~Entahlah, Gue udah berusaha maafin lo, tapi ya itu gue tetep gak bisa NgeFlashback waktu kita dulu~
Alya Aprhodite
~Bahkan, gue gak nyangka bakal bisa beneran jatuh cinta sama Lo. Korban Taruhan Gue sendiri~
Alfairo Andrew
^^^
Suasana Kantin yg ramai membuat seorang gadis beserta Kedua sahabatnya mendecak kesal karna sedari tadi mereka menunggu pesanan yg tak kunjung datang.
"Ck! Lama amat mana gue laper".
Kedua sahabatnya menoleh secara bersamaan kearah sumber suara. Alya Aprhodite
"Sabar Al bentar lagi pak dudung bakal nyamperin kita kok". Indah berusaha menenangkan.
Sementara Fania mengetuk ngetukkan jarinya dimeja, membuat perhatian Alya teralih padanya. "Lo kenapa Fan?".
Fania terkejut dan langsung menoleh menatap Alya dengan cengengesan khasNya. "Gak papa kok, perut gue yang kenapa napa kayaknya". Jawabnya
Alya mendengus pelan, bahkan bukan hanya dirinya yang terlantar disini, sahabatnya juga.
"Nah pak dudung dateng. Pesanan kami ya pak. Makasih pak". Setelah menerima makanan Alya, Fania dan Insah menggumamkan makasih kepada pak dudung yang langsung beranjak untuk mengantarkan pesanan siswa lain.
Alya, indah, dan Fania sibuk memakan makanan mereka hingga tak memperhatikan seseorang yang tengah mengamati gerak gerik mereka sedaritadi.
"Dia beda. I like it". Gumamnya
^^^
"Ehh sorry". Ucap Alya saat tak sengaja menabrak seorang lelaki. Bel pulang membuatnya tergesa gesa untuk mengembalikan buku keperpus.
"Iya. Gapapa". Balas lelaki itu tulus.
Alya melihat senyum lelaki bername tag Alfairo Andrew.
Nama yang bagus. Batinnya
"Gue Alfairo Andrew, panggil aja Al".
Alfa mengulurkan tangannya dan disambut oleh Alya. "Alya Aprodhite. Panggil Al atau Alya aja biar gak pusing".
"Jadi samaan namanya". Cengir Alfa.
"Iyaya. Oh ya Lo mau kemana?". Tanya Alya. Ups dasar Alya makhluk yang gak pernah tau malu baru kenal juga udah ditanya macem macem.
Alfa tak lekas menjawab ia sibuk memperhatikan jam tangan yang melingkar ditangan kirinya.Jam 15.28
"Mmm pulang! Lo sendiri?".
"Mau keperpus".
"Mau Gue temenin?". Tawar Alfa dan hanya mendapatkan anggukan kecil dari Alya.
Mereka berjalan beriringan melewati koridor menuju perpus yang sudah lenggang, bel pulang sudah berbunyi 30 menit yg lalu tapi ntah mengapa untuk kedua orang ini mereka masih betah berada didalam sekolah. Aneh.
Sesampainya diperpus Alya menyerahkan buku pinjamannya kemudian menggumamkan makasih pada penjaga perpus itu.
Ia keluar dan menghampiri Alfa yg bersandar ditiang Kokoh bangunan.
"Udah.". Ucap Alya mengagetkan Alfa.
"Issh, Ngagetin aja. Yaudah pulang yuk. Btw lo pulang bareng siapa?". Tanya Alfa sambil sesekali menoleh melihat Alya
"Gue dijemput".
"Pulang bareng gue aja".
"Tawaran atau pemaksaan ini". Goda Alya yang mendapatkan Cengiran dari Alfa. Aneh memang secara mereka baru saling mengenal , tapi entah mengapa seakan mereka telah bertahun tahun telah mengenal.
Alfa mengeluarkan motornya kemudian melaju mendekati pintu gerbang. Alya sudah menunggunya disana.
"Ayo". Alfa menyuruh alya menaiki motornya setelah itu mereka melaju dengan kecepatan sedang.
^^^
"jadi disini rumah lo".
Alya turun dari motor Alfa. Kemudian menyisir rambutnya dengan tangan, akibat terlalu kencang mengendarainya Rambut Alya sanga berantakan dibuatnya, apalagi dirinya tak memakai helm.
"Iya". Balasnya, kemudian Alya mengucapkan makasih Pada Alfa. Alfa masih belum beranjak dari halaman rumah Alya. Alya bingung apakah ada sesuatu yang ketinggalan. "Ada yan ketinggalan?". Tanyanya kemudian
Alfa menoleh dan tersenyum membuat Alya merasa jantungnya bersemangat memompa darah. "Gak papa. Kapan kapan gue boleh main kesini ya?".
"Ehh.. iya..iya dengan senang hati". Alya tersenyum kemudian melambaikan tangan pada Alfa yang semakin menjauh dari pandangannya.
Dia mau maen kerumah gue? Demi apa? Baru juga kenal. Ah entahlah, terserah dia.
Alya segera menuju rumahnya dan masuk tanpa mengucap salam, ia sudah terbiasa seakan didalamnya tidak ada orang sama sekali padahal disana teelihat Bi minten tengah mempersiapkan makan siang untuknya.
Fakta lain Alya memang hanya tinggal dengan Bi minten, Pak Dodon sang supir dan Mang Ujang yang merupakan pak kebunnya.
Ia segera menuju kamarnya tanpa menghiraukan Bi minten yang tengah menatapnya seraya tersenyum.
"Non ganti baju dulu ya? Terus kebawah lagi buat makan". Ucap Bi minten sebeljm Alya menapaki kakinya di anak tangga. Alya berbalik dan tersenyum. "Oke Bi".
Alya mengganti bajunya dan beralih mengambil ponselnya hendak meliha sosmednya namun Notifikasi dari ChatGroupnya membuat ia penasaran hingga ibu jarinya menekan notifikasi itu hingga menampilakn RoomChat antara Alya, Indah dan Fania.
Begitu banyak pembahasan yang tak begitu penting menurut Alya, kedua sahabatnya itu memang agak geser dan perlu diservis otaknya.ViaChatGroupAIF
AlDite : Kenal Alfairo gak?.
InFell : Alfairo? Kenal banget siapa cobak yang gak kenal sama cowok terkece disekolah?. Emangnya kenapa Al! Tumben nanyain cowok?
FanBy : Al lo dianterin sama Alfa ya? Ciee
InFell : Masak? Demi apa seorang Nona Aprhodite menyukai Tuan Andrew?😆
AlDite : Siapa? Gue? Enak aja. Siapa yang bilang gue suka sama Alfa? Enak aja
FanBy : Jan ditutup tutupin Al, awalnya sih gitu tapi entar juag lo bakalan naksir sama Alfa
InFell : Oh ya Lo beruntung bisa deket sama dia Al, setau gue dia itu dingin banget
FanBy : Es batu kalah sama Dinginnya Alfa
InFell : Al gue kerumah lo ya? Boring dirumah
FanBy : Gue juga.
InFell : Jangan lupa sediain cemilan yang banyak Al
FanBy : Makanan Mulu lo Ndah tapi badan aja tetep kerempeng
InFell : hellow, gue itu gak kerempeng ya. Tapi sexy
AlDite : dateng aja woii. Berisik lu pada.
Alfa melempar HandPhonenya dan beranjak menuju meja makan.Oh ya ini Cerita baru saya. Yaiyalah saya sendiri kan masih penulis baru. Ok abaikan saja
Saya harap kalian akan menyukai cerita yang saya karang sendiri, hanya karna boring bukan maksud lain.
Ok. Happy Reading Guys
SalamSs
KAMU SEDANG MEMBACA
AL_AL
RomanceKamu tau hal yang paling menyakitkan diDunia? Yaitu, mengetahui kenyataan yang berakibat fatal pada hatimu. Seorang Alfa? Apakah bisa memberi penjelasan yan lebih hisa membuat Alya memaafkannya? Ataukah hanya membuat Alya semakin membencinya. Entahl...