama. Saat Maggi masih membutuhkan waktu untuk mengatur napasnya, bibir Derick sudah menyusuri leher, turun ke bahunya, sampai ke tepian gaunnya. Tangan Derick bergerak cepat meraih resleting di balik punggung Maggie, yang membuat gadis itu sedikit mengangkat tubuhnya. Dalam sekejap resleting gaunnya telah turun hingga batas pinggulnya. Derick menarik turun gaun itu menuruni lengan Maggie, hingga gaun itu terlepas bebas dari tubuh Maggie dan di lempar Derick asal. Menyisakan bra dan celana dalamnya. Mata Derick berkabut karena gairah, ia angkat tubuhnya dan dengan tak berkedip ia jelajahi tubuh Maggie dengan matanya. Tatapannya berhenti pada dua gundukan besar di dadanya.

"Ini lebih indah, dari yang aku bayangkan..." ucapnya parau sambil melepaskan jas dan dasinya yang di lempar begitu saja di lantai.

Maggie tercekat, rasa nikmat mulai menggelenyar saat Derick dengan kecepatan penuh melepaskan bra hingga payudaranya terbebas sudah.

Kemudian tanpa ragu sedikitpun Derick meraih puncak payudara yang telah mengeras itu, yang secara bergantian ia kulum dan ia hisap dengan irama menggairahkan. Membuat Maggie membenamkan jemarinya di rambut coklat Derick untuk menarik kepala pria itu agar semakin dekat padanya. Derick semakin bernafsu untuk terus mencicipi kedua payudara itu. Ini benar-benar nikmat dan lebih menggiurkan dari yang aku kira, pikir Derick.

Big is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang