PART 13. UNICORN

1.1K 86 0
                                    

Peter berjalan sambil mengambil bulu-bulu itu satu per satu dari tanah.

"Peter, tunggu, aku rasa ini... PETER!" teriak Chloe saat Peter tiba-tiba jatuh dan menghilang dari pandangannya.

Dylan menghentikan langkah Chloe saat dia hampir terperosok pada tanah landai tempat Peter terjatuh.

"PETER!" teriak Chloe sangat keras sekali lagi.

Peter pun tidak menjawab. Chloe dan Dylan dengan sangat hati-hati mulai turun ke bawah. Mereka berpegangan pada pepohonan di sekitar agar tidak terpeleset dan terperosok masuk lebih dalam. Mereka turun cukup jauh dan akhirnya menemukan Peter.

Chloe berlari secepat mungkin sebelum Dylan berusaha untuk menolongnya juga. Kalau luka Peter tidak begitu parah, maka masih ada harapan untuk Peter agar bisa meneruskan Labyrinth Cubs. Chloe mengangkat kepala Peter dan menyandarkan pada lengannya. Kening Peter mengeluarkan darah dan sepertinya cukup parah.

"Peter, hei, bangun!" ucap Chloe sambil mengguncang tubuh Peter. "Logan seorang peri. Aku rasa dia bisa menyembuhkanmu."

"Aww..." Peter pun sadar dan mulai meraba-raba kepalanya yang berdarah itu. "Sepertinya kakiku patah," ucapnya lirih sambil mencoba menggerakan kaki kanannya.

"Ini saatnya," sambar Dylan.

"Jangan! Kita bawa dia ke Logan dulu," bentak Chloe kepada Dylan yang hendak menolong Peter.

"Ya... tenang saja aku masih bisa berjalan," seru Peter menguatkan dirinya. "Chloe, sepertinya aku tahu apa yang seharusnya kita temukan."

"Apa maksudmu?" tanya Chloe sambil membantu Peter berdiri. "Lebih baik kita kembali ke pondok dulu..."

"Ini bukan bulu burung tapi... itu," ujar Peter sambil menunjuk seekor kuda putih bertanduk kuning dan bersayap putih cemerlang di dekat mereka.

"Unicorn?" gumam Chloe.

"Akhirnya," celetuk Dylan. "Naik unicorn itu dan temukan yang lain. Unicorn akan membawa kalian ke level 3." Dylan pun menggantikan Chloe memegang Peter yang masih kesakitan.

"Apakah unicorn-unicorn ini aman untuk ditunggangi?" tanya Chloe yang penuh keraguan.

"Mari cari tahu," jawab Peter.

"Oh iya, bersikap sopanlah kepada unicorn karena mereka hewan mistis yang paling dihormati di Hanzels," seru Dylan.

Chloe dan Peter pun mulai mendekati unicorn yang sedang berdiri gagah di antara pepohonan. Ada 4 unicorn di sana yang sedang makan dedaunan dari semak-semak di antara pepohonan, Chloe dan Peter sepakat menunggangi masing-masing satu unicorn agar cukup untuk ditunggangi oleh anggota mereka yang lainnya dan terbang ke level 3.

Saat Chloe sudah memilih unicorn yang dia inginkan, Chloe mendekatinya dengan penuh hati-hati. Chloe berjalan perlahan agar tidak mengejutkannya, begitu juga dengan Peter. Mereka saling memandang dan mengangguk saat mereka telah yakin dengan unicorn pilihan mereka masing-masing.

Chloe sempat takut dan bingung apa lagi yang harus dia lakukan tapi saat itu sepertinya Peter tahu harus melakukan apa. Dengan sangat hati-hati, Peter membelai unicorn itu dari moncong hingga ke tanduknya. Unicorn itu menyambut baik tindakan Peter. Dia mengibaskan sayapnya dan membungkuk kepada Peter.

Chloe pun melakukan hal yang sama. Dengan tangan yang bergetar, Chloe mulai membelai unicorn itu hingga memegang tanduknya. Unicorn itu akhirnya tunduk pada Chloe.

"Jangan terbang terlalu jauh dariku," seru Peter sebelum pergi terbang.

"Karena kalian sudah mendapatkan tunggangan kalian ke level 3, sepertinya aku harus pergi duluan ke sana," ucap Dylan sambil membuka portal teleport-nya. "Sampai jumpa di level 3."

Chloe dan Peter pun mulai terbang bersama unicorn mereka masing-masing.

"Kenapa harus menyentuh tanduknya?" tanya Chloe penasaran saat mereka mulai mengudara.

"Unicorn akan tunduk kepada siapapun yang menyentuh tanduknya," jawab Peter. "Perhatikan bagian bawah, temukan Logan dan Emma."

Mereka terbang perlahan sambil terus berusaha menemukan Logan dan Emma dari sela-sela pepohonan di hutan. Tiba-tiba seseorang melempar sesuatu ke punggung Chloe. Chloe teriak kesakitan sekali seperti punggungnya telah tertancap besi panas. Mendadak tubuh Chloe pun menjadi mati rasa dan penglihatannya mulai kabur.

"CHLOE!!!" teriak Peter.

Peter mengayunkan tangannya kepada Chloe dan rambut unicorn yang panjang melilit di sekujur tubuh Chloe. Peter mengayunkan lagi tangannya untuk menghalau serangan dari kelompok lain yang tengah mencoba melukai dia dan Chloe. Suara ledakan pun terdengar keras sekali dari belakang Chloe.

"Bertahanlah! Jangan biarkan matamu tertutup, Chloe," ucap Peter.

Chloe berusaha sekuat tenaga untuk membuat matanya tidak tertutup tapi rasa sakit di punggungnya benar-benar membuat dia kehilangan semua tenaganya. Kepakan sayap unicorn yang terbang semakin cepat membuat angin berhembus sangat kencang di sekitar Chloe yang sudah tidak berdaya. Kalau rambut unicorn ini tidak melilit di tangannya, mungkin Chloe sudah jatuh dari tadi.

"Aku menemukan mereka!" teriak Peter.

Unicorn-unicorn ini seperti sudah sangat terlatih. Saat Peter mengatakannya, unicorn-unicorn mereka terbang menukik ke bawah dan berhenti di dekat Logan dan Emma yang sedang bersembunyi di balik pohon yang sangat besar.

Saat unicorn Chloe mendarat, rambut yang melilit di tangannya perlahan merengang dan membuat dia jatuh ke tanah.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kalian naik unicorn? Di mana Dylan?" tanya Logan.

"Portal teleport. Dia ke level 3 duluan," jawab Peter sambil mengangkat kepala Chloe ke tangannya.

"Bagian mana?" tanya Logan.

"Punggungnya."

"Miringkan tubuhnya," suruh Logan. "Sepertinya kamu juga terluka, Pete."

"Ya, lumayan."

Peter pun melakukan apa yang Logan katakan. Tubuh Chloe dimiringkan sehingga Logan dapat melihat punggunya. Logan meraba punggung Chloe dengan sangat hati-hati tapi Chloe berteriak keras sekali seakan Logan sedang menyayat punggungnya dengan pisau.

"Nerium oliander –ekstrak pelemah detak jatung. Maafkan aku Chloe, sepertinya aku harus merobek bajumu,"

Tanpa banyak bicara lagi, Logan pun dengan cepat merobek bagian belakang baju Chloe.

"Punggungnya biru seperti habis dipukuli," seru Emma yang terkejut dengan luka di punggung Chloe tersebut.

"Peter pegang kakinya dan Emma tanganya. Ini akan sangat sakit," suruh Logan.

Peter dan Emma menuruti Logan. Chloe pun mulai merasakan sesuatu yang sangat panas di punggungnya. Rasa sakitnya perlahan menjadi parah seakan Logan sedang menguliti punggung Chloe. Dia pun mulai berteriak, meronta-ronta hingga menangis dan tidak sadarkan diri.

BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang