Bel istirahat sudah berbunyi. Riuh pikuk suasana kelas sudah terjadi. Banyak siswa dan siswi yang pergi meninggalkan kelas. Klara dan Manda segera mencari Nino dan Michael. Awalnya mereka mencari Nino dan Michael di kelasnya. Tetapi ada salah seorang siswa mengatakan bahwa Nino pergi ke kantin dan Michael menuju ruang musik. Akhirnya Klara dan Manda mencari Nino dan Michael ke tempat yang disebutkan seorang siswa tersebut. Nihil. Mereka tidak menemukan Nino dan Michael.
"Asem. Kayaknya kita diboongin sama tuh cowo culun. Nyesel gue ngikutin perkataannya." Klara berdecak kesal.
"Sabar,Ra. Mungkin Nino sama Michael lagi ada urusan mangkannya gak langsung nemuin kita." Manda berusaha menenangkan Klara.
"Huft, iya deh. Sabar, Ra sabar." Klara tersenyum.
Tiba-tiba mata Klara dan Manda seketika itu juga gelap. Klara tidak bisa melihat apapun, gelap layaknya malam hari. Penglihatan Manda juga sama seperti Klara. Tetapi keduanya sudah mengetahui bahwa orang yang telah menutupi matanya adalah Nino dan Michael.
"Man, gelap nih. Kenapa lampunya elu matiin? Yaelah Manda belum waktunya mainan lampu, ih." Ucap Klara sedikit memancing.
"Sorry, Ra. Gue gak mainan lampu nih. Dari tadi emang gelap. Apa jangan-jangan masih mendung ya?" Manda sedikit bergurau.
"Ini kita kupret!" Nino dan Michael berteriak sembari melepaskan tangan mereka dimata Klara dan Manda.
"Udah tau keles. Kira kita dudul apa, ya." Klara memutar bola mata dengan malasnya.
"Ada yang ketipu, nih. Pantesan cemberut gitu." Ucap Michael sembari menatap Klara.
"Yuhu. Cewe cuek kok cemberut sih." Nino mengganggu Klara.
"Yaampun kalian ini. Cuma gangguin Klara aja. Aku cuma jadi penonton. Ah, sudah itu gak penting. Ini ada hal yang lebih penting dari itu." Ucap Manda dengan seriusnya.
"Apaan, Manda? Hal apa? Kenapa baru ngasih tau kita?" Nino berlagak pura-pura terkejut.
"Bisa serius gak sih? Manda mau jelasin hal serius ini." Klara meninggikan nada suaranya.
"Gokiel maaf, Ra. Yaudah lanjutin apa yang mau Manda omongin?"
"Begini. Tadi kalian lihat kita gak? Buru-buru ke toilet? Kalian tau gak kenapa?"
"Kenapa, Man? Jelasin dengan rinci ok." Ujar Michael.
"Kita dikasih ini sama roh aneh itu. Dan kalian pasti kaget kalau aku ceritain apa yang sudah kita alami tadi." Sembari Manda memberikan kertas itu.
"Gila! Ini kertas apa keset, ya? Tebel amat. Bentar! Itu tulisan aneh banget sumpah. Gua gak ngerti, Man?" Nino terbelalak saat mendapati tulisan itu.
"Manda dapat dimana kamu kertas ini? Dan itu tulisan mandarin kan? Apa maksudnya ya?" Michaelpun juga memasang ekspresi yang sama.
"Tuh kalian aja kaget ngeliat isi tulisannya. Apalagi aku yang ketemu sama hal-hal yang. Ih, diluar nalar deh intinya." Klara sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Dan kalian juga pasti kaget. Saat melihat sayap ada dibelakang pundak Klara. Kami juga menemukan pegasus, griffin, dan satu lagi." Ucap Manda dengan seriusnya
"Apaan?" Michael dan Nino mengucapkannya bersamaan.
"Satu lagi. Sosok lelaki yang, awww. Gagahnya melebihi Soong Joong Kionly taulah." Ucap Manda terkekeh.
"Apa Lelaki? Lelaki yang tampan?" Michael memotong perkataan Manda.
"Bukan hanya tampan. Sudah lanjut lagi. Cowo itu juga punya kelelawar yang memiliki tanda sama seperti luka yang ada dipelipis Klara. Dan ada istana air yang megah di atas awan, satu lagi kami juga bisa menginjak awan itu." Manda mengatakannya dengan serius
"Tunggu-tunggu. Kamu bilang Klara punya sayap. Kemudian ada hewan diluar nalar. Istana air yang megah sebuah kertas yang berisikan tulisan yang kita sendiri gak ngerti artinya dan lelaki yang memiliki kelelawar yang.." Nino memutus pembicaraannya.
"Iya, Nin. Jadi maksudnya apa?" Ucap Michael.
"Jangan-jangan lelaki itu yang sudah mengajak kita berada didalam permainannya." Nino mengambil kesimpulan.
"Yang bener aja. Cowo setampan itu tega menunjuk kita ada dalam dunia sihir begini?" Manda tidak terima.
"Tapi menurutku iya, deh. Soalnya suara yang kita dengar itu memang suara cowo. Tapi kenapa ya?" Klara membenarkan ucapan Nino.
"Coba deh kita cari tahu sama orang-orang ahli bahasa. Atau sama orang-orang yang pernah hidup di zaman bahasa itu?" Nino memberi usulan.
"Whats? Sama orang yang pernah hidup dizaman dulu maksud lu, Nin?" Michael ragu.
"Ada benernya sih. Iya deh kita coba." Manda menjawab dengan pasti
"Ok. Aku tau siapa yang harus kita datangi." Michael memberikan usulan.
"Siapa, Mic?" Klara penasaran.
Michael tidak menjawab pertanyaan Klara. Matanya menatap tajam kearah taman sekolah. Seketika itu juga Michael berdiri dan menunjuk ke arah ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Imly
FantasyBagaimana terkejutnya mereka saat ditunjuk makhluk gaib dari dunia sihir untuk memecahkan masalah disekolahnya? Sedangkan mereka tidak mengetahui apapun? Bersikap paranoid, khayalan, misterius ada disini. Mereka adalah Klara, Michael, Nino, dan Mand...