1 [Energetic]

4.5K 101 1
                                    

Tahun ini ajaran baru sudah dimulai di Korea Selatan. Iya, negeri ginseng yang dipenuhi namja super cakep. Sayangnya aku masih belum bisa menikmati pesona negeri ini dengan leluasa. Walaupun aku sudah tinggal disini dari seminggu yang lalu, tempat yang sudah aku kunjungi hanya rumah pamanku, Jun Shik.  Perbedaan bahasa membuatku kesulitan untuk berbicara dengan orang lain. Bahkan di rumah inipun awalnya aku hanya berbicara dengan pamanku. Huntunglah dia dapat berbahasa Indonesia sedikit. Tentu saja aku bisa berbahasa Inggris hanya saja vocab ku tidak terlalu banyak.Kalian pasti bertanya bagaimana hidupku dirumah ini ? Dan bagaimana caranya aku bisa pindah ke Korea? oke, akan aku jelaskan satu persatu.

Jadi rumah ini terdiri dari 4 orang, yaitu Jun Shik (paman), Ha Na (bibi), Minhyun (anak pertama), dan Daehwi (anak kedua).Ditambah denganku, Kim Nara, jadilah berlima. Kami semua biasanya berbicara dengan menggunakan bahasa inggris dan ketika ada satu kata yang aku tidak tau bahasa inggrisnya apa atau tidak mengerti, kami akan menggunakan bahasa tubuh.Yah, kalian pasti bisa membayangkan sebagaimana awkwardnya hal itu. Termasuk dengan pamanku, ia juga tidak terlalu bisa berbahasa indonesia. Kedua anak pamanku sudah masuk SMA. Minhyun berada di kelas 11 sedangkan Daehwi di kelas 10 tahun ini. Aku? Yang aku kerjakan setiap hari hanyalah belajar bahasa korea dengan tulisan hangul. Susah? Susah sangad demi apa aku bahkan sempat berpikir untuk kabur dari rumah ini dan balik ke Indonesia. Bayangkan saja, aku belajar SETIAP HARI selama 15 jam. Padahal seharusnya aku sudah menjadi anak SMA sekarang, sama seperti Daehwi. Namun, pamanku mengatakan tidak mungkin aku bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan kondisiku yang seperti ini. Ia memutuskan untuk menunda pendidikanku hingga tahun depan. Ingin rasanya aku membrontak, tapi yah perkataannya benar juga. Aku yang nyatanya susah berkomunikasi seperti ini mana bisa mengikuti pelajaran. Karena perkataannya inilah yang membuatku semakin semangat belajar. Hasilnya sekarang aku sudah pandai menulis hangul entah itu yang modern atau lama dan menghafal kosa kata untuk informal dan formal. Begini-begini di Indonesia aku selalu menjadi juara kelas. Mereka bahkan memuji daya ingatku yang dahsyat ini >_<

Mereka semua begitu baik. Daehwi bahkan sudah akrab denganku. Dia bagaikan sahabat lamaku yang baru bertemu lagi. Yah, kira-kira sebegitu dekatnya kami . Sedangkan Minhyun adalah oppa yang baik dan sangat bersih. Entah kenapa kadang aku berpikir dia seperti vacum cleaner. Tidak ada yang bisa menghentikannya bersih-bersih rumah. Gomo (bibi) pasti sangat tertolong dengan keberadaan anak sulungnya itu. Keluarga kami (anggaplah aku sebagai salah satu bagian mereka) hidup dengan harta berlimpah alias kaya sangad. Samcheon (paman) bekerja sebagai CEO sebuah perusahaan teknologi sedangkan Gomo memiliki cafe di daerah Gangnam. Luar biasa bukan? Sungguh hidupku dipenuhi keberuntungan. Berbeda dengan yang kalian lihat di drama korea, yang menjadi CEO tidak selalu tua dan selalu serius, image ini berbanding terbalik dengan Samcheon yang penuh canda tawa dan berumur 47 tahun. Hwajeom daebbak ! Well, dia memang terkenal cerdas sejak kecil. Gomo ku juga bukanlah ahjumma yang selalu berkumpul dengan istri para CEO, dia begitu sederhana dan hangat, pantas saja Samcheon terjinakkan (?)

Oh iya, dirumah ini tentu saja ada pembantu. Kami memiliki 2 orang pembantu yang masing-masing bertugas membersihkan rumah dan memasak. Namun, Gomo juga sering memasak dirumah bahkan bisa dikatakan pandai layaknya koki.Apakah ini cukup memberikan kalian gambaran tentang keadaanku saat ini?

Aku pindah ke Korea karena ayahku meninggal. Ayahku adalah orang Jerman sedangkan Ibuku adalah orang Korea. Kok aku bisa berbahasa Indonesia? Iya karena ayah dan ibuku pindah ke Indonesia saat umurku 5 tahun. Aku lahir di London, saat itu orang tuaku sedang bekerja di sana. Oleh karena itu banyak yang bilang wajahku sempurna, perpaduan Jerman dan Korea. Aku memiliki mata coklat, kulit putih, dan rambut coklat muda. Teman-temanku di Indonesia sering mengira aku mengecat rambutku. Hidup kami tidak dapat dikatakan berkecukupan karena semua yang aku inginkan tersedia. Rumah kami terletak di perumahan elite.

Selama hidupku di Indonesia, ibuku tidak pernah mengajarkanku bahasa korea atau memperbolehkanku mempelajarinya. Entah kenapa ibuku seakan membenci segala hal tentang tanah kelahirannya tersebut. Baru-baru ini Samcheon memberikan alasannya. Setelah ayah meninggal, ibuku mengalami depresi berat yang mengharuskannya berobat rutin. Ayahku menderita kanker otak ganas. Aku tidak memiliki keluarga di Indonesia yang bisa kumintai tolong jadi pihak rumah sakit menghubungi samcheon ku yang langsung memesan tiket pewawat dan terbang ke indonesia. Aku juga baru pertama kali melihat samcheon ku saat itu. Pada akhirnya, samcheon membawaku dan ibuku ke Korea dan melanjutkan hidup disana.

~ ~ ~

Hari ke-1 di Korea

Aku terbangun dengan kantong mata yang terlihat jelas dikulit pucatku ini. Semalaman aku tidak dapat tidur dengan nyenyak. Korea benar-benar membuatku membayangkan banyak hal. Ini semua berkat drama korea yang diam-diam aku tonton. Terimakasih drama korea, kau membuatku mengkhayal terlalu tinggi.

Setelah membersihkan diri, aku menuruni tangga menuju meja makan. Saat aku tiba, mereka melihatku dengan senyuman ramah seakan-akan aku adalah tuan putri yang ditunggu sedari tadi. Wah, mukaku benar-benar merah dibuatnya.

"Apakah tidurmu nyenyak?" Ucap Samcheon dengan bahasa inggris saat aku menempelkan pantatku dikursi

"Iya, Samcheon" jawabku dengan nada rendah

"Ey, jangan bercanda. Wajahmu mengatakan yang sebaliknya tuh" celetuk Daehwi membuatku melotot, terkejut.Aku tidak menyangka dia akan mengajakku berbicara di hari pertamaku disini.

"Hush, jaga omonganmu. Bicaralah yang sopan" ucap Minhyun dengan wajah kesal

"Tenanglah hyung, dia sama aku itu seumuran. Iya kan?" Balas Daehwi manja sambil menatapku. Apakah dia menanti jawabanku?

Aku hanya memperhatikan Daehwi dan Minhyun bergantian. Tidak tau harus berkata apa dengan situasi seperti ini. Tiba-tiba Gomo tertawa kecil, lalu bekata

"Sudahlah, dia tidak mengerti apa yang kalian bicarakan" seketika ruangan itu penuh suara tertawa mereka

Awalnya aku hanya menatap bingung tetapi melihat mereka tertawa membuatku ikut tertawa. Apa sih yang mereka bicarakan? Sepertinya mereka lupa kalau aku belum cukup pintar untuk menjawab apa yang mereka katakan dalam bahasa korea. Aku tadi menjawab Samcheon karena dia menggunakan bahasa inggris.

TBC

Hayiii, disini author kembali lagi dengan FF Wanna One . Untuk kalian yang baru pertama kali baca, author udh pernah buat FF VIXX & MONSTA X. Oke, jadi disini author bakal buat kumpulan FF yang castnya itu kalian dan member Wanna One. Disetiap part ada tulisan judul, contohnya [Energetic] nah itu tandanya masih dalam ff Energetic nanti kalok ada part tulisannya [Burn it Up] itu berarti ff baru yang berbeda dengan Energetic. Castnya jga bakal berbeda dari ff Energetic, ceritanya tentu saja berbeda. Kalian ngerti ga nih? Intinya disini aku bakal post kumpulan ff kek cerbung gtu.
Jangan lupa vote & comment yaahh karna itu penting banget buat semangat author melanjutkan ff ini T_T

FF Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang