| Pertemuan |
Keira terus menggerutu ketika mobil sang Mama yang tidak kunjung bergerak. Sesekali ia melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya, pukul 07.10 masih ada dua puluh lima menit sebelum gerbang sekolah ditutup rapat. Ia bergerak gelisah, memukul-mukul pahanya, mengomel pada jalanan Jakarta yang selalu macet.
"Ma, ini mah Keira udah pasti terlambat." adunya ke Mama.
"Salah siapa? Kamu kan yang kesiangan." balas Mama tak mau disalahkan.
"Mama seharusnya bangunin Keira pake cara laen kek, disiram kek, dipaksa bangun kek,"
"Mama seharusnya bangunin Keira pake cara laen kek, disiram kek, dipaksa bangun kek." ulang Mama. "Suruh siapa pintu kamar dikunci?" Keira berdecak.
"Nggak usah masuk ya Ma? Sekali aja, plis...." Keira merayu. Ia takut banget kalau harus dihukum, bisa-bisa Keira disuruh bersihin toilet sekolah. Demi apa pun Keira tidak mau melakukan itu.
Mama melajukan mobilnya ketika mobil di depan bergerak pelan. "Kamu udah kelas tiga ya, mana bisa bolos bolos kayak gitu. Nggak boleh. Tetap masuk. Kalau dihukum itu tanggung jawab kamu."
Keira cemberut. "Ma, kalau cuma dihukum berdiri di depan kelas gak masalah deh, nggak malu-malu banget. Ini tuh bersihin toilet Ma, TO-i-LET. Omg!"
"Itu bukan urusan Mama." jawab Mama telak.
Nyapu aja Keira jarang apalagi kalau harus disuruh bersihin toilet, Mamanya kadang terlalu terobsesi dengan tanggung jawab. Keira menghirup nafasnya dalam-dalam tinggal sepuluh menit lagi tapi ia masih jauh dari sekolah, fix dia terlambat.
[]
Karung ada ditangannya, tidak perlu menyewa orang jenius untuk menjawab apa yang sedang ia lakukan. Ia dihukum. Dan hukumannya adalah mengambil daun-daun kering yang jatuh di taman belakang sekolah tanpa sapu.
"Apa gunanya ada tukang bersih-bersih kalau harus gue yang nyomot ini daun!"
Ia berjongkok untuk mengambil beberapa daun didekat pohon besar. "Ugh!!! Banyak banget sih daunnya!"
Tadinya Keira bernafas lega karena tidak harus membersihkan toilet tapi ia harus menghapus ucapannya. Area belakang sekolah itu jarang dibersihkan jadi tidak heran jika banyak daun-daun kering yang tergeletak disana. Apalagi mitosnya di tempat ini banyak hantunya. Keira jadi merinding. Ia cepat-cepat mengumpulkan daun.
Sekarang ia bergerak ke tempat pohon besar satunya dan mengernyit ketika melihat kaki seseorang, ia mendekati pohon itu. Lalu menemukan siswa sedang tidur dengan earphone terpasang dikedua telinganya, ini masih jam pelajaran, dan itu artinya cowok ini bolos pelajaran.
Keira mengamatinya, cowok itu melipat tangannya di depan dada, nafasnya teratur, hidungnya mancung, wajahnya tirus, Keira mengernyit saat menemukan tahi lalat di sekitar dagu dan bekas robekan di dahinya.
Dia kayak...
"Ehm!"
Keira tersadar dari lamunan, untung saja jantungnya tidak copot. Kemudian cowok itu berdiri membuat Keira memundurkan badannya.
"Keira Anastasya...." cowok itu membaca nametagnya, ia tersenyum miring.
"Kenapa deh lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
Teen FictionRasa ini tersimpan rapi didalam hati Tidak ada satu orang pun yang tahu Sampai kapan pun tak kan tahu Apa yang kurasakan terhadapmu