Broken

2.2K 204 14
                                    

Pagi mulai menyapa, matahari mulai naik dengan cahaya terang yang menerpa wajahku.

Segera aku bergegas mandi untuk menuju sekolah. Saat aku ingin berangkat ponselku berbunyi.

"Drrt..."

Jung eun ji : "yeoboseyo?." ucapku.(halo)

Nam jooh hyuk : "Yaa, eun ji-ah aku sudah di bawah cepatlah turun." jawabnya singkat dan segera mematikan telponnya sebelum aku mengatakan apapun.

Lalu kulihat, dia lewat jendela kamarku dan ternyata benar dia sudah menungguku di bawah.

"Apa dia selalu seperti ini saat seseorang sedang berbicara di telepon." gerutuku kesal sambil menuju lift.

Di dalam lift aku berpikir kenapa tiba-tiba ia ingin berangkat bersamaku. Dan kulihat ia membawa sepeda. Apa dia menaikinya dari asrama ke sini?.pikirku heran.

Aku menggelengkan kepalaku cepat untuk berhenti memikirkan pertanyaan yang tidak ingin aku tahu jawabannya.

••••

Saat aku sampai di depan pintu lobby apartemen, dia lalu menghampiriku.

"Cepatlah, aku akan mengantarmu."
Dia menarik lenganku untuk membantuku berjalan menuju sepedanya.

Sebelum sampai di dekat sepeda, aku melepaskan genggamannya, karna aku merasa ada yang aneh dengannya yang membuatku ingin menanyakan langsung kepadanya.

Dia lalu menoleh kepadaku dengan bingung.

"Joo hyuk-ah, kenapa pagi-pagi begini datang ke apartemenku?." tanyaku dengan kikuk.

Dia menatap kakiku yang terluka, dan segera mengalihkan pandangannya ke wajahku.
Dia menatapku dengan berkacak pinggang dan mendengus kesal. "Omo." dia menaikan dagunya. "Yaa, apa kau sedang mengejekku!"ucapnya ketus menatapku tajam.

Aku hanya menatapnya bingung. "Apa maksudmu?" tanyaku polos.

Dia menghela nafas panjang, "Yaa! untuk apa lagi!"Dia menatap kakiku yang terluka.

"Kajja, aku akan mengantarkanmu ke sekolah." Dia menarik tanganku cepat untuk duduk di belakangnya kulihat punggung indahnya. Dia mengayun pedal sepedanya cepat yang membuatku refleks memegang pinggangnya. Dia mungkin menyadarinya, tiba-tiba ia mulai mengurangi kecepatannya diikuti dengan nafas terengah-engah.

Sepertinya aku merepotkannya, karna harus melakukan ini kepadaku.

"Nam joo hyuk." ucapku lembut dengan mendongakan kepalaku.

Dia menoleh kepadaku. Kulihat keringat yang mengucur di pelipisnya, ingin rasanya aku mengusapkannya dengan sapu tanganku.

"Wae." jawabnya datar dengan suara yang terengah-engah.

"Apa kau bela-bela naik sepeda hanya untuk menjemputku karna merasa bersalah atau..."tanyaku terputus, saat dia mulai memotong pembicaraanku. "Ne, tapi lebih tepatnya aku menghawatirkanmu." jawabnya dengan menoleh kepadaku.

Sontak aku tertegun mendengar jawaban itu. Aku hanya bisa terdiam menatapnya. Aku pun tidak ingin terjebak dalam perasaan ini dan aku memilih mengalihkan topik pembicaraan.

"Tapi, kenapa kau memilih naik sepeda, dan bukannya kita bisa naik bus atau taksi?" protesku.

Dia terdiam sejenak, "kar-na, aku tidak punya uang, walaupun aku punya uang, aku juga tidak akan mengajakmu naik kendaraan itu. Aku lebih memilih mengajakmu jalan kaki." ucapnya terbata-bata dengan memanyunkan bibirnya.

"Dasar! Pelit!"dengusku kesal dengan memicingkan mata.

" bilang saja jika kau memang tidak ingin mengajakku."gerutuku dengan berbisik pelan.

My friend is idol [FF Suga] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang