Malam minggu? Ya malam minggu, dan tebak siapa yang masih menjomblo untuk malam minggu yang ke sekian kalinya? Kim Seokjin. Namun malam minggu kali ini adalah malam minggu terparah, karena seluruh stok makanannya di rumah sudah habis.
"Sialan." Rutuk Seokjin sembari membuka kembali lemari-lemari dapurnya dan kulkasnya, seolah-olah makanan akan muncul begitu saja.
Tak mendapatkan hasil apa-apa, Seokjin pun memutuskan untuk pergi ke minimarket langganannya.
"Oi, datang lagi." Yang ini namanya Kim Namjoon, kasir yang kerja paruh waktu di minimarket tersebut.
"Diam kau, sialan."
"Oh ayolah, jangan murung begitu dong, tadi ada bocah laki-laki manis yang terlihat kebingungan di lorong makanan, temui sana." Sudah jadi kebiasaan Namjoon untuk melaporkan hal-hal semacam ini pada Seokjin, kalau ditanya, jawabnya kasihan melihat pelanggannya menjomblo terus.
Seokjin tidak menjawab apa-apa, bukannya ia menuruti kata Namjoon, tapi toh dia memang perlu ke lorong makanan untuk malam minggunya yang sepi ini. Tetapi bukan seorang bocah manis yang ia temui di lorong makanan, manis memang, tapi jelas bukan bocah, bukan dengan otot lengannya yang berisi dan paha yang montok.
"Ada yang bisa dibantu?" Seokjin bertanya pada lelaki yang sedang menggigit-gigit bibirnya seperti sedang mencari sesuatu.
"Ah, tidak, aku hanya melihat-lihat." Lelaki itu tersenyum dan menggeleng.
"Oh, baiklah kalau begitu." Seokjin yang tadinya ingin mencoba berkenalan pun mengurungkan niatnya dan kembali melihat-lihat dan memasukkan makanan ke dalam keranjangnya, anggur, beberapa kantong keripik kentang, keju, dan-
"T-tunggu! Itu!" Lelaki manis tadi meneriakinya dan menunjuk pada keju yang baru dimasukkan Seokjin ke dalam keranjangnya. "Dimana Anda mendapatkan keju itu?"
"Di rak paling bawah." Lelaki tadi lalu menunduk untuk melihat rak tersebut.
"Tidak ada?"
"Oh kalau begitu berarti ini yang terakhir."
"A-ah tapi... bolehlah aku memintanya? Aku akan membayarmu lebih."
"Kalau tidak boleh?" Muncul ide iseng di kepala Seokjin setelah melihat lelaki manis di hadapannya ini, ia menggoyang-goyangkan bungkusan keju itu di depan wajah lelaki tersebut lalu mengangkatnya setinggi-tingginya.
"Ungh, ini makanan favorit anjingku..." Entah kenapa ada yang menggemaskan dari cara lelaki manis ini mengedip-ngedipkan matanya karena frustasi. Sebenarnya tinggi mereka tidak jauh berbeda, mungkin satu atau dua sentimeter, tetapi ia masih tetap kesusahan meraih keju yang sekarang berada di tangan Seokjin, ia melompat, Seokjin pun melompat, ia berjinjit, Seokjin pun berjinjit.
"Aku akan memberikannya secara cuma-cuma kalau kau mau memberitahukan nama dan nomor teleponmu, manis." Lelaki tadi berubah tomat mendengar apa yang diucapkan Seokjin, tapi tidak membalas apa-apa, justru semakin memanyunkan bibirnya dan masih mencoba meraih keju di tangan Seokjin.
Tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Lelaki tadi kehilangan keseimbangannya dan terjatuh tepat kearah Seokjin, sehingga beginilah posisi mereka sekarang, dengan Seokjin yang berbaring di lantai, dan lelaki tadi duduk di atas pahanya, tangannya tak sengaja menyentuh dada Seokjin untuk menopang badannya.
Lalu mereka berdua terdiam, dan menatap satu sama lain. Sebelum akhirnya Seokjin memecah kesunyian itu dan tersenyum menyeringai.
"Hey, yang kuminta hanya nama dan nomor telepon, tapi kalau kau mau langsung sejauh ini, aku tidak keberatan."
Lelaki tadi cepat-cepat mengambil keju dari tangan Seokjin, masih dengan mukanya yang merah padam.
"T-tidak tuh!"
"Tidak apanya, kau sudah mendapatkan kejumu, tapi sedari tadi masih tetap duduk dengan manis diatas pahaku."
Ia cepat-cepat berpindah dan mendudukkan dirinya di lantai di hadapan Seokjin, duduk bersila sambil erat-erat memegang kejunya dengan kedua tangannya.
"Jungkook." Gumamnya.
"Apa? Aku tidak dengar."
"Namaku Jungkook dan aku tidak menyesal telah mengambil ini dari tanganmu."
"Hm? Yakin keju saja sudah cukup?" Seokjin mengangkat alisnya sebelah, orang dihadapannya ini terlalu manis dan mudah untuk dipermainkan.
"Hmph! Terserah!"
"Eits! Tunggu dulu, tadi kan bayaran kejunya nama dan nomor telepon."
Jungkook tidak memperdulikan Seokjin yang menahannya dan langsung pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Sayang sekali, pikir Seokjin. Jungkook yang manis tapi juga garang benar-benar tipenya, sayangnya ia mungkin tak akan berkesempatan lagi menemuinya.
"Woi mesum, jangan ngelihatin badan orang terus dong, aku tau dia seksi." Kim Namjoon sialan. "Nih ada kertas titipan dari bocah manis tadi."
"Enyah kau dari dunia, Namjoon."
"Berterimakasihlah, idiot, tanpaku kau tidak bisa berkenalan dengannya." Namjoon menyeringai, dan tanpa panjang lebar kembali ke tempatnya di kasir, lalu Seokjin melihat isi kertas yang dititipkan Jungkook padanya.
'Call me x'
08xxxxxxxxxxA/N: Yay update!🎉🎉🎉 Maaf ya janjinya kemarin tapi baru bisa update hari ini ㅠㅠ
Ini buat yang nggak suka Hogwarts Alternate Universe, hehe.
Selamat malam!
Jangan lupa vote+comment! 🎉🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuddles 《jinkook》
FanfictionSedikit cerita tentang sepasang kekasih, Kim Seokjin dan Jeon Jungkook - Kumpulan cerita pendek penuh cinta Seokjin dan Jungkook - Jinkook ♡ - Fluff! (maybe some sprinkles of angst)