'Dumb, dumber, and dumbest' adalah julukan untuk keempat temanku ini. Sandrina, teman sekelasku yang pintar menggambar dan aktif dalam berorganisasi di sekolah tetapi sedikit lambat dalam bertindak. Lia, teman sejoli Sandrina yang juga teman sekelasku ini kreatif dan aktif berorganisasi tetapi pemalas. Mereka berdua selalu dijuluki 'dumb and dumber ' karena sifatnya. Sedangkan, ada dua anak lagi yang biasa dijuluki 'dumb and dumbest'. Nita, anak kelas sebelah yang ramah dan pandai bersosialisasi tetapi berandalan dan sangat ceroboh. Anggia, teman sejoli Nita yang juga anak kelas sebelah ini suka menolong orang tetapi sedikit gila dan hiperaktif.
Namaku Vina, anak yang memiliki satu kekurangan yaitu tidak memiliki kelebihan. Itu adalah slogan dari namaku. Aku sekarang berada di bangku SMA, tepatnya kelas 2 SMA. Aku, Lia, dan Sandrina berada di kelas 11-2, sedangkan Nita dan Anggia berada di kelas 11-3. Ini adalah kisahku berteman dengan si 'dumb, dumber, and dumbest'.
"WOY! Ayo ke kantin, sok rajin banget ngerjain tugas", teriak Nita.
"Emang rajin dari lahir, mau gimana?", sahutku.
"Banyak omong nih orang, udah ke kantin aja, ayo!", kata Anggia sambil menarikku ke arah kantin.
"Aku beli siomay dulu ya," kata Nita. "Yakin? Antrinya panjang banget lo, Nit," sahutku. "Nggak apa lah, pingin banget soalnya" kata Nita langsung lari untuk mengantri siomay.
"NANANAAA!! JENG JENG OO YEAHH!!",teriak Anggia sambil memukul-mukul meja. "NGGI! Berisik, malu-maluin aj-", "NANANA UU YEAH NANANA"teriak Anggia lagi.
Dengan cepat aku langsung melepas headset Anggia, "Woy, berisik! Ngapain sih? Nyanyi cuma 'jeng jeng' 'nanana' 'oo yeah' nggak ada nadanya pula," kataku.
"Ya terserahku lah, yang nyanyi juga aku," katanya sambil memasang headsetnya lagi dengan muka yang menyebalkan. "Dih, yaudah" balasku.
Sepuluh menit lewat, Nita akhirnya datang tapi anehnya dia nggak bawa siomay atau makanan apapun, tangannya kosong.
"Mana siomay-mu, Nit?", tanyaku bingung.
"Jadi-jadi itu tadi-pas aku disitu tadi-pas antri siomay-pas disana-itu disana", kata Nita dengan cepat.
"Ngomong apa sih kamu ini? Pelan-pelan,"kataku.
"Jadi, tadi aku udah antri lama banget pas bagian aku pesan...ternyata aku nggak bawa uang...", jawab Nita.
"......"
Istirahat sudah selesai, kelasku sekarang waktunya pelajaran....."Eh, sekarang pelajaran apa?" tanyaku ke Sandrina.
"Kebiasaan nggak lihat jadwal sih, habis ini itu pelajaran bahasa Inggris", kata Sandrina. "Beneran bahasa Inggris, San?" tanyaku memastikan.
"Bener yaa, aku itu selalu tau jadwal", kata Sandrina sombong.
Seketika Bu Diah, guru Matematika, masuk kelas,"Ayo disiapkan kelasnya!".
"Selalu tau jadwal ya, San...", Bisikku ke Sandrina dengan sarkastik.
"Hehe, ya maaf", kata Sandrina dengan muka sok polosnya.
Besoknya, aku datang ke sekolah pukul 06.10 karena bangun terlalu pagi. Aku berjalan ke kelas dan terkejut karena melihat Lia dan Sandrina sedang tidur di bangkunya.
"Li, San! Bangun!" teriakku.
"Apa.....", kata Sandrina dan Lia dengan pelan.
"Wih, tumben kalian datang pagi!," kataku terkejut.
"Ya....." kata mereka lagi.
"Tumben banget, ini jam berapa lo? Masih jam 6.12 dan kalian udah datang sekolah? Ini masih pagi banget lo, kalian nggak kenapa kenapa kan? Kalian sehat kan? Kesambet apa tiba-tiba datang pagi? Biasanya jam 6.30 juga baru datang,"tanyaku dengan cepat.
YOU ARE READING
Dumb, Dumber & Dumbest
Short StoryEmpat orang yang biasa dijuluki "dumb, dumber,& dumbest" terdiri dari seorang 'dumb', dua orang "dumber", dan satu orang "dumbest" Keseharian mereka yang selalu diisi dengan kebodohan.