Tersadar aku dari terlena, membuatku tak berkutik, kata-kata ini penuh perenungan panjang, walau sederhana bak goresan pedang.
Engkau kira merangkai benang kusut menjadikannya pakaian hangat, hanya sebatas kata-kata?
Engkau boleh berteori sepuasmu. Beretorika sesuai keinginan. Mengerjakan apapun sesuka hatimu. Tapi ingat, jarum jahit tidak menjahit sendiri, ia ditopang oleh tangan-tangan terampil yang menjadikannya sehelai selendang.
Mungkin sehelai selendang, biasa kedengarannya.
Tapi dengan itu aurat telah kau jaga, sehelai kain yang membungkus kepalamu, kharaktermu telah kau bentuk, dialah ciri seorang muslimah, insyaallah membebaskanmu dari gelora api neraka.Ah,,,,Aku tahu itu, biasa aku mendengarnya!
Tapi, apakah hatiku telah sekeras batu?
Sulit menerima kebenaran walaupun itu menyakitkan?
Aku selama ini terlena
Terlena dengan kehidupan
Kehidupan yang singkatKini, DIA Mengetuk hatiku,
Memberikan goresan rasaNya
Ditengah kegalauankuRangkaian sketsa ini telah kumulai!.
Memperbaiki apa yang telah suram!Kini ku berlari mengejarNya!
Mereka pun mengatakan. . .
Selamat datang di cahaya islam
wahai Hamba allah yang Beriman!
KAMU SEDANG MEMBACA
Viva La Pharmacist
Short StoryMahasiswa Farmasi yang mengamati indahnya dunia maya dibanding dunia nyata. Sebagai pelampiasan bahwa hidup di Farmasi tidak sepahit Obat yang kita racik. Percayalah. Semua akan indah pada waktunya.