Chapter 16: permintaan maaf nagisa

59 2 0
                                    

Acchan dan nagisa mengadakan duel disaat-saat yang dekat dengan konser adalah hal yang jarang terjadi. "gimana duelnya acchan, siapa yang menang?" kata chieri ke acchan yang sedang berjalan ke arahnya. "yah..gimana bilangnya ya, kalau secara pilihan lagu dia yang menang, tapi kalo narinya, bisa dibilang seri sih." katanya menjawab.

*balik di ruang latihan*

Semua member yang ada di ruangan itu sedang memberi selamat ke nagisa karena pilihan lagunya benar-benar hebat. "hebat, cahaya kiraranya hampir setara dengan acchan. selamat ya!" "benar-benar... kamu hebat..." "Yah, walaupun diawal lagu reset kamu sedikit salah sih, tapi tetep aja hebat!" "nagisa! gimana caranya kamu bisa sehebat itu!" "bener tuh, kasih tau dong...." kata para member 00 secara bersamaan. "Trima kasih semuanya tapi aku udah kecapekan jadi,, aku mau istirahat dulu ya," kata nagisa sambil berjalan mundur dan mengambil botol juga handuknya lalu pergi dari ruangan itu. " Baiklah,, semuanya balik ke posisi dan lanjutkan latihannya!" kata yuko ke mereka semua. " Haaaiii....." kata para member serentak.

Saat para member selesai latihan mereka telah diberikan 1 hari libur oleh tsubasa. Jadi mereka semua mulai mengambil hp mereka dan mencoba untuk menghubungi keluarga mereka, tapi di hp mereka tidak ada sinyal. Karena hal itu mereka memutuskan untuk bertanya ke para original member yang sedang membereskan barang-barang mereka yang ketinggalan di studio yang lainnya. "Tomochin senpai, aku mau nanya dong. kakak latihan setlist team k yang reset berapa lama?" tanya Yuka menghampiri dari belakang. "ah, yuka, berapa lama ya? aku juga udah lupa berapa lama aku latihan setlist itu. tapi kalo kagak salah kira-kira 1 bulanan ada kali, emang D ds da da d q kenapa kamu nanya?" jawab tomochin ke yuka sambil mengambil handuk dan hpnya. "Tidak kok. Aku hanya ingin bertanya saja, makasih ya kak, bye.." kata yuka sambil pergi keluar dari ruangan itu. "Ada apa dengan yuka? kayaknya dia agak beda dari yang sebelumnya." kata sae yang juga sedang berada di sebelahnya. "tau deh. Paling nggak dia cuma bingung kenapa kita latihan reset lama banget tapi si nagisa bisa cepet aja, kita balik aja yuk." kata tomochin ke sae sambil berjalan disampingnya keluar.

"Nagisa, kamu lagi ngapain?" tanya kanata yang sedang duduk disampingnya. "kanata-san, apa aku bicaranya terlalu kasar ya ke chieri?" kata nagisa sambil menatap ke luar jendela. "yah.. tau juga deh, menurut kamu gimana?" jawab kanata. "hhahh... ya sudah deh kalo gitu. Kamu tahu chieri lagi dimana? aku mau minta maaf ke dia." kata nagisa sambil menatap kanata dan dengan perasaan sedikit bersalah. "kalo kagak salah dia tadi ada di ruang makan, deh. Sana gih, cepetan aku tunggu disini." kata kanata mendorong nagisa ke arah ruang makan berada. Dan nagisa pun langsung lari ke tempatnya chieri berada, nagisa langsung menemukan chieri yang sedang minum air di luar ruang makan, Chieri pun juga melihat nagisa dan memalingkan mukanya darinya.

"Apa maumu nagisa, kamu kan bilang kalo sifatku ini selalu bikin kesal orang." kata chieri mulai percakapan mereka. "bukan itu tentang itu kok chieri. aku ke sini cuma mau minta maaf doang kok, bener katamu aku yang keceplosan bicaranya. yah walaupun itu perasaanku yang sebenernya tentang kamu sih, tapi aku nyesel udah bilang hal itu di depan semuanya, jadi mau maafin aku?" kata nagisa meminta maaf sekaligus menyesal akan hal itu. "aku tau kok kamu nyesel, aku juga maafin kamu kok, tapi aku bener-bener baru tau loh kalo member yang lainnya kesel ke sikapku ini. Yah walaupun aku seneng juga ke kamu sehabis kamu selesai bicara waktu itu, abis kamu juga baru-baru ini lagi jarang bicara ke yang lainnya. Ayo, kita ke yang lainnya." kata chieri menerima permintaan maafnya sambil tertawa dan langsung mengambil tangannya nagisa dan lari ke tempat member 00 uang lainnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Chapter 16: permintaan maaf nagisaWhere stories live. Discover now