Prolog

75 6 0
                                    

Ia tak pernah mengangkat wajahnya barang sedetikpun. Tidak pernah membiarkan siapapun menatap kedalam mata kelamnya meski hanya untuk sekilas. Dia tahu bahwa hal buruk akan terjadi bila matanya bertubrukkan kembali dengan iris lainnya. Terlebih dengan iris hazel keabuan yang hampir mengikatnya jika saja mereka bertatapan sedetik lebih lama.

×××

Jeon Jungkook bukannya tak berani, ia hanya menghindar. Apalagi kenyataan tersebut mulai ia ketahui sejak umurnya berada di genap 9 tahun. Ketika umurnya masih sekecil itu, semuanya seakan menghantui detik demi detik kehidupannya. Tak ada kata tenang, semua seperti mimpi buruk yang terulang-ulang.

Tenggg!

Pemuda bermarga Jeon tak acuh, sebab bel istirahat bukanlah sesuatu yang ia nantikan. Jam pelajaran adalah satu-satunya penyelamat hidupnya karena tak akan ada mata-mata yang sibuk mencuri pandang pada iris kelamnya. Maka, pergi menuju rooftop adalah pilihan terbaik untuknya pada jam istirahat.

Jeon Jungkook berjalan dengan tenang, seperti biasa ia akan merendahkan pandangannya hingga anak-anak poninya sedikit menutupi keberadaan iris kelamnya. Itu lebih baik.

Pemuda itu tetap berjalan, mencoba tetap tidak mengacuhkan mata-mata yang mulai menatapnya beringas, seperti kumpulan serigala yang hendak melahapnya bulat-bulat, ah, bahkan lebih dari itu. Sebenarnya apa yang mereka cari dari mata kelam miliknya? Mata milik pemuda bermarga Jeon sama dengan milik yang lainnya, hanya sedikit spesial.

"AWAS!"

BRUKK!

Ini yang pemuda Jeon takutkan dari sekian ketakutan yang ia rasakan terhadap kedua manik sekelam lautan tersebut.

Jatuh tertimpa seorang siswi bukanlah masalahnya, yang jadi masalah adalah mereka bertatapan.

"M-maaf-maafkan aku.."

Satu...

"Aku-aku..."

Dua...

"K-ka-kau kau baik-baik sa-saja?"

Tiga...

Tidak-tidak! Kumohon jangan tatap aku!

"Ap-apa kepalamu terbentur?"

Empat...

Kumohon, aku baik-baik saja! Menyingkir, jangan tatap aku!

Lima....

"Maafkan aku Jungkook-ah..."

Tidak, apapun selain perempuan!

"Aku baik-baik saja." Jungkook merendahkan kembali kepalanya, memutuskan tatapan yang berlangsung cukup lama tersebut setelah siswi itu bangkit dari posisinya.

Begitu ia kembali dalam keadaan berdiri, pemuda Jeon segera berlari menghindari kerumunan yang mulai berbisik-bisik tentangnya. Beberapa orang mendatangi siswi tersebut untuk menanyakan hal-hal yang menurutnya sangat mengganggu.

Jungkook tetap berlari, tak peduli kemana kakinya membawanya. Yang jelas, ia harus bisa bersembunyi dari semuanya karena ia yakin setelah ini semakin banyak manusia yang penasaran dengan manik sekelam lautan miliknya.

5 Seconds | Vkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang