Truth

3.7K 470 52
                                    

MY PRECIOUS DOCTOR

Warning : AU, OOC, TYPO(S), Yaoi, DON'T LIKE? DON'T READ!

Pairing: Chansoo

::
::

Setelah malam di tepi laut itu, berada dalam satu atap dengan Chanyeol saja sudah membuat Kyungsoo gugup.

Mendengar suara pria itu dari kejauhan juga sudah cukup untuk membuat jantung Kyungsoo berdetak cepat, dan melihat bahu lebar pria itu di meja makan saat sarapan langsung membuat lututnya gemetar.

Dan Chanyeol tahu itu…

Mungkin Kyungsoo memang naif tentang hubungan romantis, dan juga untuk menyadari arti debaran di dadanya setiap kali mengingat Chanyeol, tapi ia bisa merasakan bahwa dengan sangat ahli pria itu perlahan-lahan meruntuhkan pertahanannya. Chanyeol tidak pernah berbuat lebih daripada menciumnya, tapi setiap kali melakukannya pria itu juga membawa perasaan Kyungsoo setingkat lebih tinggi, sampai-sampai ia berpikir perasaannya ini akan meledak.

Namun ia bersyukur karena Seohyun sepertinya tidak menyadari perubahan dirinya dan Chanyeol. Dan entah bagaimana mereka berhasil melanjutkan pekerjaan dan kehidupan mereka masing-masing seakan tidak ada yang berubah di antara mereka. Chanyeol sendiri tidak pernah sedikit pun kembali menyinggung semua masa lalu yang sudah ia ceritakan. Chanyeol tetap berkomunikasi dengannya seperti biasa. Namja bermarga Park itu juga tetap beraktifitas seperti biasa dari pagi, bahkan terkadang tidak pulang sampai larut malam. Memang baik Kyungsoo dan Chanyeol tidak menunjukkan perubahan sikap yang berarti.

Dan Kyungsoo sendiri tidak tahu, apa dia harus senang atau tidak dengan semua itu.

.

.

.

Kyungsoo bekerja seperti biasa sampai daftar pasien pagi harinya yang terakhir. Ia berjalan menuju area penerima tamu, menyadari hanya ada satu pasien di ruang tunggu, seorang gadis kecil yang duduk di kursi roda.

Kyungsoo mengalihkan pandangan ke arah Seohyun. "Apa dia menunggu untuk bertemu dokter?"

Seohyun mengangguk. "Dia bilang dia ingin bertemu dengan Park songsaenim."

"Aku akan memeriksanya. Dokter Park masih memeriksa beberapa pasien, jadi biar aku saja yang memeriksanya."

Seohyun menggeleng. "Kurasa dia bukan menginginkan bantuan medis. Kurasa dia hanya ingin menemui dokter Park sebagai… Errr… Teman?"

"Oh." Kyungsoo sedikit terkejut tepat saat pintu ruang konsultasi Chanyeol terbuka dan pria itu berjalan keluar sambil tertawa bersama pasiennya dan berjalan ke area penerima tamu. Kemudian ia melihat gadis muda di kursi roda itu dan mendadak berhenti berjalan karena terkejut.

"Yeri?" Rasa terkejut langsung berubah menjadi rasa gembira. Chanyeol menyeberangi ruangan dalam tiga langkah panjang dan membungkuk untuk memeluk gadis kecil itu dengan erat. "Sedang apa kau di sini?"

"Aku hanya ingin mengunjungi Chanyeol oppa. Aku ingin berterima kasih untuk semua yang sudah kau lakukan selama ini…"

Chanyeol tersenyum tulus mendengar kata-kata gadis kecil di pelukannya ini. Ia melepaskan pelukannya dan mengelus kepala anak itu. "Bagaimana keadaanmu, Yeri?"

"Seperti yang oppa lihat." Yeri tersenyum ceria dan mengangkat bahu. "Kadang-kadang kakiku sangat sakit tapi dokter bilang semua akan baik-baik saja. Dan aku sudah bisa berjalan lima langkah, lho!"

Chanyeol kembali tersenyum. "Anak pintar. Sejak dulu aku sudah bilang kau pasti bisa melakukannya."

"Iya oppa benar," Yeri tertawa riang, "tapi kalau bukan karena Chanyeol oppa, aku pasti sudah menyerah…"

My Precious DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang