2. Unexpected Meeting

253 31 4
                                    

Kegiatan Eun jie sehabis dari kampus adalah bekerja disalah satu cafe dekat daerah kampusnya.

"Hai Eun jie bagaimana kelasnya?" tanya Ji woo --ia sama seperti Eun jie yang pekerja paruh waktu.

"Yah begitulah, hari ini yang mengajar adalah dosen killer."
Eun jie menjawab sambil menampakkan wajah agak kesal.
Ji woo hanya tersenyum melihat tingkah Eun jie.

Malam pun tiba, itu tandanya cafe akan segera tutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba, itu tandanya cafe akan segera tutup. Ji woo, Eun jie dan pegawai yang lain sedang bersiap untuk pulang.

"Eun jie, apa kau ingin ku antarkan pulang?''

Eun jie yg sedang memakai jaketnya, menoleh pada Ji woo yang sedang bertanya padanya. Mereka sudah berada di depan cafe.

"Ah, tidak usah Ji woo aku bisa pulang sendiri. Lagi pula, aku ingin mampir ke suatu tempat dulu."

"Kau yakin? Kau tidak takut di goda preman malam-malam seperti ini?"
Ji woo mencoba bertanya lagi.

"Aish, kau tidak tau, waktu SMA dulu aku ini sering juara judo."
Eun jie mencoba meyakinkan, yah walaupun itu terdengar seperti sedikit menyombongkan diri. Ji woo hanya terkekeh mendengar ucapan Eun jie.

"Baiklah kalau itu mau mu. Kalau ada apa-apa, telepon aku yah nona Lee."

"Baik, tuan banyak bicara."

Ji woo hanya tersenyum mendengar ucapan Eun jie. Akhirnya, Ji woo pun pergi dengan motornya. Eun jie hanya menatap punggung Ji woo yang semakin menjauh meninggalkannya sendirian.

Eun jie pun berjalan menyusuri trotoar dan berhenti untuk memasuki sebuah minimarket. Ia keluar sambil membawa sekaleng soda. Saat ia akan membuka kaleng pengaitnya, ia melihat seorang wanita yang nampaknya kesulitan membuka pintu mobilnya karena terlalu banyak membawa barang.

"Ehem.. permisi nona, apa kau perlu bantuan?"

Tanya Eun jie pada wanita itu. Ia memperhatikan wanita itu, mengenakan hoddie dan topi. Seperti seorang idol yang menutupi wajahnya saja, pikirnya. Wanita itu seperti terkejut, dia hanya menatap Eun jie. Karena belum menjawab juga, akhirnya Eun jie pun kembali bersuara.

"Ah, jangan salah sangka dulu. Begini, aku melihat mu sendirian dan sepertinya sangat kerepotan jadi, aku berniat membantu mu, hanya itu.''

Eun jie mencoba menjelaskan niat baiknya. Ia merasa, wanita ini berpikir kalau Eun jie berniat tidak baik. Sebenernya pun, ia tidak bisa melihat jelas wajah orang tersebut. Karena topi yang dipakai, dan rambut yang agak menutupi wajahnya, juga lampu jalan yang remang.

"Kau benar ingin membantu ku?"

"Yah tentu saja. Mari saya bantu. Saya tidak berniat buruk."
Jawab Eun jie sambil tersenyum.

Wanita itu hanya terkekeh melihatnya.
"Aku tidak menganggap kau orang jahat."

"Sebenarnya, hanya ingin meyakinkan mu."

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang