(END) DUA PULUH ENAM: PERTEMUAN KEMBALI

9K 193 17
                                    

I will merge two parts into one part without so much words and dramas. Because this is the last part of the story, so i will make it beautiful.

🔊All of Me

_________♡_________

Cherry akhirnya memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit dimana William dirawat. William terbaring tak berdaya di tempat tidurnya. Selang-selang disekitar tubuhnya. Cherry menatapnya sambil menangis.

Ia memegang tangan William "Selama ini kamu yang selalu memegang tanganku, sudah saatnya aku yang memegang tanganmu"

Cherry mengecup dahi William dengan lembut dan memintanya untuk segera bangun. "Kembalilah Liam, aku disini" Bisiknya.

Cherry mengunjungi William setiap hari, ia mengambil cuti kuliah dan tinggal di rumah keluarga William. Pagi-pagi sekali ia mengunjungi William dan pulang apabila sudah larut malam.

Sudah beberapa minggu Cherry berada di Amerika, tapi William tidak menunjukkan respon sama sekali malah semakin menurun. "Aku fikir kalian harus mulai menyiapkan diri" Kata dokter.

Cherry duduk disamping William, fikirannya jauh melayang ke memori saat ia bersama William. Saat pertama kali ia bertemu dengannya dan saat William selalu ada disampingnya.

"Kita adalah dua orang yang selalu merindukan keluarga yang sempurna" Cherry menangis sambil memegang tangan William. "Jadi kumohon jangan menyerah, mari kita buat keluarga sendiri. Kita buat keluarga yang sempurna untuk anak-anak kita nanti"

Cherry terisak dan menidurkan kepalanya disamping tangan William. "Jangan menyerah Will" Cherry tertidur disamping William setelah menangis.

Adik angkat perempuan William membangunkan Cherry yang ketiduran. Ia menyuruh Cherry untuk pulang dan beristirahat. "Biar aku yang menjaga Kak Liam" Cherry mengangguk.

Cherry pulang ke rumah dan bertemu dengan Ibu angkat William, mereka berbincang-bincang di kamar Ibu William.

"Aku yang membuatnya menderita" kata Ibu William sembari terisak. Ibu William sudah diperbolehkan istirahat di rumah.

Cherry memegang tangan Ibu angkat William. "William menyanyangi Tante. Ia bahkan bilang bahwa ia tidak mengingat wajah Ibu kandungnya, tapi itu tidak masalah baginya karena ia punya Ibu lain yang juga sangat menyayanginya"

Ibu angkat William langsung menangis mendengarnya, Cherry ikut menangis dan memeluknya. "William pasti akan kembali pada kita"

Cherry menghubungi Robert dan menitipkan pesan ke Ibunya kalau Cherry akan pulang ke Indonesia sedikit terlambat. "Tolong sampaikan pesanku"

Robert bertanya kabar William, Cherry mulai menangis lagi dan menceritakan keadaan William yang semakin memburuk. Robert menyemangati Cherry "Jangan putus asa, William adalah orang yang kuat. Ia pasti akan melalui ini semua"


Kring.. kring.. kring...

Cherry berlari dan segera mengangkat telpon. Leo menelpon dari rumah sakit. Ia memberi kabar tentang William, ia meminta Cherry segera datang ke rumah sakit.

Cherry memanggil taksi dan segera berlari menuju kamar William. Ia mengatur nafasnya sejenak dan membuka pintu kamar William dengan perlahan.

Ia menghampiri William. Cherry menangis melihat William yang membuka matanya perlahan, ia menatap Cherry dengan lemah. Cherry mendekatkan wajahnya ke wajah William.

"Kenapa kamu lama sekali" Bisik Cherry sambil menangis. Ia menggenggam tangan William.

Setelah William sadar dari koma, Cherry tetap disampingnya untuk merawatnya. Ibu Cherry dan Robert juga sempat berkunjung ke rumah sakit beberapa hari untuk melihat kondisi William.

Beberapa waktu berlalu, keadaan William sudah mulai membaik. Cherry membawa William berjalan-jalan sekitar rumah sakit dengan menggunakan kursi roda. Mereka duduk disebuah kursi di taman rumah sakit.

"Awal aku bertemu denganmu, aku tidak menyangka akan membuka diri kepadamu. Berkat dirimu aku bisa berubah menjadi Cherry yang lebih baik. Aku bersyukur karena bisa merasakan kehidupan sekarang. Terimakasih"

William tersenyum sambil mengangguk mendengar pernyataan Cherry. "Aku juga ingin berterimakasih kepadamu, berkatmu aku tidak kesepian"

William tiba-tiba mengeluarkan kotak kecil dan memberikannya kepada Cherry. Cherry terkejut dan membuka kota berisi sebuah cincin. Ia menatap cincin itu sembari menangis bahagia.

William mengelus kepala Cherry sambil tersenyum lembut.

"Let's make a perfect family. Will you marry me?" Tanya William.

Cherry menangis sambil mengangguk dan memeluk William.

________♡________

If you think it's end, well.. no..

Bonus:

Chery's POV

Dengan mengenal William aku bahagia, di dalam hidupku aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.

Aku merasa dihargai sebagai seorang manusia dan tidak pernah merasakan kesepian.

William adalah segalanya bagiku. Aku tahu bagaimana itu rasanya bahagia karenanya. Aku belajar arti hidup darinya. Sekarang aku jadi lebih menghargai kehidupanku.

Akan jadi seperti apa hidupku tanpanya?

Aku pasti akan merasa hampa. Mungkin aku bisa saja tersenyum, tapi aku akan selalu merindukan sosoknya.

Aku tidak tahu apa jadinya diriku tanpanya.

_________♡_________

And this is really the end, it was so difficult for me to say goodbye to my favorite characters.

But thank you readers who were reading this story until the last part. Thank you so much because you didn't give up on this story.

If you like this story, please don't forget to vote.

And also if you have a time, please read my other story. The title is My Soulmate. (Ps: its more sexy than this story. Lol)

Thank you! XOXO💋

[END] Cerita Cherry (Done First Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang