If You Come To Me

106 7 2
                                    

Arrggghhhhh..... entah kenapa sejak aku mengungkapkan perasaanku pada Joanne rasanya detak jantungku berdetak lebih cepat. Dia tak menjawab pernyataan cintaku, dia hanya meninggalkanku begitu saja dengan 1000 tanda tanya. Tuhan, apakah aku salah mencintai Joanne? sementara disisiku ada Stevanny.

Seharian tak ada satupun mata pelajaran yang singgah masuk di pikiranku. JOANNE, yah hanya nama itu yang sejak kemarin menganggu tidur dan pikiranku. selama aku belum mengetahui bagaimana perasaan Joanne kepadaku, selama itu pula pikiran dan perasaanku akan gelisah, padahal 1 bulan lagi Ujian Akhir akan di laksanakan. Tak jarang aku membuntutinya dengan menggunakan mobil Vw Beetle kesayanganku.

2 minggu sudah Joanne menmembuatku menunggu tanpa kejelasan, sementara dirinya dan Ryan makin terlihat dekat, sering kali mereka jalan berdua membuat hatiku porak poranda. sementara aku terlalu sibuk akan Joanne, hubunganku dengan Stevanny makin memburuk, tak jarang kami bertengkar hanya karena hal sepele.

"aku tunggu kau ditempat biasa Jam 4 Zoey, ingat jangan telat." sebuat memo kecil yang diberikan Stevanny padaku saat makan siang.

"tumben stevy ngajak aku ketemuan, biasanya juga ngga. ya sejak pertengkaran hebat kami kemarin. aku dan Stevy saling diam dan tak berkomunikasi." dan kenapa sekarang dia mengajakku bertemu?

Begitu jam pelajaran berakhir langsung kupacu mobil kesayanganku membelah jalanan kota Sligo disore hari. Masih ada waktu untuk bersiap-siap, sekarang jam 3.15 setidaknya jalanan tidak terlalu ramai jadi aku tak harus terburu-buru apalagi rumahku tidak begitu jauh dari sekolah. aku penasaran akan apa yang Stevy katakan padaku. apakah dia bosan padaku?

"ahhh.... buang pikiran burukmu Zoey, semuanya akan baik-baik saja.minta maaf padanya, jangan mengharapkan yang tidak pasti." gumamku .

Waktu berlalu sangat cepat, hingga aku tak sadar sudah sampai dirumah. aku hanya memarkirkan mobilku di depan pagar, aku ingin cepat-cepat menuju tempat janjian kami. pantang bagiku membuat wanita menunggu, itu yang selalu Dad katakan padaku.

Kini aku telah berada di kafe, tempat yang Stevy maksud, sengaja aku pilih meja tepat di dekat jendela agar aku melihatnya kalau ia tiba, untuk membuang sepi ku keluarkan kamera Canon DSLRku, kupandangi beberapa foto-foto joanne yang sedang tersenyum, foto-foto ini aku ambil secara diam-diam saat ia sedang berada di Taman sekolah. Tiap melihatnya tersenyum membuat hatiku terasa damai. Ahh ya sejak melihatnya pertama kali sebagai murid baru, aku telah jatuh cinta padanya.

Dari jauh aku melihat Stevany sedang menyebrang jalan dan sebelumnya turun dari sedan Sport yang dikendarai seorang pemuda, dan mereka terlihat cium pipi kanan dan kiri. Tunggu apa maksudnya mereka cium pipi kanan dan kiri? aku tahu sekali kalau Stefany hanya anak tunggal.sedangkan pemuda itu, usianya kira-kira tak beda jauh dariku.

Segera kumasukkan kameraku dan memanggil pelayan untuk membayar pesananku kemudian meninggalkan kafe ini sebelum Stevy melihatku. Sayang aku terlalu lama beranjak karena pelayan kafe ini menyebalkan karena saat akan membayar pelayan meminta uang kecil, karena uang yang aku berikan uang pecahan besar.

"Hey kau mau kemana, kita belum bicara." Ucap Stevy yang tiba-tiba sudah ada di sampingku

"Urusan kita telah selesai Stef,apalagi yang harus dibicarakan?" Jawabku dengan nada emosi.sementara si pelayan yang sejak dari tadi berdiri di depanku tak juga pergi, aku pun menatapnya tajam sehingga akhirnya ia meninggalkanku dan Stevy.

"Kau ini Kenapa Zoe? kenapa emosimu meletup-letup? jelaskan padaku." tanya Stevy dengan wajah seribu tanya.

"Siapa Pemuda yang mengantarmu tadi Huh?" tanyaku tanpa basa-basi. bisa kupastikan raut wajah Stevy berubah drastis setelah mendengar pertanyaanku tadi.

"Umm.. baiklah aku rasa aku harus jujur, pemuda tadi adalah tunanganku Zoey, maafkan aku harus mengatakannya padamu, aku tahu aku tak pantas untukmu, sejak perubahan sifatmu itu membuatku untuk menerima tawaran daddy untuk bertunangan dengan anak Kliennya. Maafkan aku Zoey." ucapnya panjang lebar sambil menggenggam tanganku.

"Oh...Yeah.... Oke... Kita PUTUS, sekarang terserah padamu, selamat berbahagia Stevany, sudah lama aku menginginkan ini." Umpatku kasar dengan emosi yang memuncak.

"Praaaang...." kupecahkan gelas yang sedari tadi aku pegang dn kemudian keluar dari kafe itu. aku tak peduli lagi pada stevany atau gelas yang kupecahkan tadi, aku hanya ingin bertemu Joanne segera.

Tuhan.... Apa lagi ini, tega-teganya dia menyakitiku seperti ini, apakah ini balasan akan sikapku padanya? sementara aku sendiri belum terlalu jauh. Akhirnya kuputuskan untuk kerumah Joanne, aku ingin menagih janji soal pernyataan cintaku kemarin yang belum dijawabnya.

Tak sampai 30 menit perjalanan dari kafe, sekarang aku sudah berada di depan rumah Joanne, aku harap dia sedang dirumah. Dari luar terlihat biasa saja, terlihat sebuah motor sport berwarna hitam terparkir di depan rumahnya, aku ragu untuk mengetuk pintu, mungkin dia sedang ada tamu atau bisa saja itu motor kakaknya.

"Sudahlah Zoey jangan putus asa, bukankah sekarang kau sudah bebas? tak ada ikatan dengan gadis manapun sekarang kau bisa bersama Joanne."

"Tok..Tok..Tok..." setelah 3 kali mengetuk terlihat seorang Pria kekar membukakanku pintu, dan mempersilahkanku masuk kedalam rumah.

Setelah mengutarakan maksud kedatanganku, pria itu mempersilahkan aku untuk duduk, dan pamit sebentar kebelakang. Aku penasaran akan seluk beluk rumah Joanne, dan aku ingin berkeliling sebentar, apalagi sebelah ruang makan ada sebuah pintu kaca yang memisahkan ruang makan dan taman samping.

"Ternyata Orang tua Joanne juga menyukai tanaman, akupun juga begitu, Daddy sering mengajakku ke taman bunga di rumah kami kala pagi atau sore hari untuk menyiram bunga-bunga. semua bunga yang ada di taman ini terlihat indah bahkan ada yang langka. saat sedang asyik memperhatikan bunga dan tanaman yang ada sekilas aku mendengar suara percakapan. Aku sangat mengenal dua suara ini.

Dari sela-sela dinding pemisah aku melihat Ryan dan Joanne duduk disebuah kursi rotan, terlihat lengan Ryan diletakkan di sandaran sofa dan telapaknya mengelus-elus bahu Joanne, keduanya terlihat sangat akrab. mendadak jantungku berdetak dengan cepat apalagi terdengan Ryan meminta Joanne untuk menjadi kekasihnya, dan tanpa berlama-lama Joanne mengiyakannya.

Pupus sudah harapanku untuk menjadikan Joanne kekasihku.... mungkin saat ini aku belum beruntung menjadikannya keksaihku tapi suatu hari kau akan menjadi kekasihku Joanne..

Do you know when you go when you give it all away

I'll be there for you, care for you

Love you everyday oh baby

And do you feel the same for me?

Everyday you're away

And I feel a little low

I would cry for you, die for you

Just to let you know oh baby

And if you come to me you know I'll make it right

Baby, don't you know?

You gotta slow down before you know

You gonna brake down and turn around

Before you know, you go and break my heart

When will you learn to be

A little helpful when you think of me

A little careful when you're close to me

Coz baby I loved you from the start

sorry kalau updetannya pendeek bgt... selamat membaca... jangan lupaa Vommentnya ditunggu yaa...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When You Tell Me That You Love MeWhere stories live. Discover now