Banyak hal yang ingin aku ceritakan tentang keindahan dirimu yang hampir sempurna. Namun semua ku urungkan karena sikap dinginmu, jika rasa ku ini salah kepadamu maka maafkan aku dan izinkan aku, melangkah mundur lalu menghilang dari spenggal kisah kehidupanmu yang belum kau selesaikan, aku sadar setiap orang berhak hadir dalam kisah kehidupan orang lain. Namun tidak untuk menetap selamanya. Ada juga yang disetiap pertemuan hanya menyisahkan pembelajaran dan ada pula yang tetap hidup dalam sebuah pertemuan. Namun rasanya aku terlalu berharap berlebihan jika kelak bisa menjadi wanita yang kau pilih, ataukah ini wajar? Jika pada akhirnya namamu yang slalu kusebut dalam setiap doaku di sepertiga malam? Aku bahkan tak tahu mengapa seperti ini, namun jika pada akhirnya bukan aku ataupun kamu, aku berharap aku bisa ikhlas menatapmu bahagia dengan orang yang telah ditetapkan menjadi takdirmu. Meskipun itu bukanlah aku.
Dariku, Pengagum mu
"baca apaan sih mas?," Tanya Risa
"Cuma blog dek," jawab alif kemudian menutup laptopnya
"Masih suka aja bacain blog, oh iya mas tiga hari yang lalu ke rumahnya mbak Ambar kan?,"
"Iseng aja baca-baca dek, iya mas kesana"
"Mbak Ais ada gak disana mas? Risa kangen sama mbak Ais,"
"Mbak Ais belum dateng, kemarin cuma orangtua sama mas Alwi dan istrinya aja yang baru datang,"
"Yahhh kok mbak Ais gak dateng ya? Padahalkan Risa pengen masak bareng mbak Ais,"
"Lah, sama mas kan bisa? Mas kan chef dek?,"
"Mas itu passionnya masakan restoran kalau mbak Ais masakan rumahan yang sederhana tapi rasanya istimewa,"
"Mas heran deh, yang sebenernya saudara kamu itu mas apa Aisyah?," Tanya Alif heran dan hanya dibalas cengiran khas Risa yang artinya berhasil membuat Alif kesal
Di rumah kediaman Rendra, semua sedang sibuk-sibuknya untuk acara pernikahan Ambar. Setelah kemarin malam mengadakan pengajian maka hari ini adalah acara khatam Al-qur'an Ambar sebelum dua hari lagi akad nikah dilaksanakan.
Hari ini Aisyah datang ke Depok, sebenarnya dia sedikit malas karena frekuensi bertemunya dengan Alif akan sering terjadi, mengingat Alif adalah sahabat sekaligus yang diberi tanggung jawab untuk menghandel makanan dipesta pernikahan saudaranya itu.
"Ais, ayok bantuin mbak ngangkat kado-kado ini," ucap Ambar, pasalnya kado-kado dari teman-temannya yang tak dapat hadir di hari bahagianya terus berdatangan
"Iya mbak, ini mau ditaruh dimana? Dikamar mbak apa kamar tamu?,"
"Kamar mbak aja, nanti kalau gak muat sebagian di taruh di kamar tamu aja ya,"
"Oke mbak, oh iya mbak, mas Rendra mana ya?,"
"Lagi pergi tadi sama mas Alwi, gak tau mau kemana,"
Selesai membantu Ambar, Aisyah bergegas untuk menunaikan ibadah sholat zuhur. Setelahnya Aisyah berjalan ke arah dapur karena ingin mengambil cemilan di dalam kulkas.
"Bi, di kulkas ada makanan kan?," Tanya Aisyah pada pembantu rumah itu
"Ada non,tapi di dapur lagi rame soalnya lagi menyiapkan makanan untuk nanti malam," jawab si pembantu kemudian pergi dari hadapan Aisyah
Aisyah pun langsung berjalan ke arah dapur, namun bukannya ramai tapi malah sepi.
"Katanya ramai, tapi kok malah sepi? Ah udahlah aku ambil cemilan aja," ucap Aisyah sendiri sambil membuka kulkas

KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Al-Kahfi (TAMAT)
Spirituelles(Follow dulu sebelum membaca, beberapa part di private) "Aisyah, Bidadari dunia memang tidak bersayap, namun dia pasti berhijab :) Iya, kamu adalah bidadari dunia ku dan semoga kelak menjadi bidadari syurga ku. Inshaallah kamu dan aku sehidup dan se...