CM 2

38.9K 1.2K 19
                                    

"Adiiittt..." teriak Sarah, ia terbangun ditengah malam dengan keringat membanjiri wajahnya.
"Ya Tuhan... mimpi apa itu tadi?" gumam Sarah, ia mencoba mengatur nafasnya, ia melihat wajah kekasihnya yang bersimbah darah dalam mimpinya.

Dan kemudian Sarah mengambil iphonenya mencoba menghubungi sang kekasih.

"Ya yank... kenapa? kok belum tidur ini sudah dini hari loh" ucap Adit begitu mengangkat telpon dari Sarah.
"Aku kebangun yank.. mimpi buruk" ucap Sarah.
"Baca doa dulu baru tidur yank" ucap Adit mengingatkan.
"Iya tau... kamu berapa lama di Bandung?" tanya Sarah.
"Sepuluh harian mungkin yank" sahut Adit.
"Sepuluh hari lama banget sih yank, artinya kamu pulang mepet banget dengan hari pernikahan kita?" ucap Sarah kesal.
"Sepertinya begitu yank... maaf ya pekerjaanku gak bisa ditinggal" ucap Adit merasa bersalah.
"Aku ngerasa kok kamu kaya gak serius ya sama acara kita ini? kayak ngegampangin gitu" omel Sarah.
"Bukan seperti itu yank, tapi pekerjaan aku memang benar-benar gak bisa ditinggal" ucap Adit.
"Ya terserah kamulah suka-suka kamu aja, aku mau lanjut bobo lagi kamu jangan lupa istirahat" ucap Sarah lalu menutup telponnya.

---

Jam sepuluh pagi Sarah tiba di butik untuk fitting gaun pengantinnya, ia sudah membuat janji dengan Adrian -calon ayah mertuanya- dan dilihatnya mobil calon ayah mertuanya sudah ada di sana.

Sarah keluar dari mobil yang ditumpanginya meninggalkan supirnya dan langsung masuk ke butik.

"Hai pi maaf lama" Sarah mencium punggung tangan Adrian.
"Gapapa nak... papi juga baru datang" ucap Adrian.
"Nah ini dia calon pengantinnya, kok malah datang bersama calon mertua bukannya sama calon suami?" ucap Dinda pemilik butik yang juga mengenal Adrian.
"Adit sedang ada pekerjaan yang gak bisa ditinggal di Bandung tante" ucap Sarah.
"Bagaimana sih pak Adrian bukannya dikasih libur anaknya ini malah disuruh pergi jauh" ucap Dinda.
"Tuntutan pekerjaan" sahut Adrian tersenyum.
"Ya sudah ayo kita coba gaun dan jasnya dulu, pak Adrian dan Sarah nanti dibantu pegawai saya ya" ucap Dinda.
"Iya tante" ucap Sarah.

Sarah mencoba kebaya dan gaun yang akan ia kenakan untuk pernikahan dan resepsinya nanti.
Sementara diruangan lain Adrian juga mencoba jas yang akan putranya kenakan di hari bahagianya.

"Pi bagaimana?" tanya Sarah begitu keluar dari ruang fitting.
"Cantik... gaunnya pas ditubuhmu" ucap Adrian.
"Papi juga ganteng jasnya pasti juga pas ya pi di badan Adit" ucap Sarah.
"Tapi apa ini gak terlalu terbuka nak" ucap Adrian karena gaun yang dikenakan Sarah modelnya kemben.
"Gak kok pi, ini gaunnya sesuai kesukaan Adit" ucap Sarah, dan Adrian menganggukkan kepalanya.

Setelah mencoba beberapa gaun Sarah dan Adrian segera keluar dari butik itu setelah memberikan undangan pada Dinda.

"Ada acara setelah ini nak?" tanya Adrian.
"Gak ada pi" ucap Sarah.
"Bagaimana kalau makan siang bersama?" tawar Adrian.
"Boleh pi" Adrian mengangguk.
"Ya sudah kamu ikut mobil papi saja, supirmu suruh pulang" ucap Adrian.
"Iya pi" ucap Sarah mengangguk.

Setelah supirnya pergi Sarah segera masuk ke mobil calon mertuanya itu dan duduk disamping jok depan tepat di samping sang calon mertua.

"Mau makan dimana pi?" tanya Sarah.
"Restauran langganan papi saja ya" ucap Adrian.
"Boleh pi" ucap Sarah.

Dalam perjalanan menuju restauran keduanya membicarakan banyak hal.
Dan begitu tiba di restauran itu Adrian dan Sarah segera keluar dari mobilnya.
Keduanya memilih duduk di dekat jendela sehingga bisa melihat pemandangan di luar restauran itu, keduanya menikmati makan siangnya sambil berbincang ringan.

"Adri..." seorang perempuan berusia sekitar 45 tahun sebaya dengan Adrian menyapa.
"Oh hai... Nikita" ucap Adrian.
"Boleh gabung disini? aku mau makan siang juga" ucap Nikita, ia menatap lekat Sarah.
"Oh boleh, duduk Nik..." ucap Adrian mempersilahkan.

Sarah yang duduk tepat disamping Adrian menatap lekat penampilan Nikita dengan dress yang menempel ketat pada tubuhnya dan dadanya yang hampir tumpah.

"Pacar papi ya?" bisik Sarah pada Adrian.
"Teman sayang" sahut Adrian berbisik.
"Awas mata papi copot, dadanya tuh hampir tumpah" bisik Sarah membuat Adrian tertawa.
"Oh ya Nikita kenalkan ini Sarah calon mantuku" ucap Adrian memperkenalkan keduanya.
"Senang berkenalan dengan tante" Sarah menyalami Nikita dan Nikita menyambut uluran tangan Sarah.
"Ya sama-sama sayang" ucap Nikita.
"Oh ya ini" Sarah memberikan undangan resepsi pernikahannya pada Nikita.
"Datang ya tan" ucap Sarah.
"Tentu... terima kasih undangannya sayang" ucap Nikita.

Selesai makan siang mereka segera berdiri meninggalkan meja makannya, Nikita menyentak tubuh Sarah yang berjalan disamping Adrian dan menggantikan posisi gadis itu, ia lalu memeluk lengan Adrian erat dan mengajaknya bicara entah membicarakan apa Sarah tak mau tau.

"Dasar tante genit" gumam Sarah.

Tiba di parkiran Sarah lebih dulu masuk mobil.

"Aku tunggu ya Ad nanti malam di apartemen, awas kalau gak datang" ucap Nikita dengan nada menggoda sambil mengusap dada Adrian.
"Aku gak janji ya Nik.. banyak pekerjaan" ucap Adrian.
"Ayolah Ad aku tunggu" ucap Nikita menggoda.
"Ya aku usahakan" ucap Adrian.
"Oke sampai jumpa nanti malam Ad" ucap Nikita tersenyum, ia mengecup pipi Adrian lalu masuk ke mobilnya berpisah dengan Adrian.

Adrian pun masuk ke mobilnya duduk didepan kemudi disampingnya sudah ada Sarah menunggu.

"Kesenengan tuh papi dicium tante genit" omel Sarah, ia memang sudah terlalu dekat dengan calon mertuanya itu.
"Papi juga gak menyangka kalau dia bakalan cium papi Sar" ucap Adrian.
"Lalu papi akan datang ke apartemen tante itu?" tanya Sarah ketus.
"Kemungkinan enggak papi gak mau jadi bahan fitnah, dia seorang janda dan papi duda apa jadinya nanti kalau orang-orang melihat dan menggosipkan kami" ucap Adrian.
"Bagus... papi memang top punya pikiran seperti itu" Sarah mengacungkan kedua jempolnya dan memeluk Adrian.

Mobil Adrian tiba di depan kediaman Sarah.

"Terima kasih ya pi untuk makan siangnya" ucap Sarah.
"Ok Sar... lain kali kita makan siang bareng lagi ya" ucap Adrian.
"Gampang pi, oh ya mampir dulu pi" ucap Sarah.
"Gak sempat Sar, papi ada meeting setelah ini" ucap Adrian.
"Oh ya sudah papi hati-hati ya" ucap Sarah, ia bersalaman dan mencium punggung tangan Adrian lalu keluar dari mobil itu.

Bersambung

Maaf typo ditunggu vote dan komentarnya

CALON MERTUAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang